Topswara.com -- Kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda seperti tawuran terus terjadi dan berulang dari hari ke hari makin memprihatinkan. Seperti yang terjadi di Cidaun Cianjur. Polsek cidaun melakukan tindakan tegas pada kelompok geng motor yang di duga akan melakukan tawuran sehingga membuat resah warga yang ada di lokasi tawuran.
Peristiwa tersebut terjadi pada hari minggu (22/9/2024) sekitar pukul 00.15 wib di jalan raya cibuntu desa cisalak kecamatan cidaun kabupaten Cianjur. 15 orang yang di duga pelaku tawuran berhasil digelandang pihak kepolisian. Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya sebilah golok serta sepedah motor yang dipakai pelaku. (rri.co.id 22/09/2024)
Kriminalitas dikalangan pemuda tidak hanya terjadi di Cianjur saja tetapi merata di berbagai wilayah Indonesia tidak terkecuali di kota Medan, seperti yang di kutip dalam Tribun.com (22/09/2024) satu anggota geng motor ditangkap ketika akan tawuran di medan Marelan.
Melihat sejumlah fakta diatas ada banyak faktor pemicu diantaranya yaitu lemahnya kontrol diri dikarenakan mereka jauh dari pemahaman tentang islam (krisis identitas).
Padahal Indonesia adalah negeri yang mayoritas muslim terbesar di dunia, namun karena kondisi pergaulan yang serba bebas, serta kurangnya rasa takut pada Allah SWT ini tidak mengherankan jika berdampak pada lemahnya akidah dan keimanan para pemuda muslim (krisis identitas).
Lemahnya benteng keluarga pun memicu Kriminalitas dikalangan remaja meningkat akibat dari tidak berfungsinya seorang ibu sebagai madrasah pertama di rumahnya Yang seharusnya memberikan hak pendidikan agama didalam keluarga terhadap anak.
Realita lainnya terlihat dari orang tua yang bercerai, pertengkaran, pola asuh yang tidak sesuai dengan Islam, kekerasan pisik, orang tua yang sibuk bekerja, kurang komunikasi sehingga timbul frustasi dan berkeinginan untuk melukai orang lain.
Disisi lain ketika anak dimasukkan ke sekolah Islam, tidak sepenuhnya menjamin mereka tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan cemerlang, mengapa ? Karena kurikulum pendidikan yang sekuler yang di terapkan, yang memisahkan pengaturan agama dalam kehidupan.
Jelas merusak pandangan hidup generasi muda. Begitu pula Kondisi ekonomi yang memprihatinkan, remaja yang hidup dalam kemiskinan rawan untuk melakukan Kriminalitas seperti pembegalan, perampokan, pencurian.
Sungguh banyaknya kejahatan dan kriminalitas pemuda sejatinya bersumber dari penetapan sistem sekuler liberal kapitalistik, sistem ini menganggap kekerasan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Negara abai dalam tugasnya untuk membentuk generasi muda berakhlak mulia sesuai dengan islam.
Maka dari itu solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah diterapkannya Islam. Islam mampu menguraikan masalah kriminalitas pemuda ini. Karena Islam memiliki sistem pendidikan yang mampu menghasilkan generasi berkepribadian Islam mulia.
Akidah Islam menjadi pondasi sistem pendidikan. Islam membentuk pemuda yang beriman dan bertakwa. Pemuda akan paham apa tujuan dari Penciptaan dan tujuan hidupnya yaitu mendapat keridhoan Allah SWT sehingga berprilaku sesuai syariat islam.
Dalam Islam masyarakat mempunyai peran penting untuk menguatkan para pemuda yaitu dengan amar makruf nahi mungkar, sehingga terwujud generasi pemuda yang cemerlang.
Negara berperan sebagai raa'in atau pengurus urusan umat sehingga negara akan membangun sistem ekonomi yang kuat yang menjamin kesejahteraan masyarakat. Negara akan mengelola sumber daya alam untuk kepentingan rakyat.
Islam juga menerapkan sanksi yang tegas terhadap pelaku kriminalitas yang dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku kriminal, apabila pelaku kriminal itu sudah baligh maka akan dikenakan hukum qisas sesuai ketentuan yang ada dalam Al-Qur'an.
Dengan sistem Islam akan mewujudkan pemuda yang hebat, taat, dan bermanfaat bagi umat. Pemuda akan memimpin peradabandan menjadi kebaikan bagi seluruh alam.
Wallahualambisawab.
Oleh: Halimah
Aktivis Muslimah
0 Komentar