Topswara.com -- Ketika melihat penderitaan yang terus-menerus dialami rakyat Palestina, hati kita terasa tersayat. Konflik ini telah berlangsung selama puluhan tahun, menyisakan luka dan trauma yang mendalam bagi saudara-saudara kita di sana.
Serangan Zionis Yahudi semakin membabi buta, membombardir wilayah-wilayah penduduk sipil tanpa belas kasihan. Anak-anak, perempuan, dan orang tua, tidak ada yang luput dari kekerasan tersebut.
Sebagaimana artikel yang dilansir Sindonews.com, menyebutkan bahwa Serangan udara Israel pada Sabtu malam telah membantai 73 warga Palestina di daerah permukiman di Beit Lahia, Gaza utara. Pemerintah negara-negara Arab tidak berkomentar atas serangan brutal tersebut.(20/10/2024). Sementara utusan PBB di timur tengah dan Para petinggi negreri muslim hanya bisa mengutuk serangan ini.
Faktanya memang demikian, negara-negara muslim yang seharusnya berada di garis depan untuk membela Palestina justru terdiam atau hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan kosong. Padahal, dengan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki, mereka sebenarnya mampu memberikan dukungan nyata.
Fenomena ini bukan sekadar menunjukkan kurangnya solidaritas, tetapi juga mencerminkan lemahnya komitmen para pemimpin muslim terhadap saudara-saudara seiman.
Salah satu faktor utama yang membuat negara-negara muslim terhalang untuk membantu Palestina adalah nasionalisme. Nasionalisme menciptakan batas-batas sempit yang membatasi empati dan solidaritas di antara umat muslim.
Padahal, Islam mengajarkan persaudaraan yang universal, tanpa melihat suku, bangsa, atau wilayah geografis. Palestina bukan hanya masalah Palestina, tetapi merupakan masalah umat Islam secara keseluruhan. Namun, di era modern ini, nasionalisme telah mengikis semangat persatuan itu.
Selain nasionalisme, keinginan untuk mempertahankan kekuasaan dan jabatan menjadi alasan lain bagi para pemimpin muslim yang enggan bertindak. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk mengamankan kedudukan dan kepentingan pribadi ketimbang bersuara lantang melawan kezaliman yang dilakukan terhadap Palestina.
Mereka takut kehilangan dukungan dari pihak-pihak tertentu atau negara-negara besar yang berpengaruh. Kepentingan pribadi dan kekuasaan telah membutakan mereka, hingga membuat mereka mati rasa terhadap penderitaan saudara-saudara mereka di Palestina.
Dalam situasi seperti ini, umat memiliki peran yang sangat penting. Kesadaran kolektif umat harus dibangun agar mereka tidak berdiam diri. Suara dan tekanan dari masyarakat dapat menjadi kekuatan yang mampu memengaruhi para pemimpin muslim untuk mengambil sikap yang tegas.
Umat harus bersatu, tidak hanya di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata. Tuntutan nyata harus diberikan kepada para pemimpin untuk menunjukkan keberpihakan yang jelas kepada Palestina.
Kesadaran umat untuk membela Palestina tidak hanya berakhir pada suara dukungan, tetapi juga mendorong mereka untuk berkontribusi nyata. Setiap langkah dalam membantu Palestina adalah amal yang memiliki pahala besar.
Bahkan, Rasulullah SAW menjanjikan keistimewaan bagi mereka yang membela kaum muslimin yang tertindas. Maka dari itu, umat Islam di seluruh dunia harus bergerak.
Mereka harus turut serta dalam segala bentuk dukungan, baik itu melalui materi, doa, maupun tekanan kepada pemimpin muslim agar segera mengirimkan bantuan yang signifikan.
Urgensi Khilafah sebagai Pelindung Umat
Dari semua peristiwa yang terjadi, satu hal yang tampak sangat jelas adalah kebutuhan umat akan sebuah payung perlindungan yang kuat, yakni khilafah. Khilafah bukan hanya konsep politik, tetapi adalah institusi yang bertujuan untuk melindungi umat Islam di seluruh dunia, termasuk Palestina.
Sejarah mencatat bahwa khilafah berperan sebagai perisai umat, di mana keadilan ditegakkan dan hak-hak umat Islam dijaga. Berdirinya khilafah akan menjadi langkah signifikan untuk menyatukan kekuatan umat Islam, tanpa terhalang oleh batas-batas negara.
Dengan khilafah, umat Islam memiliki satu komando yang bisa memberikan perintah untuk melindungi kaum muslimin yang tertindas, seperti halnya rakyat Palestina. Khilafah akan menjadi representasi umat Islam di dunia internasional yang mampu berdiri sejajar dengan kekuatan besar lainnya.
Namun, mewujudkan khilafah bukanlah perkara mudah, terutama ketika banyak umat yang masih terpengaruh oleh nilai-nilai asing dan nasionalisme. Oleh karena itu, dibutuhkan gerakan dakwah yang terus-menerus mengingatkan umat akan kewajiban mereka sebagai umat terbaik.
Dakwah bukan hanya mengajak kepada kebaikan, tetapi juga mengarahkan umat untuk menegakkan sistem yang benar, yakni sistem Islam yang kaffah (menyeluruh). Gerakan dakwah ini memiliki tugas penting dalam menanamkan kesadaran di kalangan umat bahwa pembelaan terhadap Palestina adalah bagian dari kewajiban.
Mereka perlu diingatkan bahwa Rasulullah SAW telah memberikan teladan dalam mendirikan negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh. Dengan memahami ini, umat akan tergerak untuk menuntut tegaknya khilafah yang dapat melindungi dan membela kaum muslimin di mana pun mereka berada.
Bergerak Nyata demi Palestina dan Umat
Pada akhirnya, melihat kondisi yang semakin memprihatinkan di Palestina, umat Islam tidak bisa lagi hanya berdiam diri. Mereka harus bergerak dengan segala daya dan upaya untuk mendukung saudara-saudara mereka di sana.
Para pemimpin muslim harus didesak untuk mengambil tindakan nyata, bukan sekadar mengecam tanpa aksi. Karena kecaman tanpa tindakan sama saja dengan sikap pasif yang tidak memberi manfaat apa pun bagi Palestina.
Lebih jauh, umat perlu menyadari urgensi berdirinya khilafah sebagai pelindung mereka. Khilafah adalah solusi yang dapat menyatukan dan melindungi umat Islam di seluruh dunia, membebaskan mereka dari penindasan, dan menegakkan keadilan.
Dengan adanya khilafah, umat Islam tidak perlu lagi merasa terasing atau lemah di tengah kekuatan besar yang sering kali bertindak tidak adil terhadap mereka.
Perjuangan dan pembelaan terhadap Palestina bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi adalah amanah yang diberikan Allah SWT kepada setiap muslim. Kita harus bangkit dan bergerak nyata, baik dengan suara, harta, maupun aksi untuk memberikan dukungan.
Umat harus bersatu, meninggalkan sekat-sekat nasionalisme yang memisahkan, serta menyadari pentingnya berdirinya khilafah sebagai satu-satunya pelindung yang hakiki.
Semoga dengan adanya kesadaran ini, umat Islam di seluruh dunia dapat bangkit dan bersatu dalam membela saudara-saudara mereka di Palestina. Mari kita wujudkan solidaritas yang tidak hanya berakhir di ucapan, tetapi dalam langkah nyata yang membawa perubahan.
Oleh: Rutin
Aktivis Muslimah Peduli Umat
0 Komentar