Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Masihkah Guru Digugu lan Ditiru?

Topswara.com -- Setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai Hari Guru Sedunia. Peringatan tahun ini mengangkat tema "Valuing teacher voices : towards a new social contract for education (menghargai suara guru : menuju konrak sosial baru untuk pendidikan). 

Tema ini diangkat untuk menyoroti pentingnya "suara" seorang guru. Pasalnya suara para guru sangat diperlukan agar mereka dapat memberikan pembinaan dan memanfaatkan potensi terbaik dari setiap anak didiknya.

Fakta dilapangan permasalahan guru tidak ada habisnya, misalnya guru terlibat dalam kekerasan baik seksual maupun verbal. Menurut data dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat bahwa kasus kekerasan di satuan pendidikan selama Januari-September 2024 mencapai 36 kasus. (Tirto.id. 2/10/2024) 

Kemudian minimnya gaji guru membuat guru harus mencari pekerjaan tambahan sehingga dia tidak fokus untuk mengajar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024, menunjukkan bahwa 74 persen responden memiliki gaji di bawah Rp 2 juta dan sebagian lagi di bawah Rp 500 ribu, artinya hanya memiliki pendapatan sekitar Rp 6-24 juta per tahunnya. 

Jika dibandingkan dengan negara lain yang gajinya cukup fantastis contohnya Luxemburg untuk guru SD mencapai 1,1 miliar per tahunnya. (Detik.com. 27/05/2024)

Belum lagi kurikulum yang sering gonta ganti membuat guru harus belajar dari awal, selain itu tugas administrasi yang memberatkan membuat guru kewalahan untuk mengajar.

Ditambah generasi saat ini makin sedikit yang berminat menjadi guru tentu saja alasannya karena gaji yang minim. Menurut data yang dilaporkan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemdikbudristek pada Mei 2024 lalu, terdapat kekosongan 150.095 guru secara nasional yang mencakup 140.845 guru negeri dan 9.250 guru swasta. Karena ada yang pensiun, ditambah banyak anak muda sekarang tidak mau jadi guru. (detik.com. 30/07/2024)

Meningkatnya harga kebutuhan pokok membuat guru banyak yang melakukan pinjol. Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan OJK Halimatus Sa'diyah memaparkan 42 persen datang dari kalangan guru, disusul 21 persen korban PHK, dan 17 persen dari kalangan ibu rumah tangga. (Bisnis.com. 24/04/2024)

Beberapa persoalan diatas merupakan dampak dari tata kehidupan sekularisme kapitalisme yang mempengaruhi polemik seorang guru. Terlalu disibukkan dengan target dunia tanpa dipupuk oleh nilai-nilai agama, tuntutan kinerja harus profesional tetapi kesejahteraan minim.

Ditambah lepasnya tanggung jawab negara sehingga disaat ada tekanan atau tersulut emosi maka guru bingung harus bagaimana menghadapi kehidupan seperti apa. Akhirnya ada seorang guru tega melakukan tindakan buruk pada siswa, berupa kekerasan fisik maupun seksual, bahkan mengakibatkan siswa meregang nyawa. 

Sistem pendidikan sekularisme kapitalisme mendesign guru dan anak didik seolah-olah membiarkan untuk menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi kesuksesan duniawi. Hawa nafsu menjadi pemimpin dalam melakukan sesuatu.

Keberhasilan dinilai dari banyaknya harta yang sudah terkumpul tanpa melihat halal haram cara perolehannya. Maka wajar jika kasus kriminalitas terus menjamur dikalangan guru maupun anak didiknya.

Islam sangat menghormati dan memuliakan guru, diantaranya memberikan gaji yang tinggi. Dilansir dari tsaqofah.in.official di instagram gaji para pengajar di masa kekhalifahan Abbasiyyah sama dengan gaji para muadzin yaitu 1000 dinar per tahun setara dengan Rp. 3,9 miliar atau Rp. 325 juta per bulan.

Islam mengharuskan calon guru berkriteria tinggi, karena tugasnya berat, yaitu menjadi pembentuk kepribadian Islam pada diri anak didik. Para guru adalah hamba yang takut kepada Allah SWT. yang mempunyai aqidah yang kuat, standar perbuatannya adalah aturan yang sudah ditetapkan dalam Al Quran dan hadist. 

Sehingga akan menghasilkan seorang guru yang cerdas, yang tidak hanya mengajarkan ilmunya tetapi senantiasa membimbing sampai paham anak didiknya, kreatif, berinovasi, memberikan manfaat untuk murid dan sekelilingnya. Menjadikan mental dan iman yang kuat sehingga seorang guru akan menjadi sosok yang layak untuk digugu dan ditiru.

Wallahu'alam bishawab.


Oleh: Irma Legendasari 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar