Topswara.com -- Jurnalis Joko Prasetyo mengungkap besarnya peluang dakwah lewat tulisan di Indonesia yang jangkauannya bisa jadi jauh lebih luas dibandingkan dakwah secara lisan.
"Coba deh kalau kita hanya dakwah secara lisan, berapa orang yang berkumpul mendengarkan kita? Dua orang? 20 orang? 200 orang? Dua ribu orang? Tapi kalau menulis, ada potensi 282 juta orang. Satu persen saja dari 282 juta orang kan sudah 2.820.000 orang, buanyak banget kan?" tutur Om Joy, sapaan akrabnya kepada Topswara.com, Selasa, 8 Oktober 2024.
Meski minat baca masyarakat Indonesia terbilang rendah, yakni hanya sebesar 0,001 persen atau satu dari 1.000 orang yang gemar membaca, tetapi ia menilai, angka yang didapat tetaplah besar jika dihitung dari total jumlah penduduk Indonesia. Ia mengungkap, jika penduduk Indonesia berjumlah 282.477.584 jiwa (Dirjen Dukcapil Kemendagri tahun 2024), maka 0,001 persen artinya ada sebanyak 477 ribu orang Indonesia gemar membaca.
"Kita hitung saja 282.477.584 X 0,001 = 282.477,584. Tuh, banyak banget kan 282 juta, 477 ribu orang lho! Itu banyak banget," ujarnya.
Minat Baca
Om Joy mengakui, minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah. Diketahui, berdasarkan data yang diterima dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen atau satu dari 1.000 orang yang gemar membaca.
Selain itu, melansir dari VIVA.co.id (26/2/2024), berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pada tahun 2019 Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal literasi.
"Rendah. Cuma satu dari seribu orang, yang suka baca," kata Om Joy.
Namun, ia mengingatkan, hasil survey itu tidak semestinya menyurutkan, sebaliknya harus meningkatkan minat baca.
"Justru seharusnya meningkatkan minat baca. Mengapa? Karena Alhamdulillah, dari 1000 orang ternyata ada 1 orang yang gemar baca. Satu dari seribu itu banyak lho!" pungkasnya.[] Saptaningtyas
0 Komentar