Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mewujudkan Birrul Walidain sebagai Jalan Pintas Menuju Surga

Topswara.com -- Baru-baru ini publik diramaikan oleh berita mengenai kasus hilangnya moral yang dialami oleh salah satu remaja yang menjadi perhatian publik karena penggunaan bahasa kasar dan tidak sopan terhadap sesama, terhadap yang lebih tua usianya maupun yang lebih muda. 

Tidak hanya itu, jika kita perhatikan moral mayoritas remaja saat ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari kasus yang ramai terjadi ini, bisa kita lihat saat ini banyak remaja yang melakukan hal serupa tetapi tidak ter-ekspos lalu ada juga yang melakukan pergaulan bebas, judi online, keterlibatan dalam melanggar hukum seperti penyulundupan narkoba, pembunuhan, penggunaan alkohol, materialisme, konsumerisme, kurangnya kesopanan dan rasa hormat juga masih banyak kasus kehilangan moral lainnya yang berakar dari hilangnya peran orangtua, meningkatnya angka perceraian, broken home dan masih banyak lagi.

Faktor yang menyebabkan banyaknya kasus remaja yang kehilangan moral ini salah satunya adalah erosi nilai-nilai keluarga. Pertama, dikarenakan lingkungan luka pengasuhan yang dibalas oleh dendam. Padahal jika ditilik bagaimanapun juga, orang tua tidak ada yang sempurna. Memang terkadang ujian yang datang dari orang tua merupakan ujian berat dalam kehidupan. 

Namun, ketika mampu dalam mengatasinya dengan tetap berbuat baik, maka Allah akan berikan pahala surga baginya. Kedua, menjadi orang yang cinta dunia sibuk mengejar dunia. Sistem yang ada saat ini yaitu kapitalis-sekularis telah merasuk sampai kedalam ranah keluarga kaum muslim yang menganggap bahwa orangtua hanyalah bebaan bagi mereka. 

Faktor ketiga, para ulama mengatakan karena kebodohan terhadap agama, banyak yang tidak paham baik anak maupun orangtua mengenai hak dan kewajiban masing-masing perannya. Faktor terakhir yaitu pengaruh teman yang buruk yang akan membawa kehancuran karena terwarnai dengan perilaku yang buruk.

Banyaknya kasus rusaknya moral yang dialami remaja saat ini juga menandakan bahwasannya ada sesuatu yang tidak beres. Semua itu adalah akibat dari tidak diterapkannya sistem Islam yang seharusnya menjadi tolak ukur perbuatan manusia. 

Halal dan haram saat ini tidak menjadi patokan seseorang dalam berperilaku. Agama saat ini hanya dijadikan sebagai urusan ibadah mahdoh saja seperti halnya shalat, zakat, puasa, dan juga haji. Sisanya, hukum dan peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an untuk menjadi tolak ukur perbuatan manusia dan petunjuk bagi manusia saat ini tidak diindahkan sama sekali. 

Jika Islam dengan Al-Qur’annya dijadikan sebagai petunjuk kehidypan manusia, maka didalamnya akan mengatur juga upaya agar membangun keluarga yang kokoh di mana masing-masing keluarga menunaikan hak dan kewajibannya dengan keimanan, seluruh keluarga tolong menolong di dalam kebaikan. 

Seperti tercantum di dalam Q.S. Al-Isra ayat 23-24
۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا ٢٣ وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا ٢٤ 

Artinya : 23.“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"

Di dalam Islam juga, negara akan memperhatikan hubungan keluarga, sudahkan terwujud sakinah ataukah belum. Sistem pendidikan Islam juga nantinya akan membentuk akidah seorang anak yang menjadi fondasi ketaatam pada Sang Khaliq. 

Selain itu, negara di dalam Islam juga akan turut memperhatikan kondisi hubungan keluarga, apakah sudah terwujud sakinah ataukah belum. Negara juga nantinya akan memfasilitasi anggota keluarga yang mengalami konflik untuk dibina, dihibur, dimediasi, dan dinasehati. 

Seperti Khalifah Umar Bin Khattab yang pada masanya membuat rumah tepung untuk para perempuan yang sedang konflik untuk suami. Khalifah Umar ra. juga pernah “memaksa” seoarang laki-laki agar bekerja untuk menafkahi keluarganya. 

Juga masih banyak contoh lainnya dari para ulama salaf dalam memperlakukan kedua orangtua dan menjaga keluarga tetap sakinah. 

Semoga kita tidak lupa bahwa ada persembahan terbaik yang bisa kita lakukan sebagai seorang anak kepada orangtua sebagai bentuk birrul walidain kepada mereka yakni menjadi jalan bagi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal di syurga-Nya Allah. 

Kita bisa menjadi anak shalih dengan menjadi hamba yang muttaqin yang dengan itu doa-doa anak shalih menjadi amal jariyyah yang akan terus mengalir walaupun mereka sudah tidak ada di dunia. 

Wallahu’alam bishawab.


Oleh: Tsani Tsabita Farouq 
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar