Topswara.com -- Life Coach Inner Game Changer Ustaz Sonny Abi Kim mengungkapkan alasan kenapa seseorang perlu lakukan healing (proses penyembuhan, baik secara fisik maupun emosional).
"Alasan kenapa kita perlu healing, karena di antara hal utama yang memberatkan kita atau setidaknya mengganggu langkah kehidupan kita, itu adalah beban batin," ungkapnya dalam video Memulihkan Batin dari Stress, Selasa (5/11/2024) di kanal YouTube Sonny Abi Kim.
Ia menjelaskan makna healing bukan sekadar jalan-jalan, tetapi memiliki makna yang lebih dalam yaitu proses pemulihan diri, sebuah perjalanan ke dalam diri. Dia menyebutnya dengan inner journey, yang efeknya proses itu akan memulihkan fisik, kondisi mental, emosional, sampai memulihkan jiwa dan kesadaran spiritual. Artinya, memang ada sebuah kondisi yang perlu dipulihkan di situ mungkin ada luka, sakit baik itu fisik maupun psikis. Luka atau sakit pada hakikatnya adalah kebaikan, itu bagian dari ujian sebagaimana ujian yang pada umumnya.
"Output dari ujian itu adalah kalau respon kita tepat akan menjadikan kita hamba yang lebih baik, respon itu dimulai dari dalam pikiran, perasaan baru setelah itu sikap, tindakan, dan pada akhirnya berpengaruh pada result, pada hasil," tambahnya.
Ia menjelaskan, banyak orang yang terkunci beban batin dalam dirinya sehingga berdampak pada kesehatan fisik. Strata tertinggi dalam kesehatan itu bukan hanya sekedar sehat fisik tapi juga afiat karena yang sehat itu belum tentu afiat," tambahnya.
"Dalam istilah yang sering kita dengar, di agama Islam itu, sehat wal afiat. Berapa banyak orang yang sehat badannya, tetapi gelisah pikirannya, resah hatinya, cemas siang dan malam, karena pada badan yang sehat, kembali lagi, belum tentu ada jiwa yang sehat. Ada perbedaan antara sehat dan afiat, maka diantara doa yang paling penting kalau kata Sayyidina Abu Bakar, mohonlah kepada Allah ampunan dan afiat. Karena sungguh seorang hamba itu tidaklah memperoleh karunia yang lebih baik setelah memperoleh keimanan dan afiat," urainya.
Sehingga, sehat lahir batin yang digunakan di jalan ibadah, bahkan untuk mengobati penyakit fisik pun itu seringkali perlu mendiagnosa pikirannya dulu, kejiwaannya terlebih dahulu, karena besar kemungkinan penyakit fisik itu akibat dari pikiran.
"Kita sering melupakan urusan qalbu, sering melupakan urusan inner game padahal diantara permintaan yang paling Allah senangi kata para ulama adalah permohonan diberikan afiat, sehat jiwa raga, ketenangan pikiran, perasaan, kelapangan dada dan mental kita, bahwa yang namanya ujian, kesulitan, beban adalah watak asli dari kehidupan yang mungkin kita terluka karenanya ada masanya kita mengalami luka, mengalami kesedihan, mengalami kecemasan, tapi kita perlu yakin pada setiap ujian itu selalu pas takarannya, Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, (Qs. Al Baqarah 286)," jelasnya.
Kemudian ia memaparkan kunci inner game untuk bisa healing. Pertama itu adalah penerimaan dan keberserahan.
"Kata M Scott Peck dalam bukunya The Roadless Travel bahwa akar dari semua gangguan jiwa adalah keengganan seseorang menerima kenyataan, bahwa kenyataan hidup itu yang memang tempat bermasalah, sulit dan lain sebagainya, orang itu akan kena gangguan jiwa kalau dia enggan menerima itu, maka satu-satunya hal yang paling efektif untuk menyikapi atau menghadapi masalah adalah dengan penerimaan, kerelaan untuk menerima kenyataan itu di samping kita tetap berusaha keras melakukan yang terbaik," terangnya.
Sehingga, ia menekankan, penerimaan dan kebersihan diri ini akan membuat hati dan pikiran seseorang tetap merasa damai meskipun sedang menghadapi konflik, meskipun sedang di tengah badai kehidupan, dan saat seseorang punya penerimaan dan keberserahan diri akan memunculkan juga yang namanya fighting spirit.
"Fighting spirit yang tinggi, kita semangat tetapi tetap damai, saat kita mengalami tekanan hidup yang berat," ungkapnya.
Kedua, membantu masalah orang lain. "Ini healing yang power full, jadi saat masalah kita enggak beres-beres,ncobalah sejenak saja kita berhenti turun dan bantu masalah orang lain. Sebagaimana kata Nabi “Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya” (HR. Muslim).
"Mungkin kita punya masalah tetapi kalau kita mau melihat ke bawah, banyak orang yang masalahnya jauh lebih berat dibandingkan kita, maka karena itu muncul lah rasa syukur mendadak kita lebih menghargai karunia yang lain, bukankah setiap satu kesulitan itu bersamaan dengan dua kemudahan," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar