Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sultan Abdul Hamid II, Khalifah Terakhir Pelindung Palestina

Topswara.com -- Sultan Abdul Hamid II dilahirkan di Istanbul, Turki pada Rabu 21 September 1842. Nama lengkapnya adalah Abdul Hamid bin Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad. Dia adalah khalifah terakhir negara adidaya Khilafah Islam sebelum diruntuhkan pada 3 Maret 1924.

Pada masa itu, Islam yang telah berjaya menguasai 2/3 dunia selama 13 abad lamanya dihapuskan dalam tata dunia oleh Barat. Meskipun kekuatan pemerintahan Khilafah Ustmani pada masa beliau sudah tidak sekuat pendahulunya Muhammad Al-Fatih, namun Sultan Abdul Hamid II dengan segala daya yang ada tetap melindungi Negara Islam. Beliau terus berupaya mempertahankan tegaknya ajaran Islam di wilayah kekuasaannya dari berbagai macam bahaya yang mengancam khususnya kekuatan Barat dan zionis Yahudi.

Zionis Yahudi masih berambisi mendapatkan tanah suci Palestina milik umat Islam. Sultan Abdul Hamid II tak pernah berubah pikiran. Beliau berkali-kali menolak permintaan tokoh pendiri negara zionis Israel Theodor Herzl agar memberikan sebagian wilayahnya di Palestina untuk bangsa Yahudi. Sehingga pada masa pemerintahannya beliau harus berhadapan dengan manuver orang-orang zionis Yahudi durjana.

Pada 1902, tanpa rasa malu Herzl menghadap Sultan Abdul Hamid II. Kedatangan Herzl ini bertujuan untuk menyogok Sultan Abdul Hamid II agar beliau mau memberikan tanah Palestina. Siantara sogokan yang disodorkan herzl adalah uang sebesar 150 juta poundsterling khusus untuk Sultan sendiri. Membayar semua utang pemerintah Ustmaniyah yang mencapai 33 juta poundsterling, membangun kapal induk untuk pemerintah dengan biaya 120 juta frank , memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga dan membangun universitas Ustmaniyah di Palestina.

Namun semua tawaran itu ditolak sultan. Sultan menghardik Herl seraya memberi peringatan, "Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina) karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan Palestina. Mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Silahkan Yahudi menyimpan harta mereka. Jika suatu saat Khilafah Turki Utsmani runtuh, kemungkinan besar mereka akan bisa mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Namun, selama aku masih hidup aku lebih rela menunjukkan pedang ketubuhku sendiri daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Khilafah Islamiah".

Seperti itulah ketegasan yang ditampakkan oleh Sultan Abdul Hamid II sebagai kepala negara yang melindungi segenap wilayah dan rakyatnya. Meski Barat saat itu memberi julukan Khilafah Usmani sebagai The Sick Man of Europe, namun tak ada satupun negara Barat yang berani melawan khilafah.

Ucapan sang khalifah masih sangat ditakuti oleh Barat apalagi entitas Zionis Yahudi. Rakyat Palestina hidup tenang dan damai dalam dekapan khilafah. Namun, lihatlah Palestina hari ini, ketika kapitalisme menguasai dunia bumi Palestina tak pernah tersenyum lagi. Sekolah, rumah sakit bahkan masjid menjadi incaran moncong tank zionis. Rumah, kantor dan perkebunan mereka dicuri oleh penduduk Yahudi dengan mudahnya. Air mata perpisahan dan kemarahan rakyat Palestina tidak pernah absen di setiap pagi dan malam mereka.

Tiada satupun pemimpin negeri-negeri Muslim yang bergerak mengirimkan tentaranya untuk berjihad mengusir penjajah zionis dari tanah Palestina. Mereka hanya sibuk mengecam dan mengutuk perbuatan zionis bahkan banyak dari mereka yang menormalisasi hubungan dengan pembantai saudara Muslimnya. Kecintaan pada dunia dan ketakutan pada kematian membuat mereka bersembunyi di ketiak Barat, sungguh biadab.

Selama kapitalisme masih bercokol, selama itu pula Palestina tidak akan bebas. Hanya dengan mewujudkan kembali perisai kaum Muslimin, yakni khilafah, yang akan membebaskan Palestina dari penjajahan. Segeralah bangkit dan berjuang mengembalikan tegaknya sistem Islam secara kaffah di muka bumi ini.[] Nabila Zidane
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar