Topswara.com -- Rasanya kehabisan kata-kata. Tidak habis pikir dengan kasus pelecehan pada anak-anak laki-laki oleh pimpinan panti asuhan di Tangerang.
Rupanya, penampilan islami dan wajah ramah itu, hanya topeng untuk menutupi kelakuan bejat yang sesungguhnya.
Ya, bagaimana bisa, seorang laki-laki dewasa 49 tahun, begitu tega melecehkan dan menyodomi laki-laki dibawah umur yang menjadi anak asuhnya. Umur segitu harusnya berwelas asih, bukan malah “memangsa” anak-anak polos yang seharusnya ia lindungi. Rasakan pensiun di balik jeruji besi.
Sebagai orang tua, kita menjadi was-was dan khawatir akan keselamatan anak-anak kita. Mengingat para predator seksual dan pedofil berkeliaran di luar sana. Lantas bagaimana cara memberikan perlindungan kepada buah hati?
Berikut bisa kita tanamkan untuk anak-anak, agar mampu melindungi dirinya:
1. Tanamkan Prinsip Berani karena Benar
Pahamkan perbedaan antara tindakan yang benar dan salah, serta konsekuensi dari setiap tindakan. Berikan contoh situasi sehari-hari di mana anak perlu bersikap berani karena benar. Misalnya menolak diajak ke tempat yang sepi atau ke ruangan tertutup berdua saja.
2. Tidak Takut pada Manusia
Dorong anak untuk tidak takut pada manusia. Walaupun kedudukannya lebih tinggi, seperti guru, ustad, paman atau kakeknya, mereka setara. Jangan mau diperbudak.
Anak boleh hormat dan takzim, tetapi tidak boleh takut pada mereka sebagai sesama manusia. Sehingga, jika ada sesuatu yang terasa tidak benar dari mereka, anak tidak ragu-ragu untuk menolak. Yang layak ditakuti hanyalah Allah Swt.
3. Jangan Izinkan Orang Lain Menyentuh Tubuhnya
Ajak anak mengenal bagian tubuhnya yang bersifat pribadi dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Ajarkan anak cara menolak dengan tegas dan sopan jika ada orang yang mencoba melanggar batas pribadinya. Jangan izinkan orang lain menyentuh bagian tubuhnya, terutama aurat. Itu adalah tubuh paling privasi dirinya.
Pekalah dengan sentuhan berbau syahwat. Lalu katakan penolakan. Seperti: ”Maaf, jangan sentuh saya!" atau "Itu membuat saya tidak nyaman."
4. Peka terhadap Tanda Bahaya
Ajarkan anak untuk memperhatikan tanda-tanda bahaya. Seperti perasaan tidak nyaman. Perasaan takut dan cemas saat bersama orang tertentu. Biasakan anak mengobservasi keadaan. Amati lingkungan sekitar dan perilaku orang lain. Jika anak merasa tidak nyaman, dengarkan dan percayai intuisinya.
5. Ajarkan Anak untuk Meminta Bantuan
Kenalkan anak dengan orang dewasa yang dapat dipercaya. Seperti guru yang terkenal penyayang anak, kerabat dekat, tetangga atau aparat. Ajarkan anak untuk meminta bantuan jika merasa terancam atau mengalami kekerasan seksual. Berikan nomor telepon darurat atau nomor telepon orang yang dapat dihubungi jika terjadi sesuatu.
6. Pantau Aktivitas Anak di Dunia Maya
Batasi waktu penggunaan gadget dan pantau aktivitas anak di dunia maya. Jelaskan tentang bahaya berkomunikasi dengan orang asing. Penting menjaga privasi. Jika perlu, gunakan fitur kendali orang tua pada perangkat elektronik untuk membatasi akses anak ke konten yang tidak pantas.
Oleh: Kholda Najiyah
Founder Salehah Institute
0 Komentar