Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Program Makan Bergizi Gratis Rawan Kecurangan

Topswara.com -- “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”. 
(QS. Al-Ahzab : 72)

Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran sudah resmi dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024 sebagai presiden dan wakil presiden. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program unggulan sewaktu kampanye pilpres 2024. 

Setelah pelantikan maka program MBG ini otomatis harus segera direalisasikan. Berdasarkan pengamatan, program ini sangat membutuhkan banyak pihak agar bisa berjalan sesuai rencana.

Tujuan dari program MBG untuk memenuhi kebutuhan protein generasi muda, maka kebutuhan daging dan susu diperlukan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan pasokan daging saat ini masih terbatas, maka disinyalir daging akan dipasok oleh perusahaan. 

Perusahaan yang ikut berpartisipasi bisa dari dalam atau luar negeri. Tidak dapat dipungkiri, akan ada kontribusi dari perusahaan asing, maka kegiatan impor akan semakin melejit, siapa yang untung? Sudah pasti pihak asing dan segelintir pengusaha yang bisa menikmati keuntungannya. 

Kegiatan ini bisa dikuasai hanya oleh beberapa orang dan membuka celah adanya tindakan kong kalikong antara pejabat yang mempunyai andil dalam program ini dan pihak perusahaan swasta atau asing yang terlibat.

Sesuai dengan yang dikatakan oleh Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono bahwa sudah ada 46 perusahaan dari dalam dan luar negeru yang berkomitmen untuk mendatangkan 1,3 juta ekor sapi kemudian pemerintah akan menyiapkan lahan seluas satu juta hektare untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging. (Merdeka.com. 17/10/2024)

Program MBG diprediksi bisa menciptakan 1,8 juta lapangan pekerjaan, ini berdasarkan adanya 377 ribu dapur yang digunakan dalam menyiapkan makan siang, satu dapur akan diisi oleh 5 pekerja. (CNBCIndonesia.com. 14/10/2024). 

Prediksi ini bisa terwujud jika nepotisme atau mengandalkan orang dalam tidak digunakan. Jangan sampai kebijakan yang ditetapkan hanya bermanfaat untuk segelintir orang tanpa memperdulikan nasib rakyat yang belum punya pekerjaan.

Selain dari sisi tenaga kerja, anggaran yang diperlukan untuk program MBG pun sangat besar, mulai dari pengadaan pasokan bahan baku makanan sampai distribusinya sehingga bisa dipastikan membuka peluang besar untuk beberapa orang terlibat dalam praktik korupsi dalam program ini.

Paparan diatas erat hubungannya dengan sistem saat ini yaitu kapitalisme, yang mana sangat rawan terjadinya kecurangan-kecurangan. Mulai dari penyediaan lapangan pekerjaan, tetapi pada faktanya yang dibutuhkan tenaganya lalu dibayar dengan upah minimalis. 

Pemerintah membuka pintu untuk pengusaha swasta atau asing dalam program ini, tidak lain tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang besar, dan menjadi sebuah bisnis untuk segelintir orang. Maka dipastikan akan tetap terjadi kesenjangan yang nyata, orang kaya makin kaya sedangkan orang miskin makin terpuruk. 

Maka dalam sistem kapitalisme suatu keniscayaan orang miskin akan hilang, yang ada akan makin menjamur karena sudah terkondisikan dengan berbagai perlakuan masalah ekonomi. 

Begitupun dengan tingginya angka stunting terindikasi karena angka kemiskinan yang melonjak, diharapkan bisa berkurang dengan adanya program MBG ini, apakah akan terealisasi? 

Berbeda halnya dengan Islam. Negara menjamin terhadap pemenuhan kebutuhan pokok bagi setiap individu yaitu kebutuhan pangan, sandang dan papan, karena ketiga kebutuhan itu erat hubungannya untuk keberlangsungan eksistensi dan kehormatan manusia. Jaminan pemenuhan kebutuhan ini sebagai bentuk mekanisme pengaturan untuk mengatasi masalah kemiskinan.

Begitu pun negara Islam tidak perlu program khusus karena kebijakan negara memang harus menjamin kesejahteraan rakyat tidak hanya anak sekolah saja. Hal ini karena negara bersifat rain dan junnah.  

Penerapan sistem ekonomi Islam akan menjamin terwujudnya kesejahteraan melalui tercapainya ketahananan pangan dan kedaulatan pangan. Apalagi Negara memiliki sumber pemasukan berbagai macam, yang akan menjadikan negara mampu menjamin kesejahteraan rakyat.

Dan dengan pejabat yang amanah sebagai buah keimanan yang kuat, akan mencegah adanya korupsi dan penyalahgunaan wewenang lainnya termasuk memperkaya pribadi. Maka pada saat negara melaksanakan suatu program tidak akan rawan terjadinya kecurangan.

Wallahu a'lam bishawwab.


Oleh: Irma Legendasari 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar