Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Persaingan Ketat Susu Impor, Peternak Sapi Buang Susu?

Topswara.com -- Peternak sapi perah dan para pengepul susu di Boyolali, Jawa Tengah menggelar aksi protes dengan mandi susu dari susu yang tidak diindustrikan di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengan pada hari Sabtu lalu tangga 9 November 2024 lalu. Penyebabnya adalah industri dituding lebih memilih menggunakan susu impor.

Aksi buang susu ini juga terjadi di Pasuruan, Jawa Timur yang dilakukan di area perkebunan. Ini merupakan wujud protes yang dilakukan oleh PT Nawasena Satya Perkasa (NSP), yaitu sebuah perusahaan pengepul susu. Aksi ini disuarakan karena terkait dengan pembatasan kuota kiriman susu ke pabrik pengolahan.

Industri Pengolahan Susu mengungkapkan alasan mengapa membatasi penyerapan susu dalam negeri dan lebih suka susu impor. Dikatakan oleh Sonny Effendhi, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS), pembatasan mau tidak mau industri karena kualitas susu peternak dalam negeri tidak sesuai standar perusahaan. (cnnindonesia.com, 11/11/24).

Polemik yang terjadi terkait susu impor dengan susu lokal diantaranya, pertama karena susu dalam negeri cenderung mengandung air, sugar syrup, dan bahan lainnya. Sehingga perusahaan industri memang lebih memilih untuk mengambil susu impor yang sesuai dengan grade mereka. 

Hal ini dikhawatirkan akan berdampak kepada masyarakat jika susu tersebut diloloskan tanpa sesuai standar BPOM. Kedua, selain dikarenakan kandungan susu dalam negeri yang tidak sesuai standarnya, dari sisi harga juga susu impor tidak jauh berbeda dengan susu lokal. Harga susu impor dengan susu lokal itu hampir sama. 

Ketiga, selama ini pemerintah kurang dalam mengontrol kehadiran susu dari luar negeri, tidak adanya pajak untuk susu impor sehingga susu impor bebas masuk menyaingi susu lokal.

Fakta yang terlihat di lapangan sudah jelas bahwa polemiknya adalah dari dalam negeri ini sendiri. Dimana kondisi susu dalam negeri yang tidak sesuai standar BPOM, lalu masuknya susu dari luar negeri dengan bebas ke negeri ini. 

Ironisnya mengapa negara diam saja dengan kondisi seperti ini? Mengapa negara tidak andil dalam menyelesaikan problem untuk mengatasi susu dalam negeri yang tidak sesuai standar BPOM? Seharusnya negara memfasilitasi dan memberikan penyuluhan disertai langkah konkret lainnya agar susu sapi perah dari negeri ini lebih berkualitas dan layak konsumsi.

Susu sendiri merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi, mudah dicerna, dan diserap sehingga menjadi salah satu minuman kaya nutrisi yang terkandung didalamnya seperti kalsium, protein, vitamin D, dan kandungan lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.

Allah telah menyampaikan dalam Al-Qur’an bahwa susu sangat bermanfaat, “Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minuman dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.” (QS An-Nahl [16]: 66).

Sistem ekonomi negeri saat ini akan efektif jika diterapkannya aturan islam dibawah naungan negara islam atau khilafah. Sistem ini akan mengelola sektor produksi susu. 

Pemimpin negara akan menjamin pemberdayaan sektor peternakan sapi dengan memfasilitasinya sebaik mungkin. Seperti dari segi modal usaha, fasilitas pengolahannya, penyimpanan, sampai penyaluran susu sapi perah tersebut.

Negeri ini pun tidak ketergantungan dengan susu impor, karena sudah difasilitasi oleh daulah Islam. Khalifah juga akan sangat peduli terhadap kesehatan masyarakatnya dari segi pemenuhan nutrisi dan gizi, serta para peternak sapi perah pun akan sejahtera.
Begitulah gambaran sistem yang merupakan rahmatan lil’alamin. 

Wallahu’alam Bishawab.


Oleh: Yolanda Anjani, S.Kom.
Aktivis Dakwah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar