Topswara.com -- Program andalan presiden terpilih Prabowo Subianto adalah makan siang gratis. Dengan harapan bisa mendorong kualitas gizi anak sekolah juga memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) serta menggerakkan ekonomi nasional. Adanya program ini sangat positif bagi masyarakat maupun perusahaan industri pendukungnya (cnbcindonesia.com, 14/10/2024).
Menurut hasil tim perhitungan presiden terpilih akan mampu menciptakan 1,8 juta lapangan pekerjaan karena akan menggunakan 377 ribu dapur untuk menyiapkan makan siang gratis di sekolah dengan setiap dapur akan dijalankan oleh 5 pekerja. Ia juga menyatakan bahwa sudah ada sekitar 46 perusahaan dari dalam dan luar negeri yang berkomitmen untuk mendatangkan 1,3 juta ekor sapi.
Meskipun tidak disebutkan terlihat bahwa adanya 46 perusahaan ini akan bekerja sama untuk menyukseskan Makan Bergizi Gratis. Di sisi lain, adanya program Makan Bergizi Gratis ini diperkirakan akan meningkatkan impor terlebih bahan pangan yang masih belum mampu untuk menyediakan secara mandiri.
Adanya banyak pihak yang terlibat dalam program Makan Bergizi ini apakah rakyat yang untung atau yang lainnya?
Rakyat sangat berharap dengan adanya pergantian pemimpin negara ada perubahan untuk bisa menyejahterakan rakyat. Begitu juga janji-janji manis seperti program andalannya yaitu yang akan memberikan Makan Bergizi Gratis kepada semua sekolah.
Namun program ini banyak melibatkan industri swasta yang sejatinya akan membuka para pebisnis untuk berbondong-bondong merapat menawarkan produk yang dimilikinya. Sebagai contoh pemasukan bahan baku yang nantinya akan lebih masif terbukanya pasar baru bagi pihak swasta.
Meskipun pemerintah telah menyatakan dengan adanya program ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hanya saja penentuan untuk pengupah pekerja dikembalikan kepada pihak swasta artinya akan mengikuti bisnis ala kapitalisme yaitu keuntungan.
Belum lagi adanya anggaran Makan Bergizi Gratis yang sangat besar berpotensi menjadi bancakan baru para pejabat. Untuk anggaran tahap awal saja bakal tembus Rp800 miliar per hari. Besaran itu 75% dari total perkiraan anggaran sebesar Rp1,2 triliun per hari jika berjalan secara penuh. Dana besar ini tentu rawan penyalahgunaan.
Dari program Makan Bergizi Gratis ini saja masyarakat bisa menyaksikan bagaimana harga porsian makanan bergizi gratis berubah-ubah karena adanya kabar yang telah beredar, harga seporsi Makan Bergizi Gratis sebelumnya Rp15.000 turun menjadi tersisa setengahnya yakni sebesar Rp7.500.
Ini menunjukkan bahwa bukan rakyat yang diuntungkan namun para pebisnis dan hanya para elite segelintir orang yang banyak uang paling diuntungkan. Karena banyaknya anggaran yang dialokasikan berpotensi untuk para pihak swasta mencari untung sebanyak-banyaknya.
Berbeda dalam aturan Islam yang seharusnya negara sebagai pelayan umat dan menjamin kesejahteraan rakyatnya. Mulai dari memperhatikan kebutuhan pokok masyarakat yang sudah terpenuhi secara mapan dengan cara mewajibkan seorang suami untuk memberi nafkah kepada diri dan keluarganya, kerabat dekat untuk membantu saudaranya jika tidak terpenuhi maka negara yang turun tangan untuk memenuhinya.
Menerapkan sistem ekonomi Islam dengan mengelola kekayaan milik individu, umum, dan negara sesuai aturan Islam sehingga tidak bergantung pada pihak swasta dan impor. Juga memaksimalkan pemasukan dari pos negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat secara adil dan merata. Begitu juga kesehatan yang mudah dan gratis sehingga mampu untuk memenuhi gizi keluarga juga SDM yang berkualitas.
Oleh karena itu dengan menerapkan Islam secara kaffah dan menjalankan peran negara sebagai pelayan dan pelindung rakyatnya maka rakyat akan sejahtera. Karena pemimpin adalah mereka yang diberi amanah dan Allah akan menghisab amanah kepemimpinannya tersebut. []
Oleh: Dewi Nur Hasanah
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar