Topswara.com -- Life Coach Inner Game Changer Ustaz Sonny Abi Kim, menjelaskan bahwa kebahagiaan akan hadir ketika mampu menjalani kehidupan dengan sepenuh hati.
"Kebahagiaan itu hadir ketika kita mampu menjalani hidup ini dengan sepenuh hati," ungkapnya dalam Bagaimana Menata Batin untuk Menjalani Hidup Sepenuh Hati? Di kalan YouTube Sonny Abi Kim, Jumat (29/3/2024).
Ia mengungkapkan, kebahagiaan akan ada dalam hati seseorang ketika ridha dengan apapun yang Allah berikan. Susah senang, kaya miskin, sakit sehat, semua adalah nikmat dari Allah. Ia mengutip hadis “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999).
Ia menjelaskan, yang dimaksud menjalani hidup dengan sepenuh hati adalah tidak terlalu pusing dengan masa lalu, karena masa lalu sudah berlalu, kalau ada kesalahan, banyak-banyak tobat kepada Allah yang Maha baik dan Maha pengampun.
"Kita juga enggak terlalu pusing dengan masa depan. Bukankah tugas kita hanya merencanakan dan melakukan yang terbaik! Selebihnya kita berserah kepada Allah," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa setiap hari adalah anugerah, setiap detik yang dilewati itu enggak akan kembali sampai nanti hari pembalasan. "Jadi kita manfaatkan jangan disia-siakan, kalau kita lengah dalam menghargai hari ini kita akan kehilangan begitu banyak momen yang berharga, kita sibuk tanpa hati mengejar apa-apa yang kita anggap akan membawa kebahagiaan, padahal bahagia itu ada di sini dan kini, bukan bahagia nanti bukan bahagia jika," urainya.
Ia memaprkan, tentu setiap orang pasti akan merasakan pergiliran episode kehidupannya. Kadang hari itu miliknya, kadang hari itu menimpanya, kadang hari itu membuatnya nyaman dan lapang. Tetapi kadang suatu hari mungkin akan merasa sangat sulit dan sempit, semua itu ada masanya kadang di atas kadang di bawah, mendapatkan kemudian hilang bertemu lalu berpisah, saling mencintai kemudian saling meninggalkan, hidup kemudian mati.
Semua itu mengajarkan agar jangan menggenggam terlalu erat, pada akhirnya harus rela melepaskan, karena sejatinya manusia enggak pernah memiliki apapun, maka hujamkan rasa qana'ah dalam jiwa.
"Apa itu qana'ah? Hati yang tenang, saat mungkin kita tidak memiliki apa yang biasanya dimiliki oleh manusia. Hati yang ridha terhadap bagian yang Allah tetapkan untuknya dan rasa ini akan mengantarkan kita pada nikmat selanjutnya," terangnya.
"Kita menjalani hidup dengan sepenuh hati memperbaiki diri, fokus memperbaiki diri sebagaimana kata para ulama berbahagialah bagi siapapun yang sibuk dengan aibnya sendiri sampai dia enggak sempat memperhatikan aib orang lain," jelasnya.
Sehingga, ia mengatakan kalau hari ini masih banyak orang yang menyukai, masih banyak orang yang mau mendengar keluh kesah, berhubungan, percaya sama diri ini itu bukan karena hebat, bukan karena mulia, tetapi Allah yang menutupi aib.
"Kalau saja terbuka aib kita, mungkin enggak ada orang yang mau dengerin kita, maka jangan sibuk dengan aib orang lain, karena aib kita juga banyak jalani hidup sepenuh hati, memperbaiki diri apalagi sibuk membongkar aib orang, bagaimana kalau Allah bongkar aib kita," imbuhnya.
"Maka teruslah berupaya agar menjadi diri yang semakin baik, sibukkan diri untuk sepenuh hati berbenah dan melakukan yang terbaik," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar