Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Salah Kelola SDA, Rakyat Menjadi Korban

Topswara.com -- Negeri gemah ripah loh jinawi sebutan bagi Negeri ini yang katanya tentram, makmur dan subur tanahnya. Ungkapan tersebut memang benar adanya, karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah ruah, dari Sabang hingga Merauke. Tak selaras dengan kekayaannya, ketentraman dan kemakmuran bagaikan angan yang sulit jadi kenyataan bagi warganya.

Masyarakat dinegeri ini masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Upah yang seharusnya dapat mencukupi kehidupan mereka, nyatanya tak sebanding dengan harga kebutuhan pokok yang kian hari kian melambung. Inikah yang dinamaksud dengan negeri gemah Ripah loh jinawi.

Pada kenyataannya sumber daya alam yang melimpah ruah, tak dapat memakmurkan rakyat. Hanya sebagai kecil saja yang dapat menikmati sumber daya tersebut. Dengan resiko besar dan nyawa sebagai jaminannya, hasilnyapun tak sesuai. Baru-baru ini tersiar kabar di dunia maya tentang penambang yang menjadi korban longsor akibat kegiatan penambangan. 

Tepatnya di Nagari Sungai Abu Kecamatan Giliran Gumanti Kabupaten Solok Sumatera Barat. Penambang yang dikabarkan ilegal ini berjumlah 11 orang meninggal dan 13 orang mengalami luka-luka. Data korban tersebut adalah hasil revisi terbaru, yang diungkapkan oleh pejabat yang menangani kasus itu. 

Terjadinya revisi ini akibat dari lokasi longsor yang terpencil dan juga jaringan komunikasi yang kurang memadai. Para korban pun adalah penduduk asli sekitar daerah pertambangan. (Voaindonesia.com, 28/9/2024)

Kasus yang berkaitan tentang kekayaan alam Indonesia tidak hanya menimpa masyarakat lokal saja. Namun ada juga kasus yang berhubungan dengan warga asing. Salah satunya adalah penambangan ilegal yang dilakukan oleh warga Cina. 

Dikabarkan bahwa mereka berhasil mencuri emas sebanyak 774 kg, juga mengeruk cadangan perak sebanyak 937,7 kg di Ketapang, Kalimantan Barat. Sehingga merugikan Indonesia sebanyak 1,02 triliun dari kegiatan tersebut. (Cnnindonesia.com, 27/9/2024)

Dari kedua kasus tersebut bisa kita pahami bahwa keamanan yang ada di Indonesia kurang memadai. Mulai dari penjagaan hasil tambang negara, juga penjagaan atas jiwa manusia. Negara juga gagal dalam memetakan kekayaan alam, sehingga berbagai hal buruk terjadi. Tambang yang seharusnya di kelola negara untuk kesejahteraan rakyat dapat dicuri oleh warga asing.

Hal ini menunjukkan adanya karut marut dalam pengelolaan negara. Penyebutan illegal ibarat cuci tangan pemerintah atas pengurusan SDA yang tepat. Warga negara sendiri yang harusnya dapat bekerja dan menikmati hasil, namun dikatakan illegal. Kasus yang berulang kali terjadi menunjukkan tidak tegaknya hukum atas pelanggaran tambang illegal ini. 

Negara seharusnya memiliki bigdata kekayaan dan potensi alam di wilayah tanah air dan juga memiliki kedaulatan dalam mengelolanya. Negara juga harus memiliki kewaspadaan tinggi atas pihak asing dan pihak lainnya yang berniat merugikan Indonesia. 

Bukan malah bergantung dengan negara asing, sehingga mereka berhasil mengeruk dan menyisakan sebagian kepada para kapital negeri ini. Rakyat hanya menjadi korban dengan pembodohan sistematis. Negara juga memiliki pengaturan atas tambang, baik besar maupun kecil sehingga hasilnya dapat diketahui dan dapat disalurkan secara tepat kepada rakyatnya. 

Hal tersebut bisa tercapai ketika negara mengadopsi sistem yang asalnya dari Sang Khalik, yakni Allah SWT. Sehingga Kesadaran negara atas potensi kekayaan alam mengharuskan pengaturannya sesuai dengan ketentuan Allah. 

Selaras dengan keberadaan kekayaan alamnya, apakah dikelola individu atau negara, sehingga rakyat mendapatkan manfaat yang optimal dan mampu mensejahterakan rakyat.  

Tiga pilar tegaknya aturan akan menjamin pengelolaan yang baik dan tanggung jawab atas berbagai hal terkait. Tiga pilar inilah yang juga akan menjamin tegaknya sistem Islam. 

Yakni ketakwaan individu, kontrol masyarakat untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar serta peran negara yang menerapkan syariat Islam. Dengan pilar tersebut maka jaminan keselamatan dan kemakmuran rakyat dapat diwujudkan secara nyata. 

Waalahu’alam bishawab.


Oleh: Deny Rahma 
Komunitas Setajam Pena
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar