Topswara.com -- Serangan brutal Israel di Palestina sejak 7 Oktober 2023 mengakibatkan lebih dari 11.825 pelajar tewas. Menurut laporan Kementerian Pendidikan Palestina pada Selasa, 29 Oktober 2024, pelajar yang terbunuh tidak hanya di Gaza, juga di Tepi Barat.
Kementerian Pendidikan Palestina mengungkapkan bahwa di Gaza pembunuhan terhadap anak usia sekolah mencapai 11.057 jiwa dan lebih dari 16.897 lainnya terluka. Pada kalangan mahasiswa sebanyak 681 orang terbunuh dan 1468 orang lainnya luka-luka sebagaimana dilansir Anadolu Ajansi, Jumat 11 November 2024 (detik.com).
Sungguh miris yang terjadi di Gaza, Palestina ini. Konflik yang terjadi selama bertahun-tahun lamanya tak kunjung usai. Penduduk benar-benar mengalami pembantaian besar-besaran yang dilakukan oleh kaum Yahudi Israel laknatullah demi ingin memperebutkan tanah yang sesungguhnya bukan haknya.
Bahkan korban meninggal dan luka-luka dialami tidak sedikit anak-anak dan wanita. Israel laknatullah membabi buta untuk memusnahkan penduduk Gaza, Palestina tanpa aturan sama sekali.
Penduduk rela mengungsi dari tempat tinggalnya yang telah dibombardir. Kemudian yang terjadi penyerangan terus terjadi tanpa berhenti dengan menghabisi penduduk dan menghancurkan bangunan-bangunan yang ada di Gaza, Palestina tersebut.
Tidak hanya itu. Penderitaan yang dialami penduduk Gaza, Palestina makin berat karena diamnya para penguasa negeri-negeri Muslim yang seharusnya berupaya untuk menyelesaikan masalah.
Namun ternyata juga tidak bisa berbuat apa-apa penyelesaian ini pun tidak dapat dilakukan secara sendiri atau individu tetapi harus ada daya dan upaya seluruh penduduk Muslim untuk bersatu melawan Yahudi laknatullah ini. Umat Muslim seluruh dunia harus bersatu bahu-membahu, berjuang bersama melawan dan mengusir penjajah Yahudi dari Palestina.
Karena sesungguhnya Muslim itu satu tubuh, di antara ada yang kesakitan maka yang lainnya ikut merasakan sakit pula. Namun tidak dipungkiri bahwa pemahaman keluarga Muslim tentang kedudukan tanah Palestina yang berbeda-beda. Akibatnya pandangan tentang masalah dan juga solusi yang diambil pun berbeda-beda.
Ketika bencana yang dialami saudara-saudara kita hanya dipahami sebatas kemanusiaan maka yang mereka melakukan sekadar mengirim bantuan dana, makanan, pakaian, doa dan memboikot barang-barang Yahudi.
Padahal aktivitas tersebut belum cukup jadi solusi atas masalah Palestina ini. Perampasan tanah kaum Muslim oleh entitas Yahudi haruslah dengan mengerahkan pasukan militer untuk mengusir penjajah Yahudi di tanah Palestina.
Sejak tahun 1924 berawal dari runtuhnya kekhilafahan di Turki Utsmani menjadi negara sekuler Turki yang diprakarsai oleh agen Inggris yang bernama Mustafa Kemal Attaturk menjadikan negara dengan sekat-sekat nasionalisme. Termasuk pula awal malapetaka umat Muslim dan juga malapetaka bagi Palestina.
Umat harus menyadari bahwa sejarah telah menunjukkan pernah adanya khilafah maka umat bisa hidup damai tanpa keterpurukan seperti ini. Karena khilafah adalah perisai bagi kaum Muslimin, tanpa khilafah umat muslim terutama Palestina akan terus terjajah.
Untuk itu satu-satunya solusi hakiki untuk menolong dan memperjuangkan Palestina adalah dengan tegaknya khilafah dan dengan hadirnya khalifah maka akan sigap dan tegas dalam mengusir dan memerangi kaum Yahudi Israel laknatullah. Demi kemerdekaan Palestina umat tidak butuh apa-apa, hanya khilafah solusinya agar sekat-sekat negara atau bangsa akan tercerai.
Maka persatuan umat pun akan terwujud dan penjajah Yahudi akan mudah diperangi serta diberantas dengan jalan jihad.
Untuk itu, marilah kita semua mewujudkan persatuan itu dengan cara memulai dari diri sendiri, kemudian juga berjamaah bersatu dalam bermasyarakat maupun bernegara dengan jalan dakwah.
Bagaimana caranya yaitu membangun pondasi dalam diri sendiri yaitu tentunya dengan memperkokoh keimanan dan melakukan pembinaan intensif untuk mengkaji pemikiran Islam. Karena pentingnya Islam sebagai jalan hidup seorang Muslim.
Islam tidak hanya sebagai agama ritual saja yang melingkupi shalat, zakat, puasa, haji. Namun tidak berhenti di sini saja Islam adalah mabda atau ideologi. Ya itu sistem hidup yang mengatur kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Dengan berislam secara menyeluruh akan bisa membangun kepribadian Islam secara menyeluruh pula. Tidak hanya mengambil hukum sebagian saja dan mengabaikan yang lainnya.
Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setannya. Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu" (QS. Al-Baqarah: 208).
Selain itu kita sebagai umat Islam juga harus bisa membongkar makar dan propaganda penjajah (musuh Islam) agar umat tidak mudah terperdaya oleh narasi yang mereka kampanyekan. Justru kita harus bisa meluaskan pemikiran dan opini Islam melalui tulisan, media, interaksi masyarakat secara langsung dengan cara berdakwah agar umat atau masyarakat tersadarkan betapa pentingnya kehidupan sistem Islam diterapkan.
Dengan berdakwah amar makruf nahi mungkar maka kita akan meruntuhkan sekularisme yang menjadi biangnya permasalahan-permasalahan yang muncul dan terjadi di negeri-negeri muslim ini. Islam akan mengajak umat/ masyarakat berpikir ideologis yakni pemikiran yang mempunyai pandangan khas terhadap alam, manusia dan kehidupan. Islam juga mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan dengan nyata dan jelas.
Dengan upaya ini yaitu kesadaran yang shahih dan pemikiran yang cemerlang, maka umat akan menemukan solusi untuk Palestina yang bukan hanya sebatas bantuan kemanusiaan tetapi sebagai solusi tuntas, solusi hakiki yang datang langsung dari hukum Allah SWT sebagai upaya pembebasan negara dari penjajahan kaum kafir Yahudi Israel.
Akan berlaku juga bagi negara-negara lain yang masih terjajah politik dan ekonominya oleh ideologi sekuler kapitalis. Khilafah Islamiah adalah perisai bagi kaum Muslim termasuk juga Gaza, Palestina.
Untuk itu mari kita wujudkan bersama, kita persatukan dalam kesatuan pemikiran dan perasaan umat terhadap Islam untuk mewujudkan Islam tegak kembali dalam satu kepemimpinan Islam menuju Daulah Islamiah. []
Oleh: Dwi Sukandari
(Guru TPQ di Bantul, DIY)
0 Komentar