Topswara.com -- Fenomena childfree mulai menjadi tren dan ramai untuk diikuti oleh perempuan. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) melakukan survei kepada kelompok perempuan dan ditemukan 71 ribu perempuan berusia 15 sampai 49 Tahun tidak ingin memiliki anak atau childfree (detikhealth, 12/11/2024).
Childfree pada perempuan di Indonesia terpantau telah meningkat dalam empat tahun terakhir ini. Sehingga satu dari 1000 perempuan di Indonesia diketahui telah memilih hidup dengan tidak ingin memiliki anak.
Alasannya sangat beragam dalam mengambil keputusannya ini mulai dari faktor kesulitan ekonomi, mengejar karier, karena gerakan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
Adapun faktor utama untuk menjadikan perempuan memilih childfree adalah masalah kesulitan ekonomi. Beban dalam masyarakat makin hari terus naik, biaya hidup tambah tinggi, semua serba mahal, pekerjaan yang sulit didapatkan. Karena menurut mereka dengan punya anak semakin mengurangi kesempatan mereka untuk berkembang dibidang yang lainnya.
Belum lagi adanya kekhawatiran sebagian pasangan muda dalam hal menafkahi dan membiayai tumbuh kembang anak sampai biaya pendidikan nantinya. Sehingga memutuskan untuk menganut childfree ini. Begitu juga perempuan pada hari ini lebih memilih karier yang tinggi diatas peran menjadi seorang ibu. Mereka menganggap memiliki anak akan menjadi penghambat kariernya.
Adanya gerakan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan atau disebut feminisme ini telah sangat masif mempromosikan bahwa perempuan bebas ingin punya anak atau tidak, sehingga sangat mendorong dan mendukung perempuan untuk melakukan childfree. Konsep yang mereka ikuti adalah my body my choice atau tubuhku pilihanku telah menunjukkan bahwa perempuan memiliki hak penuh untuk memutuskan mau tidaknya memiliki anak.
Kehidupan yang memisahkan dari agama ini atau sekuler menjadikan perempuan tidak percaya adanya konsep rezeki yang sudah ditetapkan oleh Allah. Childfree ini hanya mempertimbangkan manfaat dan kesenangan diri, sehingga mempunyai anak dianggap beban juga menambah kesulitan hidup tanpa adanya pertimbangan dari agama. Negara juga tidak ada jaminan dalam kesejahteraan kebutuhan keluarga.
Berbeda dalam aturan Islam yang menjadikan peran sebagai seorang ibu adalah suatu pekerjaan mulia. Menjadi ibu adalah suatu kehormatan yang diberikan oleh Allah kepada perempuan.
Dalam banyak hadis disebutkan bahwa surga ada dibawah telapak kaki ibu. Menunjukkan bahwa sangat besar kemuliaannya sebagai seorang ibu dalam Islam. Sebaliknya dalam aturan yang sekuler ini menjadikan peran sebagai ibu sebagai hal yang membebani perempuan.
Sebagai seorang ibu adalah yang paling berhak untuk dihormati karena dengan adanya ibu akan lahir dari rahimnya anak yang akan didik dan dibimbing menjadi hambanya yang bertakwa.
Islam juga memudahkan seorang ibu untuk menjalani perannya sebagai ibu dengan syariatnya mulai dari mengandung, melahirkan, mengasuh sampai mendidiknya dengan yang terbaik. Peran ayah yang wajib menafkahi istri dan anak-anaknya dengan makruf.
Islam juga telah menjamin dalam memberikan ketenangan kepada ibu dengan cara negara langsung menyediakan kebutuhan pokok masyarakatnya mulai dari pendidikan, kesehatan dan keamanan yang gratis.
Sehingga tidak ada alasan bagi perempuan untuk memilih tidak punya anak atau childfree karena semua sudah dipenuhi oleh negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh.
Alhasil fenomena childfree ini merupakan buah dari beban hidup manusia yang semakin tinggi karena banyak perempuan dan pasangan muda merasa khawatir jika punya anak tidak mampu untuk memberi kehidupan yang layak dan pendidikan yang berkualitas untuk anaknya.
Padahal di dalam Islam peran keibuan hal yang sangat mulia dan banyak pahalanya jika seorang perempuan memahami Islam dengan sempurna. []
Oleh: Dewi Nur Hasanah, S.Pd.I.
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar