Topswara.com -- Merespons persoalan pesantren dicitrakan negatif, Pengasuh Pondok Pesantren Syaraful Haramain Ustaz Ade Sudiana, Lc., mengingatkan bahwa perlunya waspada karena hal itu salah satu bentuk upaya islamofobia.
"Perlu kita waspadai, memang upaya Islamofobia itu terjadi didalam waktu-waktu belakangan ini," ucapnya dalam Podcast Sepulang Mengajar: Pesantren Sarang Kejahatan dan Menakutkan? di kanal YouTube Guru Muslim Inspiratif, Rabu (23/10/2024).
Ia memandang, ketika para kiai, ulama, mulai dikriminalisasi, maka tidak menutup kemungkinan, tempat yang memproduksi, mencetak dan melahirkan para ulama, ustaz, dai ini pun menjadi sasaran juga. Perlu untuk dipahami, adapun oknum yang melakukan tindakan yang tidak terpuji di pesantren baik guru maupun murid, itu bukanlah menjadi alasan utama untuk mencitra negatifkan pendidikan di pesantren.
Tindakan negatif atau kejahatan seperti bully, tawuran, pelecehan dan lain sebagainya, telah marak terjadi dimanapun. Namun ketika kejadiannya di pesantren langsung mendapat sorotan tajam karena pesantren dianggap 'sakral' atau benteng terakhir untuk mencetak generasi berakhlak mulia. Seperti diketahui, dari sisi pendidikan agama pun, pesantren jauh lebih banyak dibandingkan sekolah umum yang hanya dua atau tiga jam dalam seminggu.
"Untuk proporsional dalam menilai, bahwa kasus terjadi iya. Tetapi itu tidak banyak. Tidak bisa juga digeneralisir sampai pada tingkat, 'wah kalau mau menyekolahkan di pesantren ini jangan-jangan nanti kena bully! Memangnya kena bully hanya di pesantren? sekolah lain juga," cetusnya.
Ia melihat, sisi positif ketika terjadi kasus di dunia pesantren yang menjadi sorotan, tetapi kontrol masyarakat masih sangat kuat terhadap persantren. Jadi kalau kasus itu terjadi di sekolah umum itu sangat biasa. Tetapi kalau ini terjadi di pesantren, semua masih memperhatikan. Berarti sebenarnya, ada harapan besar terhadap pesantren, untuk menjadi lembaga pendidikan yang bisa membentuk karakter yang hebat anak didiknya.
Ia berpesan, agar para orang tua tidak perlu khawatir dengan berbagai isu negatif, jika ingin menyekolahkan anak-anaknya di pesantren.
"Pilihlah pesantren yang bisa sinergi, kredibel dalam mendidik anak anak. Kemudian bagi para pengurus tentu dalam keadaan seperti ini harus juga mengikuti perkembangan zaman, bagaimana mencitra baikkan. Kalau di luar sana ada yang berupaya mencitraburukkan ya kita harus mencitrabaikkan," paparnya.
Ia juga berharap, tidak hanya pihak pesantren, namun agar semua pihak bekerja sama, para wali murid dan kaum muslimin untuk turut serta menyebarkan konten-konten bagus dari pesantren.
"Ini dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan di pesantren bukan karena riya, bukan karena ingin pesantrennya terkenal, tapi justru untuk mengembalikan kepercayaan kaum muslimin terhadap pendidikan Islam. Karena kalau berbicara pendidikan Islam yang paling dekat kita cari ya di pesantren," pungkasnya.[] Tenira
0 Komentar