Topswara.com -- Akitivis Muslimah Inggris Nazreen Nawaz mengatakan klaim Barat bahwa kesetaraan gender adalah cara untuk menjaga martabat perempuan tifak lebih dari penipuan.
"Klaim Barat bahwa 'kesetaraan gender' adalah cara untuk menjaga martabat perempuan tidak lebih dari sekedar penipuan," ungkapnya dalam buku yang berjudul Mengkritik Feminisme, pada tahun 2019.
Ia mengungkapkan, telah terbukti selama beberapa dekade terakhir. Telah makin terang terungkap bahwa konsep feminisme khususnya kesetaraan gender yang telah berusaha menyetarakan hak, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan di dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, telah berfungsi sebagai satu kekuatan yang paling merusak pada pernikahan, peran keibuan, dan unit keluarga.
"Kesetaraan gender dan ide-ide feminis lainnya juga disebarkan dengan kedok istilah manis seperti 'pemberdayaan perempuan, hak-hak perempuan dan 'keadilan gender' untuk memikat perempuan dan masyarakat umum agar mendukung seruan mereka. Namun, ini adalah penipuan, karena eksperimen berbahaya dalam rekayasa sosial ini mengakibatkan berbagai konsekuensi yang berbahaya dan kesengsaraan yang tak terungkapkan bagi perempuan, anak-anak mereka, dan struktur keluarga umumnya, serta masyarakat secara keseluruhan.
Ia menilai, adalah sikap yang irasional level tinggi jika kaum muslim percaya pada seruan kesetaraan gender, Ibaratnya seperti menggali air di sumur yang kering. Ia juga menambahkan, ide feminis atau kesetaraan gender yang telah di propagandakan melalui kampanye hingga undang-undang atau kebijakan justru terbukti sia-sia dalam menyelesaikan segala problem perempuan, contohnya kekerasan terhadap perempuan makin meningkat selama beberapa dekade ini.
Karenanya, ia menyeru agar kaum muslimah menolak ide-ide barat, termasuk ide feminisme dan kesetaraan gender yang telah terbukti cacat dan beralihlah kepada ide-ide Islam serta menerapkan sistem Islam untuk menyongsong masa depan.
"Hanya ideologi Islam yang diterapkan di bawah sistem khilafah yang menempatkan perlindungan perempuan sebagai pilar utama kebijakan negara di setiap tingkat yang mampu dengan sukses memberikan solusi bagi masalah ini. Sistem ini disampaikan oleh seorang laki-laki mulia, Nabi Muhammad Saw. yang tidak pernah mengangkat tangan untuk menyakiti istri-istrinya, kerabat perempuannya atau kaum perempuan lain pada umumnya," tutupnya. []Tenira
0 Komentar