Topswara.com -- Gen Z dikenal sebagai generasi yang lemah. Ibarat buah, Gen Z seperti stroberi. Generasi ini tampak bagus di luar, tetapi dalamnya rapuh. Seolah membenarkan anggapan ini, realitas menunjukkan banyak Gen Z yang gampang sekali terkena masalah dan mudah menyerah.
Kasus bunuh diri remaja yang makin sering terjadi, pengangguran karena tidak cocok dengan pekerjaan, dan gampang sekali terjebak FOMO adalah sedikit di antara banyaknya masalah Gen Z.
Kita khawatir dengan masa depan yang nantinya berada di tangan generasi semacam ini. Bisakah generasi ini menghadapi tantangan di depan yang makin besar? Lalu, bagaimana menjadikan generasi yang kerap kali dipandang suka mager dan rapuh ini agar bisa menjadi kuat dan tangguh?
Gen Z dalam Sistem Sekularisme
Gen Z dengan segudang masalahnya tidak terlepas dari asuhan sistem yang sekarang berlaku. Generasi ini tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang sekuler. Mereka dibesarkan dalam dunia yang mementingkan materi dan mengabaikan norma agama.
Generasi ini dibentuk untuk menilai segala sesuatu dari materi dan menjadikan kesenangan jasadiah sebagai kebahagiaan.
Pola didik yang bertumpu pada nilai materi menjadikan generasi ini hanya fokus mengejar prestasi akademik maupun nonakademik, nilai-nilai yang bagus, dan capaian di atas kertas. Mereka tidak ‘diisi’ dengan nilai-nilai agama yang menjadi panduan dalam menjalani setiap aktivitas.
Akibatnya, generasi ini sering kali tersesat ketika menemui masalah. Mereka menjadi mudah rapuh, kurang termotivasi, dan suka mengambil jalan pintas.
Inilah generasi yang menjadi hasil binaan sistem pendidikan sekularisme kapitalisme. Pola pikir dan pola sikap yang sekuler dan materialistis membawa mereka pada banyak permasalahan dan kerusakan.
Pembinaan Islam Kaffah
Sebagai muslim yang sadar, kita tentu tidak menginginkan generasi muda menjadi seperti demikian atau berlarut-larut dalam kondisi yang buruk ini. Tidak bisa dibiarkan sistem yang rusak ini terus merusak generasi muda kita.
Bagaimana kemuliaan Islam dapat terwujud bila generasi mudanya lembek dan jauh dari agamanya? Bagaimana Gen Z bisa menjadi pejuang Islam kaffah bila mereka tidak paham agamanya?
Karena itulah, dalam rangka ‘menyembuhkan’ generasi yang sakit ini perlu upaya nyata dan tepat. Tentunya, upaya tersebut tidak mengambil dari sekularisme yang notabene rusak. Upaya perbaikan dan sekaligus menyiapkan generasi ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah.
Beliau telah memberikan contoh bagaimana generasi dididik agar menjadi pejuang Islam yang tangguh. Melalui pembinaan-pembinaan Islam kaffah itulah yang beliau lakukan.
Pembinaan Islam kaffah tersebut berjalan dalam sebuah kutlah dakwah. Kutlah atau kelompok ini membina generasi sekaligus menghimpun mereka untuk bersama-sama berjuang menegakkan agama Allah. Karena itu, penting bagi generasi muda untuk menjadi bagian dari kelompok dakwah Islam kaffah.
Kelompok dakwah Islam kaffah ini melakukan pembinaan secara intensif sebagaimana di masa Rasulullah dahulu. Generasi dibina dengan tsaqofah Islam ideologis melalui proses berpikir sehingga membekas dan membangkitkan kesadaran.
Proses yang dijalani ini tentu membutuhkan waktu yang tak sebentar. Dalam perjalanannya pun menemui berbagai tantangan dan ujian. Namun, inilah yang menempa jemaah dakwah menjadi tangguh dalam segala keadaan dengan tetap berpegang pada akidah Islam.
Gen Z yang mengikuti pembinaan Islam secara intensif akan mampu berperan dalam perjuangan penegakan Islam kaffah dan menyingkirkan pemikiran rusak dari sekularisme. Mereka dengan segala potensinya mampu menjadi aktif dan kreatif menyampaikan dakwah Islam ke tengah masyarakat. Melalui tangan mereka, insyaallah kemenangan Islam dengan tegaknya khilafah dapat segera terwujud.
Ayo, Gen Z, buktikan bahwa kalian bukanlah generasi yang lemah dan gampang menyerah! Bergabunglah dengan kelompok dakwah Islam ideologis untuk mengkaji Islam secara kaffah. Bersabarlah dalam belajar dan persiapkan diri dengan sebanyak mungkin bekal karena perjuangan di jalan Allah ini menuntut keseriusan dan keikhlasan.
Yakinlah bahwa kalian mampu menjadi pemain penting dalam peradaban dengan menorehkan tinta emas kemenangan Islam yang mulia.
Oleh: Nurcahyani
Aktivis Muslimah
0 Komentar