Topswara.com -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat populasi remaja dan dewasa muda yang signifikan 22,12 juta jiwa berusia 15-19 tahun dan 22,28 juta jiwa berusia 20-24 tahun.
Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama untuk remaja 10-17 tahun di Indonesia, hasil survei menunjukkan satu dari tiga remaja Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental setara dengan 15,5 juta remaja. Satu dari dua puluh remaja (2,45 juta) terdiagnosis gangguan mental.
Berdasarkan I-NAMHS (2022), gangguan mental yang paling banyak diderita remaja adalah gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7 persen, gangguan depresi mayor 1 persen, gangguan perilaku 0,9 persen.
Serta gangguan stres pasca trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5 persen. Tekanan akademik, perundungan siber, dan perubahan sosial budaya telah menciptakan lingkungan yang semakin menantang bagi kesehatan mental generasi muda. (timesindonesia.co.id/17/Oktober/2024)
Pemuda melambangkan kekuatan. Semakin banyak pemuda di suatu negeri maka seharusnya semakin kuat negeri tersebut. Namun tidak demikian pada faktanya. Saat ini banyak pemuda memiliki gangguan kesehatan mental dengan sebab yang bermacam-macam.
Masalah ekonomi, bully, FOMO, innerchild, dan lain sebagainya. Munculnya masalah-masalah tersebut karena kondisi sistemik yang telah menyerang seluruh lini kehidupan, sehingga menjadikan kehidupan ini terasa begitu sempit dan berat.
Pola pikir yang salah dalam menyikapi masalah justru semakin menambah daftar permasalahan. Diantaranya ada yang memilih bunuh diri, ada yang menjadi gila hilang akal sehat, dan penyakit mental lainnya. Amat disayangkan karena hal ini banyak menyerang kawula muda yang notabene mereka adalah generasi penerus bangsa.
Pemuda perlu mereset cara berpikir mereka tentang kehidupan, bahwa hidup ini tidak melulu tentang mengejar materi. Hidup ini adalah kesempatan mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat.
Ubah mindset dengan menguraikan 3 pertanyaan mendasar, darimana manusia berasal, untuk apa manusia hidup, dan akan kemana manusia setelah mati. Jawaban yang benar dari ketiga pertanyaan mendasar itulah yang akan mendasari setiap langkah manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia dengan benar.
Sesungguhnya manusia itu berasal dari Allah, hidup di dunia tugasnya beribadah kepada Allah sesuai dengan perintah dan larangan-Nya, karena setelah mati manusia akan kembali kepada Allah disertai pertanggungjawaban atas apa-apa yang telah dilakukannya di dunia.
Untuk menjalani kehidupan agar sesuai dengan perintah dan larangan Allah tentu membutuhkan ilmu untuk mempraktekkannya. Para pemuda usia remaja dan dewasa muda baik yang sudah menikah atau belum, semua wajib untuk menuntut ilmu agama.
Bekal ilmu agama yang membentuk kepribadian Islam pada seseorang akan membuatnya menjadi sosok yang lebih kuat. Menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah.
Kendati buruknya penerapan sistem kehidupan saat ini yaitu sistem demokrasi kapitalisme yang telah menyengsarakan rakyat, para pemuda harus memiliki visi dan misi untuk mengubah kondisi buruk ini menjadi kondisi yang baik dengan penerapan sistem Islam kaffah dalam kehidupan.
Hal ini perlu diperjuangkan bersama agar terwujud kehidupan yang diberkahi Allah, sehingga tidak ada lagi pemuda dengan kesehatan mental yang buruk namun berganti dengan pemuda bermental syuhada.
Wallahua'lam bishshawab.
Oleh: Iliyyun Novifana, S.Si.
Aktivis Muslimah
0 Komentar