Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mahalnya Harga Beras, Apakah Petani Untung?

Topswara.com -- Dikabarkan, ada salah satu warga desa Maumutin, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu Nusa tenggara Timur NTT. Sebut saja, KJ (46) dia akan malakukan percobaan bunuh diri, dengan cara menusuk perutnya hingga mengalami luka parah. 

Kasus percobaan bunuh diri ini terjadi karena tidak bisa beli beras buat keluarganya. Kepala bidang hubungan masyarakat kepolisian Daerah NTT komisaris Besar polisi Aria Syandy mengabarkan kepada kompas.com (27/11/2023).

Dengan adanya kasus bunuh diri ini, Pak KJ dipicu oleh rasa putus asa yang mendalam. Pak KJ, merasa sudah tidak bisa memberi makan keluarganya. Padahal dia sudah berusaha dengan berbagai pekerjaan, agar bisa membeli beras untuk dimakan bersama keluarga. Namun, tetap upayanya belum mampu menutupi kebutuhan hidup anak istrinya.

Sungguh sesak mendengarnya, mengapa bisa! Indonesia yang kaya nan subur, rakyatnya sampai tidak bisa makan. Sehingga ingin melakukan bunuh diri, gegara tidak bisa membeli beras. Beras yang merupakan bahan pokok, dari hari ke hari harganya terus meningkat. Siapa yang harus disalahkan, apakah kepada para petani? Karena mereka yang menanam padi! 

Tetapi faktanya petani malah merugi, jauh dari untung. Lantas mahalnya beras hari ini, siapa yang mendapatkan keuntungan? Berbagai pertanyaan di atas, tidak ada yang bisa menjelaskan. Paling menyalahkan kondisi alam.

Ketika ada yang sudah merasa jengah dengan keadaan, kadang analisis mereka terhadap setiap kebijakan penguasa benar, tapi untuk sampai pada solusi, mereka hanya bisa diam seribu basa.

Harga komoditas beras naik, sudah sangat akrab, dan nyaring terdengar di telinga kita. Namun meski merdu kurang enak didengar, dan tak bersahabat. Masalahnya, syair yang mereka buat itu, rakyat malah makin sengsara. Karena lahir dari kebijakan yang mengedepankan kepentingan pribadinya.

Ya! Inilah bukti dari buruknya sistem kapitalisme. Sebuah sistem, yang tidak berpihak pada rakyat yang lemah, lebih cendrung kepada para kapitalis pemilik modal. Yang katanya Indonesia dari sabang sampai rote memiliki kekayaan sumber daya alam. Tetapi keadaannya, masih tarik-ulur, terombang-ambing. Diantara kepentingan politik pangan, dan politik dagang.

Politik dagang yang dimaksud ialah, beli kemudian langsung jual. Contohnya, beli beras di luar negri, kemudian dijual di Indonesia. Akan semakin celaka, jika kendali politik telah bercampur dengan kendali ekonomi yang disebut oligarki. Maka, terjadilah komplikasi kepentingan.

Islam, berbeda dengan sistem kapitalisme. Islam sendiri memandang bahwa kesejahteraan adalah kondisi dimana kebutuhan pokok mencakup sandang, pangan dan papan, termasuk pendidikan dan kesehatan individu rakyat terpenuhi, orang per orang. 

Serta terjaga dan terlindunginya agama, harta, jiwa, akal dan kehormatan individu rakyat. Jika terdapat masyarakat yang tak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya, maka Ia terkategori kelompok miskin dan harus diperhatikan. 

Begitu pula, dengan politik pangan Islam. Negara berpihak kepada rakyat, negara tidak boleh kalah dari para pedagang yang mengejar keuntungan. Karena dapat mengakibatkan politik pertanian dan pangan tidak berjalan dengan baik. 

Negara akan menjaga para petani, dan pertanian dan ketahanan pangan. Dengan pandangan ini, maka Islam menetapkan mekanisme yang tepat dan bersifat preventif agar masalah kemiskinan ini dapat terselesaikan.

Islam juga menggali hukum, untuk menetapkan berbagai kebijakan, dalam rangka mengelola pangan sehingga bisa melayani masyarakat. Dengan menjamin pemenuhan pangan bagi setiap individu tanpa terkecuali. Caranya, negara mengoptimalkan penyediaan pasokan pangan dari dalam negri dengan melaksanakan konsep pertanian Islam.

Profesi petani akan mulia, ketika berada di sistem Islam. Selain itu, akan mendapat penghasilan ekonomi yang cukup untuk keluarga, bertani juga ibadah. 

“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan. Agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas. (TQS. Nuh [71]: 19-20)

“Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya). Didalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (TQS. Ar-Rahman [55]: 10-13).

Wallahu'alam bishshawwab.


Oleh: Atikah
Komunitas Ibu Peduli Generasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar