Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mungkinkah Mengembalikan Peran Guru di Sistem Sekularisme?

Topswara.com -- Setiap tanggal 5 Oktober dunia memperingati Hari Guru, sebuah momen untuk menghargai peran penting seorang guru dalam membentuk generasi yang berkualitas bukan hanya ilmu namun iman yang kokoh untuk masa depan. 

Peringatan tahun ini mengangkat tema "Valuing teacher voices : towards a new social contract for education." Tema ini menekankan betapa pentingnya suara para guru dalam proses pendidikan mengembangkan potensi siswa yang sering terabaikan dalam kebijakan kurikukum pendidikan.

Peran guru memang sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Guru menentukan apakah generasi yang dilahirkan berkualitas ataupun tidak. Profil Indonesia pada masa depan tergambar pada baik buruknya kualitas guru saat ini. 

Namun sayangnya saat ini guru dihadapkan berbagai macam persoalan akibat dari sistem sekuler kapitalis. Salah satunya tentang kesejahtraan guru yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. 

Gaji guru di Indonesia yang sangat rendah. BPS mencatat rata-rata penduduk yang bekerja di bidang pedidikan mendapatkan gaji Rp2.843.321 perbulan. Ini termasuk sangat rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang mencapai Rp11,9 juta per bulan. Gaji guru honorer di Indonesia lebih rendah lagi bahkan terkategori tidak manusiawi. 

Sebagian guru honorer hanya mendapatkan gaji Rp250.000 per bulan yang viral dimedia sosial. Adanya video yang diunggah seorang guru honorer di Kabupaten Ende, NTT viral di media sosial yang mana dalam video tersebut memperlihatkan sejumlah guru mengaku menerima gaji Rp250 ribu per bulan. 

Media Indonesia (04/08/2024)
Selain gaji guru yang tidak diperhatikan, dalam sistem sekuler kapitalis saat ini guru juga tidak dipandang sebagai pendidik generasi penerus dunia. Di mana terjadilah minim nilai ruhiyah serta adab terhadap guru semankin terkikis. 

Ada pepatah Arab yang menyebutkan bahwa adab lebih tinggi dari pada ilmu ini sesuai dengan Hadist Nabi SAW beliau bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik." (HR.Bukhari, Baihaqi, dan Hakim).

Dalam sistem sekuler kapitalis ini banyak sekali kasus seorang murid berani melawan terhadap guru. Bahkan tidak menutup kemungkinan seorang guru tidak mencerminkan akhlak yang baik ini. Semua tak luput dari sistem yang rusak. 

Sistem pendidikan hari ini mengadopsi asas sekularisme dan nilai-nilai liberalisme yang melahirkan kurikulum yang tidak sesuai dengan jati diri siswa sebagai muslim. Akibatnya, lahirlah generasi berkepribadian pecah (split personality). 

Mereka muslim, tetapi sekuler dan liberal. Perilakunya jauh dari akhlak mulia. Pergaulannya bebas hingga berujung zina dan aborsi. Mereka juga terlibat kekerasan dan kriminalitas. Kurikulum yang ada juga gagal mencerdaskan murid sehingga kualitas akademiknya terkategori rendah. 

Bobroknya generasi pada aspek akademik maupun perilaku ini menjadi beban berat bagi para guru.

Peran guru akan sesuai jika kita beralih kepada sistem Islam, dalam Islam guru bukan sekedar pengajar namun sebagai pencetak generasi umat Islam. Bagaimana caranya agar guru mampu mencetak generasi umat Islam maka guru haruslah orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT. memiliki ilmu yang mumpuni dan mampu mendidik sesuai hadist Rasulullah saw. 

“Jadilah pendidik penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut sebagai pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak.” (HR Bukhari).

Negara juga menerapkan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam yang bertujuan mencetak output orang-orang yang berkepribadian Islam, yakni orang-orang yang bertakwa, sekaligus memiliki kualitas keilmuan yang tinggi, baik dalam tsaqafah Islam maupun sains teknologi. 

Peran guru bukan hanya sekedar fokus aspek ekonomi namun juga penerapan sistem pergaulan sesuai dengan umur para didikannya sehingga tidak ada yang terjadi seperti yang kita alami saat ini para remaja pergaulan yang melampaui batas. Seperti banyak terjadi anak remaja yang hamil diluar nikah aborsi dan lain-lain sehingga mematikan taraf berpikir yang cemerlang.

Dengan memahami bahwa solusi hakiki atas permasalahan guru adalah sistem Islam sudah waktunya para guru untuk menyuarakan solusi Islam ke tengah tengah masyarakat. Bahkan para guru hendaknya menjadi pendidik umat untuk membentuk kesadaran akan pentingnya Islam kaffah. Dengan demikian akan terwujud kesadaran para generasi muda untuk bersama mewujudkan solusi hakiki.


Oleh: Nur Mariana Azzahra, M.Sos.
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar