Topswara.com -- Aktivis Dakwah dan Penulis Way Revolt menuturkan bahwa menulis adalah aktivitas perjuangan, penyadaran, dan dakwah.
"Menulis adalah aktivitas perjuangan. Menulis adalah aktivitas penyadaran dan dakwah," tulisnya dalam buku yang berjudul Jurus Jitu Marketing Dakwah.
Menurutnya, seorang Muslim sepatutnya memaknai setiap aktivitas, termasuk menulis dengan tujuan dalam rangka beribadah. Sekecil apa pun kemampuan menulis yang dimiliki pada awalnya, semoga terus diasah dengan satu motivasi, yaitu dakwah.
Seperti Imam Syafi'i, ketika belajar, tidak sekadar mendengar namun juga menuliskan ilmu di pelepah kurma, tulang-tulang, tembingkar lalu dihafal agar tidak lupa. "Jadi, sangat penting sekali ilmu diikat dan ditanam atau direkam melalui tulisan," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, tradisi kaum muslim di zaman dahulu adalah menulis. Misalnya, para sahabat menuliskan ayat Al-Qur'an seperti Ali Bin Abi Thalib, Ustman bin Affan, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan Muawiyah. Tradisi itu, imbuhnya, diteruskan ke generasi selanjutnya, terbukti pada karya para ulama yang masih bisa dinikmati hingga hari ini.
"Seseorang bisa pandai menulis dan membaca itu sangat dihargai dan digembirakan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana sabda Nabi, artinya: 'Di akhirat nanti tinta-tinta ulama itu akan ditimbang dengan darah syuhada. Subhanallah'," bebernya.
Karenanya, ia mengajak agar kaum muslim, terutama aktivis dakwah bisa menyumbang dan mengembangkan potensi diri melalui tulisan agar bisa membangun generasi berkualitas di masa depan.
"Dakwah melalui tulisan merupakan sarana yang efektif dalam menyampaikan informasi dan tentunya akan memudahkan para aktivis dakwah dalam melebarkan sayap-sayap dakwahnya. Penggunaan media cetak dengan menulis artikel dan buku merupakan kesempatan dan tantangan untuk mengembangkan dan memperluas khazanah dakwah islamiah," pungkasnya. []Tenira
0 Komentar