Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sangat Miris Berita Tawuran Hari Ini

Topswara.com -- Lagi-lagi tawuran terus terjadi dan selalu melibatkan remaja dibawah umur. Seperti kejadian yang terjadi di jalan Durung Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, Polisi menangkap satu orang anggota geng motor yang hendak melakukan tawuran. 

Remaja ini berinisial WW dan mengaku sebagai anggota geng motor. "Dalam pengakuannya remaja ini bersama teman-temannya berencana akan melakukan aksi ¹tawuran namun tertangkap oleh personel gabungan pada Minggu 22/9/2024," ujar Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban. 

Di lokasi petugas menemukan berbagai senjata tajam dan dijadikan barang bukti. Janton menegaskan bahwa pihaknya akan terus menindak tegas terhadap geng motor yang meresahkan dan juga menghimbau kepada masyarakat juga orang tua untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anak diluar untuk menghindari terlibat pada kasus-kasus tawuran, (tribunmedan.com 22/9/2024)

Sangat miris dengan berita-berita tawuran saat ini, karena kian hari terus meningkat. Para remaja itu seakan tidak takut dan tidak jera melakukan tawuran dengan kekerasan bahkan membawa senjata tajam yang berakhir dengan kematian. Ada banyak sekali faktor yang menjadi pemicu dari kasus tawuran ini. 

Pertama, dikarenakan lemahnya kontrol diri. Anak-anak remaja saat ini begitu mudah terbawa arus hal-hal negatif dengan dalih solidaritas. Mereka mau saja diajak untuk melakukan tawuran, tanpa perduli akibatnya, bahkan membahayakan nyawanya.

Kedua, adanya krisis identitas lalu hilangnya fungsi keluarga. Dimana saat ini fungsi keluarga tidak sesuai dengan fitrahnya. Seharusnya keluarga menjadi tempat perlindungan dan tempat pendidikan bagi anak. 

Seorang ibu menjadi madrasah pertama bagi anaknya namun lalai karena harus membantu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup akibat adanya himpitan ekonomi yang kian meningkat. 

Faktor ketiga, lingkungan yang tidak kondusif dengan masyarakat yang individualisme. Faktor keempat, media sosial, dimana media sosial begitu gencar dalam mempengaruhi anak-anak remaja dengan berbagai konten yang mudah dan bebas diakses yang dapat merusak pemikiran mereka.

Faktor yang kelima kegagalan dari sistem pendidikan yang tidak berbasis kepada akidah Islam yang tentunya menjauhkan para generasi saat ini dari ketakwaan kepada Allah SWT, yang melahirkan generasi yang rusak, rapuh serta tidak mengetahui antara halal dan haram. 

Sehingga mudah terkontaminasi dengan segala hal-hal yang bersifat negatif dan buruk. Faktor yang keenam, abainya negara yang tidak bisa menyelesaikan dan mencari apa akar masalah dari persoalan tawuran ini. Dan faktor yang ketujuh, sistem sanksi yang lemah tidak bisa memberikan efek jera dalam penerapan dan penegakannya membuat kasus tawuran ini semakin sulit untuk diberantas.

Semua faktor tersebut adalah buah dari penerapan sistem sekular kapitalis. Sebuah sistem hidup yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga banyak membuat terjadinya kerusakan dalam segala aspek kehidupan karena sistem ini tidak memanusiakan manusia. Sistem ini merusak pemikiran dan juga budaya dengan berbagai faham yang lahir dari sekularisme yaitu paham kebebasan.

Sistem ini menjadikan negara abai terhadap tugasnya untuk bisa mensejahterakan, membentuk dan nenjaga generasi-generasi cemerlang sebagai penerus peradaban. Yang ada justru sistem sekular merusak dan menyia-nyiakan potensi besar pada generasinya dengan berbagai persoalan-persoalan dekadensi moral yang terus terjadi dalam masyarakat. 

Karena jelas bahwa negara dalam sistem sekular bukan pelayan bagi rakyatnya namun hanya sebagai regulator bagi para oligarki.

Dalam sistem pendidikan Islam kurikulum berbasis kepada akidah Islam, dengan kurikulum ini akan mampu melahirkan generasi berkepribadian mulia yaitu berkepribadian Islami yang taat kepada Allah SWT. Generasi yang mampu membedakan mana halal dan haram sehingga mencegah dari berbagai perbuatan maksiat dan kriminalitas.

Negara dalam sistem Islam tentunya akan memberikan lingkungan yang kondusif dengan berbagai mekanisme yang sesuai dengan syariat Islam dalam berbagai aspek, baik dari Individu dengan adanya kesadaran akan ketaatan kepada Allah SWT.

Begitu juga dalam sebuah keluarga yang dijaga agar senantiasa fungsi keluarga sesuai dengan fitrahnya. Yakni sebuah keluarga menjadi tempat perlindungan dan juga pendidikan bagi seorang anak dengan ibu sebagai madrasah pertama dan utama.

Begitu juga masyarakat dalam Islam yang senantiasa menjaga dan beramar makruf, masyarakat Islam mempunyai tujuan, peraturan dan pemikiran yang sama dengan negara yang melindungi dan sebagai pembuat kebijakan yang akan memberikan kesehjateraan dan perlindungan kepada rakyatnya dengan berbagai mekanisme dalam segala aspek kehidupan yang sesuai dengan syariat Islam.

Sehingga penerapan syariat Islam secara menyeluruh akan menyuburkan ketakwaan dan juga mendorong para generasi untuk bisa produktif dalam segala aspek kehidupan. Dengan adanya dukungan dari sistem yang benar dan sempurna maka akan mampu melahirkan generasi takwa, tangguh, cerdas dan berkarya dalam segala kebaikan. 

Para pemuda generasi penerus peradaban akan mengkaji Islam dan mendakwahkannya serta akan ikut serta dalam memperjuangkan Islam.

Begitupun negara, dalam Islam akan menjadi pelayan bagi rakyatnya, negara akan menguatkan fungsi keluarga serta masyarakat dengan menerapkan berbagai aturan yang menjamin kesehjateraan dan perlindungan keamanan. 

Negara akan memberlakukan kurikulum pendidikan dalam keluarga agar terwujud keluarga yang harmonis yang bisa memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang taat kepada Allah, dan hal yang paling utama adalah adanya penerapan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. 

Alhasil, penerapan syariah Islam secara kaffah mampu mencegah dan menjaga generasi dari berbagai hal-hal yang negatif.

Wallahu a'lam bish shawwab.


Oleh: Iske 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar