Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Soal Fenomena Doom Spending, Pemerhati: Ini Akan Menjauhkan dari Konsep Hidup

Topswara.com -- Menyikapi fenomena doom spending (keputusan untuk membeli barang secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi, anggaran atau kebutuhan) yang terjadi pada generasi, Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wahidah Achmad mengatakan hal ini jelas akan menjauhkan generasi dari konsep hidup.

"Nah ini jelas akan menjauhkan mereka dari konsep hidup, bahwa hidup ini adalah untuk beribadah, bahwa harta yang diberikan oleh Allah itu ya sebenarnya harus dikelola dan untuk mendekatkan kepada nilai ibadah," ungkapnya di kanal YouTube Supermacy, Berhati-hati dengan Fenomena Doom Spending | Family Zone, Senin (14/10/2024).

Kemudian ia menjelaskan, fenomena tersebut akan menjerumuskan generasi pada perilaku-perilaku pelanggaran, dorongan untuk konsumtif, mendorong seseorang untuk mendapatkan uang dari manapun sekalipun mungkin itu dengan cara yang haram. "Jadi bagi mereka tidak ada lagi pembatas yang halal dengan yang haram," imbuhnya.

Tentu saja fenomena tersebut sangat berbahaya, karena generasi yang diharapkan adalah generasi Muslim khairu ummah, generasi yang punya tanggung jawab untuk masa depan. Bukan hanya masa depan dirinya keluarganya tetapi masa depan umat manusia.

Ia mengutip, Al-Quran Surah Ali Imran ayat 110:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ

"Kuntum khaira umma, kalian adalah sebaik-baiknya umat diantara umat yang lain, yang paling baik itu adalah umat Islam tetapi bukan hanya sekadar klaim pengakuan sebagai umat Islam. Mereka punya karakter, mereka punya ciri ukhrijat lin-nâsi dilahirkan itu untuk memimpin manusia. Memimpin, mengajak manusia kepada kebaikan, mengajak manusia kepada penghambaan kepada Allah," jelasnya.

Berikutnya mereka punya karakter, ta'murûna bil-ma‘rûfi wa tan-hauna ‘anil-mungkari. Mereka akan mengajak kepada kemakrufan dan mencegah kepada kemungkaran. Generasi yang seperti ini tidak mungkin lahir dari generasi yang menghabiskan waktunya untuk tadi doom spending.

Harus Diselesaikan

Ustazah Dede mengatakan, masalah doom spending yang sudah menyerang generasi muda ini harus diselesaikan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan dan mengobatinya

Pertama, perilaku seseorang itu tergantung dari konsep hidup. Tergantung dari bagaimana mereka (generasi) memandang kehidupan. Generasi-generasi yang diserang doom spending, itu karena lemah atau bahkan boleh jadi tidak memiliki konsep kehidupan.

Sedangkan, dalam Islam memberikan pandangan hidup, bahwa hidup ini adalah untuk beribadah, ada batasnya, nanti ada kehidupan yang akan datang di akhirat. Bagaimana pada saat itu masing-masing individu akan mempertanggung jawaban kehidupan dengan amal-amal di dunia.

"Prinsip ini dia akan menjadi pengendali, akan menjadi kontrol kalau tadi generasi doom spending, tadi tidak memiliki control, mereka cenderung untuk mengikuti keinginannya, hawa nafsunya. Nah generasi Muslim, mestinya menjadikan akidah Islam menjadikan keyakinan, bahwa hidup di dunia untuk beribadah dan akan dipertanggung jawabkan nanti di akhirat. Menjadi standar mereka dalam berbuat sehingga mereka akan memiliki petunjuk arah. Kalaupun mereka dianugerahi limpahan keuangan, akan mengelolanya dengan penuh tanggung jawab, apa yang harus dibeli mana yang idak boleh," paparnya.

Kedua, harus memahami konsepnya rezeki. Mengelola rezeki dari Allah. Bahwa Allah Maha pemberi rezeki, sehingga tidak usah khawatir dengan masa depan. Bahkan Imam Syafi'i sampai mengatakan bahwa antara rezeki dengan ajal itu satu paket. Ketika manusia masih memiliki usia, pada saat itu Allah akan memberikan rezeki, memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi ketika usia sudah selesai, ajalnya sudah tiba, maka tidak bisa menikmati rezeki itu.

Ketiga, putus asa terhadap masa depan. Tidak mengetahui lagi bagaimana merubah masa depan, yang sangat berat, tidak jelas bagaimana nasib generasi pada saat yang akan datang. Maka Islam memberikan jawabannya. Di dalam Islam ada mekanisme memberikan jaminan kesejahteraan kepada seluruh warga negaranya. Ini pula yang harus dijelaskan kepada generasi sehingga mereka tidak kehilangan arah, tidak putus asa. Mereka memahami bahwa kesulitan hidup, tekanan hidup saat ini disebabkan oleh pengelolaan sistem kehidupan yang salah yaitu sekularisme kapitalisme.

"Kita kenalkan kepada mereka, bahwa ketika Islam diterapkan secara kaffah oleh negara, bagaimana sistem ekonomi di dalam Islam akan mengelola harta dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, negara akan mengelola mengurusi harta milik umum, tambang, minyak, kemudian laut, kehutanan dan lain sebagainya air yang melimpah itu untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat," sambungnya. 

Keempat, fenomena doom spending akibat globalisasi dari sisi media. Banyak informasi-informasi yang menimpa generasi, tentang kehidupan. Bagaimana sulitnya kehidupan, kemudian termasuk solusi gaya hidupnya. Doom spending itu dikonsumsi oleh generasi saat ini tanpa saringan. Mereka menganggap bahwa itu adalah benar-benar solusi, mereka mengikuti gaya hidup yang sebenarnya bukan lahir dari akidah Islam.

"Nah karena itu, yang harus kita tanamkan pada generasi kita bagaimana mereka bertanggung jawab di dalam literasi. Jadi tidak semua informasi itu kita konsumsi atau diterima bulat-bulat, tapi kita punya penyaringnya, apakah informasi itu benar atau informasi itu salah," tegasnya.

Kelima, di dalam Islam ada penjelasan tentang pengelolaan harta, bahwa orang dilarang untuk menghambur-hamburkan harta. Di dalam Islam ada yang namanya tabzir

"Mubazir, ketika generasi kita memahami bahwa menghambur-hamburkan uang itu, doom spending itu, tidak sesuai dengan aturan Islam, semoga mereka akan menjauhinya. Salah satu dalilnya terkait dengan tabzir ini ada di dalam Quran ya surat al-isra surat 17 ayat 26 dan 27 

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

wa āti żal-qurbā berikanlah harta itu kepada kerabat, Wal miskina kepada fakir miskin. Jadi mestinya yang didahulukan itu yang diwajibkan oleh Allah. Bagaimana membelanjakan harta itu untuk kerabat, untuk fakir miskin, wabnas-sabīli atau membantu ibnu sabil gimana, wa lā tubażżir tabżīrā dan sebaliknya kita dilarang tubażżir menghambur-hamburkan harta, tabżīrā secara tidak terkendali," paparnya. 

Keenam, terkait dengan sistem kehidupan. Salah satu yang sangat penting untuk menyelesaikan gaya hidup doom spending dengan menghadirkan negara yang betul-betul melaksanakan Islam dengan sempurna. Melaksanakan sistem pengelolaan ekonomi berdasarkan Islam. Negara yang seperti itu adalah Khilafah Islamiah dan tentu saja khilafah tidak akan hadir ketika tidak ada yang menghadirkan, tidak ada yang memperjuangkannya.[] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar