Topswara.com -- Penjajahan Zionis Israel atas Palestina bukanlah fenomena baru dalam sejarah modern, namun serangan zionis terhadap warga Palestina makin hari makin menggila.
Tidak hanya dengan serangan militer langsung, tetapi juga melalui blokade ekonomi, pengusiran warga dari rumah mereka, serta penindasan politik dan sosial yang terjadi setiap harinya.
Yang lebih memilukan adalah reaksi dunia terhadap krisis ini. PBB, sebagai organisasi internasional yang bertujuan menjaga perdamaian dunia, hanya mampu mengeluarkan kecaman-kecaman tanpa tindakan konkret yang berarti.
Hal ini menggarisbawahi kelemahan lembaga global tersebut dalam menangani isu Palestina-Israel, terlebih ketika berhadapan dengan kekuatan besar seperti Amerika Serikat yang terus mendukung Israel.
Namun yang lebih mengecewakan adalah respons para pemimpin negeri muslim. Beberapa dari mereka memang mengeluarkan pernyataan kecaman, tetapi itu hanya sebatas retorika politik yang tidak diiringi dengan tindakan nyata.
Bahkan ada pula pemimpin muslim yang memilih untuk diam dan bersikap seolah-olah konflik Palestina-Israel bukanlah urusan mereka. Ini sungguh merupakan pengkhianatan besar terhadap saudara seiman di Palestina yang sedang menderita di bawah penjajahan zionis.
Nasionalisme sebagai Penghalang
Salah satu alasan utama mengapa para pemimpin negeri muslim enggan bertindak tegas dalam membela Palestina adalah karena mereka terjebak dalam konsep nasionalisme.
Nasionalisme, yang menekankan identitas dan kepentingan negara bangsa di atas segalanya, telah menghalangi mereka untuk bersikap sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan solidaritas antarumat.
Bagi para pemimpin yang nasionalis, kepentingan negara mereka dianggap lebih penting daripada membela sesama muslim di Palestina.
Nasionalisme menciptakan batas-batas semu yang memisahkan umat Islam di berbagai belahan dunia. Akibatnya, banyak pemimpin negeri muslim yang merasa tidak memiliki kewajiban untuk membantu Palestina, karena bagi mereka Palestina adalah masalah bangsa lain.
Sikap ini bertolak belakang dengan semangat persaudaraan dalam Islam yang menekankan bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Jika satu bagian tubuh terluka, maka bagian lainnya harus merasakan sakit yang sama.
Cinta Kekuasaan yang Membutakan
Selain nasionalisme, kecintaan terhadap kekuasaan dan jabatan juga menjadi faktor utama mengapa para pemimpin negeri muslim tidak bergerak nyata membela Palestina. Mereka lebih sibuk mempertahankan kekuasaan dan memikirkan kepentingan politik domestik daripada memperjuangkan keadilan bagi Palestina.
Kekuasaan sering kali membuat seseorang mati rasa terhadap penderitaan orang lain, bahkan terhadap saudara seiman sendiri. Mereka lebih khawatir kehilangan dukungan politik dari sekutu-sekutu barat mereka, yang jelas mendukung Israel, daripada bertindak atas dasar prinsip keislaman yang sebenarnya.
Pemimpin-pemimpin ini bukanlah harapan umat untuk membebaskan Palestina. Sebaliknya, mereka justru menjadi penghalang bagi terwujudnya keadilan bagi Palestina.
Dalam sejarah Islam, kepemimpinan yang kuat dan bertanggung jawab selalu menjadi kunci dalam memperjuangkan hak-hak umat Islam. Namun, dalam kasus Palestina, kita melihat bagaimana kekuasaan justru menjadi penghalang bagi banyak pemimpin negeri muslim.
Jihad sebagai Solusi Pembebasan Palestina
Dalam konteks Islam, jihad bukanlah semata-mata tentang pertempuran fisik, melainkan juga tentang perjuangan untuk menegakkan keadilan dan melawan penindasan. Palestina adalah simbol dari penindasan yang harus dilawan oleh seluruh umat Islam.
Membela Palestina, baik melalui dukungan politik, ekonomi, maupun fisik, merupakan bentuk jihad yang sangat mulia. Dalam pandangan Islam, mereka yang berjuang untuk membebaskan Palestina akan mendapatkan pahala yang luar biasa besar.
Meskipun begitu, jihad bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara sembarangan. Ia membutuhkan kekuatan kolektif dan koordinasi yang baik dari umat Islam di seluruh dunia. Untuk itu, dibutuhkan kesadaran yang tinggi di kalangan umat Islam agar mereka terus bersuara dan menuntut para pemimpin mereka untuk mengambil tindakan nyata.
Umat Islam harus menyadari bahwa membela Palestina bukanlah pilihan, tetapi kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sepenuh hati.
Khilafah sebagai Solusi Utama
Dalam pandangan sebagian umat Islam, solusi utama untuk membebaskan Palestina dan melindungi umat Islam di seluruh dunia adalah dengan menegakkan khilafah. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang berlandaskan pada hukum syariah, dan dalam sejarahnya, khilafah berhasil melindungi umat Islam dari penindasan dan ketidakadilan.
Dengan adanya khilafah, umat Islam akan memiliki pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan umat di seluruh dunia, termasuk Palestina.
Selama ini, umat Islam hidup tanpa payung perlindungan yang memadai. Negara-negara muslim terpecah-pecah dan lebih mementingkan kepentingan nasional mereka masing-masing.
Namun, dengan khilafah, umat Islam akan kembali bersatu di bawah satu kepemimpinan yang berlandaskan pada ajaran Islam. Khilafah akan menjadi pelindung bagi umat Islam dari segala bentuk penjajahan dan penindasan, baik yang terjadi di Palestina maupun di belahan dunia lainnya.
Membangun Kesadaran Umat
Untuk mewujudkan semua ini, umat Islam perlu dibangun kesadarannya. Kesadaran akan pentingnya bersatu, pentingnya berjihad, dan pentingnya menegakkan khilafah. Hal ini hanya bisa dicapai melalui dakwah yang terus-menerus.
Kelompok-kelompok dakwah harus terus menyuarakan pentingnya perjuangan untuk membela Palestina dan menegakkan khilafah sebagai solusi jangka panjang.
Rasulullah SAW telah memberikan teladan yang jelas tentang bagaimana menegakkan negara yang menerapkan Islam secara kaffah. Sebagai umat terbaik, umat Islam memiliki kewajiban untuk meneladani Rasulullah dalam hal ini.
Hanya dengan kembali kepada ajaran Islam yang murni, umat Islam akan mampu membebaskan Palestina dan melindungi saudara-saudara mereka dari penjajahan zionis.
Oleh karenanya perjuangan untuk membela Palestina bukanlah perjuangan yang mudah, tetapi ia adalah kewajiban bagi setiap muslim. Umat Islam harus terus bersuara dan menuntut pemimpin-pemimpin mereka untuk bertindak.
Selain itu, kesadaran umat harus terus dibangun agar mereka memahami pentingnya jihad dan penegakan khilafah sebagai solusi jangka panjang bagi perlindungan umat Islam di seluruh dunia. Dengan begitu, insya Allah, Palestina akan terbebas dari penjajahan zionis dan umat Islam akan kembali bersatu di bawah payung khilafah.
Oleh: Ema Darmawaty
Praktisi Pendidikan
0 Komentar