Topswara.com -- Setiap tanggal 5 Oktober, warga dunia memperingati hari guru, tentu saja ini merupakan momen yang menunjukkan bagaimana peran penting guru dalam pendidikan. Tahun ini, tema yang diangkat adalah "Valuing Teacher Voices: Towards a New Social Contract for Education" atau dalam bahasa Indonesia berarti "Menghargai Suara Guru: Menuju Kontrak Sosial Baru untuk Pendidikan."
Tema ini menyoroti pentingnya suara para guru dalam proses pendidikan yang lebih baik dan inklusif. Peran guru dalam membina serta memaksimalkan potensi setiap anak didiknya menjadi fokus utama yang diangkat dalam tema ini.
Namun, pada faktanya, di Indonesia sendiri, guru masih terpinggirkan dalam berbagai aspek kehidupan pendidikan dan kesejahteraan.
Permasalahan Guru di Indonesia
Peran guru yang begitu vital justru sering kali tidak dihargai secara memadai. Di Indonesia, guru masih dihadapkan pada berbagai permasalahan yang kompleks, mulai dari rendahnya kesejahteraan hingga kebijakan pendidikan yang sering berubah-ubah.
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh para guru di Indonesia adalah gaji yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Banyak guru yang harus mencari pekerjaan tambahan untuk menopang kebutuhan sehari-hari, yang pada akhirnya mempengaruhi konsentrasi mereka dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.
Rendahnya kesejahteraan guru tidak hanya memengaruhi kualitas hidup mereka, tetapi juga kualitas pendidikan yang mereka berikan.
Selain itu, kebijakan kurikulum yang terus berubah tanpa disertai pelatihan yang memadai sering kali membingungkan para guru. Kurikulum yang seharusnya membantu siswa mengembangkan potensi terbaik mereka, dalam praktiknya justru menjauhkan siswa dari perilaku utama yang seharusnya ditanamkan melalui pendidikan.
Para guru sering kali dipaksa untuk mengikuti perubahan ini tanpa diberi kesempatan untuk memberikan masukan atau mengutarakan pendapat mereka. Kondisi ini menciptakan frustrasi di kalangan guru, yang pada akhirnya dapat memengaruhi cara mereka mendidik siswa.
Tekanan hidup yang tinggi juga turut memengaruhi profesionalisme guru di Indonesia. Beban kerja yang berat, ditambah dengan tuntutan administratif yang tidak sedikit, membuat para guru kesulitan untuk fokus pada tugas utama mereka, yaitu mendidik dan membimbing siswa.
Tidak jarang, tekanan ini menyebabkan para guru melakukan tindakan yang tidak sepatutnya, seperti kekerasan fisik atau verbal terhadap siswa. Kasus-kasus kekerasan di sekolah, baik fisik maupun seksual, mencerminkan betapa terpuruknya kondisi psikologis dan sosial sebagian guru di Indonesia.
Lebih jauh, dalam tata kehidupan yang diwarnai oleh sekularisme, jati diri seorang guru semakin tergerus. Sekularisme yang memisahkan nilai-nilai agama dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan, membuat para guru kehilangan landasan akidah, moral dan etika yang seharusnya menjadi panduan dalam mendidik siswa.
Akibatnya, beberapa guru justru terjerumus dalam tindakan yang merugikan siswa dan mencoreng citra profesi guru secara keseluruhan.
Solusi Pendidikan dalam Islam
Di tengah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para guru di Indonesia, Islam menawarkan solusi yang komprehensif dalam membangun sistem pendidikan yang bermutu dan berlandaskan nilai-nilai akidah Islam serta etika yang kuat.
Islam memiliki sistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kepribadian yang baik, atau yang sering disebut syakhsiyah Islamiah. Sistem ini mampu menghasilkan guru-guru yang berkualitas, berintegritas, dan memiliki rasa takut kepada Allah, sehingga mereka akan menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang.
Dalam Islam, guru memiliki posisi yang sangat mulia. Mereka dianggap sebagai orang yang menjalankan tugas berat dalam membentuk generasi masa depan yang berakhlak mulia dan bertakwa kepada Allah. Karena tugas mereka yang berat ini, Islam menuntut agar calon guru memiliki kriteria yang tinggi, karena tugasnya menjadi pembentuk sakhsiyah Islam pada diri siswa.
Maka tentu saja seorang guru pun harus memiliki kepribadian Islam yang sudah pasti dia adalah hamba yang takut pada Allah.
Calon guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ajaran Islam, memiliki kemampuan untuk mendidik dengan baik, serta memiliki integritas yang tinggi. Selain itu, Islam juga memberikan perhatian khusus pada kesejahteraan guru.
Gaji yang tinggi merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada para guru dalam sistem Islam. Kesejahteraan yang memadai akan membantu para guru untuk fokus menjalankan tugasnya tanpa harus memikirkan masalah ekonomi yang memberatkan.
Pada masa Kekhilafahan Islam, para guru mendapatkan penghargaan yang tinggi, termasuk gaji yang memadai dan perlakuan yang istimewa. Salah satu contoh paling terkenal adalah pada masa Kekhilafahan Abbasiyah, khususnya selama masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rashid (786-809 M) dan anaknya, Al-Ma'mun (813-833 M).
Pada periode ini, pendidikan berkembang pesat, dan para ilmuwan, guru, serta pendidik dianggap sangat berharga bagi masyarakat.
Penghargaan yang tinggi terhadap guru dalam kekhilafahan didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang mengutamakan ilmu pengetahuan. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan para guru yang mengajarkan ilmu memiliki peran yang sangat mulia.
Oleh karena itu, para khalifah memastikan bahwa para guru mendapatkan kesejahteraan yang layak agar mereka dapat fokus menjalankan tugas mulia tersebut.
Salah satu hadis Rasulullah SAW yang menunjukkan pentingnya ilmu dan guru adalah: "Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).
Dalam konteks ini, memberikan penghargaan yang layak kepada guru juga merupakan bagian dari upaya untuk memuliakan ilmu dan menjadikannya sebagai landasan utama peradaban Islam.
Oleh karenanya dalam sistem pendidikan Islam, guru tidak hanya dianggap sebagai tenaga kerja yang hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran. Guru adalah pendidik yang bertanggung jawab dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa.
Dengan demikian, sistem pendidikan Islam memberikan solusi yang menyeluruh untuk permasalahan yang dihadapi para guru saat ini. Penghargaan yang tinggi terhadap guru, baik dari segi kesejahteraan maupun partisipasi mereka dalam pengambilan kebijakan, menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan berkualitas.
Selain itu, penanaman nilai-nilai agama yang kuat dalam diri para guru akan menjauhkan mereka dari tindakan-tindakan yang merugikan siswa, seperti kekerasan fisik atau seksual.
Demikianlah Islam menawarkan solusi yang komprehensif melalui sistem pendidikan yang menempatkan guru pada posisi yang mulia, memberikan kesejahteraan yang layak, serta memastikan mereka memiliki landasan akidah Islam yang kuat dalam mendidik siswa.
Dengan sistem Islam ini, tentu saja pendidikan dapat berjalan dengan lebih baik dan menghasilkan generasi yang berakhlak mulia serta mampu menjadi generasi yang menegakkan kembali peradaban Islam yang mulia.
Wallahu a’lam.
Oleh: Ema Darmawaty
Praktisi Pendidikan
0 Komentar