Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Membandingkan Diri dengan Orang lain Membuat Tidak Bertumbuh

Topswara.com -- Co Founder Program Pelatihan Pola Pertolongan Allah (PPA) Ustaz Sonny Abi Kim, mengatakan, membandingkan diri dengan orang lain sering membuat tidak bertumbuh.

"Membanding-bandingkan diri dengan orang lain yang seringkali membuat kita akhirnya enggak bertumbuh," ungkapnya dalam Jangan Membandingkan Hidupmu dengan Orang Lain, di kanal YouTube Sonny Abi Kim, Jumat (8/3/2024).

Ia menjelaskan, hidup bukan seperti lomba lari, pemenangnya bukan yang tercepat, dan yang kalah juga bukan yang gagal masuk garis finish. Tidak ada namanya istilah saling mendahului karena setiap diri itu punya zona waktunya beda-beda. 

"Ada orang-orang yang mungkin sampai di titik tertentu pada usia 40. Ada orang yang usianya 16 sudah sampai di satu titik. Setiap kita punya porsi gagal dan porsi berhasil masing-masing. Bahkan Nabi pun punya zona waktu yang berbeda-beda. Nabi Nuh ratusan tahun berdakwah tetapi Nabi Musa puluhan tahun. Rasulullah Muhammad Saw. 23 tahun," jelasnya.

Ia menekankan, kebiasaan membanding-bandingkan ini berbahaya, dan kebiasaan ini seringkali dipicu oleh mental perlombaan yang tidak tepat. Apalagi yang seringkali disandingkan itu adalah berlomba dalam urusan duniaan, harta, keluarga, anak, karir.

"Memang kita enggak bisa pungkiri punya jiwa kompetitif itu hal yang positif, karena dengan itu kita akan terus mengalami kemajuan, kita terhindar dari stagnasi tetapi memandang hidup sebatas sebagai sebuah perlombaan itu enggak sepenuhnya tepat dan bahkan bisa berdampak tidak baik, kita akan kehilangan kemampuan untuk bisa menikmati pertumbuhan diri," terangnya.

Kalaupun ingin berlomba maka berlombalah dengan diri sendiri. Jadi tidak memandang hidup sebagai sebuah perlombaan, bukan berarti jiwa kompetitif, tetapi berlombalah dengan diri sendiri. Saat kita fokus mengembangkan diri, nanti dengan sendirinya hidup kita akan berkembang sebagaimana bunga yang mekar.

"Kesimpulannya, untuk personal kita harus berlomba untuk terus lebih baik dari diri kita, tapi dengan orang lain kita harusnya saling menolong bukan berlomba. Apalagi dalam kebaikan, jadi maknanya kita bisa kok menjadi lebih baik tanpa meniadakan atau melumpuhkan yang lain, tetapi cara kita adalah dengan melampaui kita fokus menjadi master bukan menjadi performers ini mental yang sangat penting," ungkapnya.

Ia menekankan, mental diri itu harusnya matester bukan performance. Orang yang punya mental masteri dia fokus menempa dirinya, enggak ada urusan dengan perbandingannya terhadap orang lain, tetapi fokusnya adalah bagaimana diri sendiri lebih baik dari hari ke hari. Inilah mental masteri, bukan performa, kalau performer melakukan sesuatu untuk menunjukkan kepada orang.

Ia menjelaskan, saat memaknai kehidupan, maka itu akan melapangkan dada dan saat didapat sudut pandang yang tepat. Akan terlihat hidup ini akhirnya bukan tentang menang atau kalah. Jadi orang yang bisa menikmati hidup justru karyanya akan menjadi karya yang terbaik. Untuk bisa menghasilkan karya terbaik teman-teman itu butuh unsur yang namanya enjoyment.

"Jadi bagaimana kita bisa menikmati hidup ini kalau kita banyak cemas, siapa pemenang, siapa kalah kita bandingin diri kita dengan orang lain, saat kita fokus menempa diri kita akan menikmati proses tempaan itu dan pada akhirnya karya yang kita persembahkan menjadi karya yang terbaik," pungkas. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar