Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kenyamanan Pendidikan yang Dihiraukan

Topswara.com -- Di zaman modern ini, pemerataan pembangunan tol secara masif dilakukan. Namun aneh tetapi nyata, ada sekolah di Bandung berdiri tanpa bangunan. Atau, tidak memiliki bangunan. Padahal, sekolah itu merupakan sekolah dengan title negeri. 

Sebut saja, sekolah SMPN 60 Bandung. Harus menumpang, di gedung sekolah SDN 192 Ciburuy. Bahkan, gedung SDN pun tidak dapat menampung seluruh siswa yang ada. Sehingga dua rombongan pelajar, harus belajar di lesehan dengan beralaskan terpal. 

Dikutip dari detik.com/jabar (27/09/2024), Humas SMPN 60 Bandung, Rita Nurbaini mengatakan, kondisi seperti ini terjadi sejak 2018 atau sejak sekolah ini didirikan. Berdiri karena keinginan masyarakat. Serta zonasi jarak dari rumah ke SMP sangat dekat jaraknya bisa 3-5 KM.

Fakta diatas menunjukkan bahwa, SMPN ini didirikan tanpa persiapan yang matang. Sekolah ini dipaksakan berdiri sebagai salah satu imbas dari diterapkannya sistem zonasi pendidikan. Pasalnya, padatnya penduduk dan jauhnya akses sekolah menyulitkan para pelajar untuk mendapatkan sekolah, tertolak dari sekolah negeri yang sudah ada. 

Pembangunan sekolah ini sangat penting, mengingat siswa perlu memiliki lingkungan yang aman dan nyaman untuk menimba ilmu. Tidak hanya siswa yang tidak punya ruangan, bahkan para guru, staf tata usaha, hingga kepala sekolah pun ruangannya dijadikan satu. Karena, tidak ada lagi ruangan yang dapat ditempati. Perpustakaan sekolah juga berbasis digital, karena tidak adanya ruang penyimpanan buku. 

Lantas, bagaimana peran negara melihat masalah ini? 

Katanya, dari Disdik kota Bandung telah menyampaikan bantuannya berupa sarana dan prasarana. Berupa kursi, meja, hingga laptop. Untuk mendukung, keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Namun secara logika, apakah KBM dapat berjalan dengan normal tanpa adanya ruangan kelas yang mumpuni? 

Selama ini, para orang tua dan murid seringkali menanyakan dan menuntut kapan gedung sekolah akan dibangun. Beberapa pihak yang terkait, sudah menyatakan dan mengupayakan pembangunan sekolah. 

Hingga kini, pembangunan hanyalah janji manis pemerintah. Kalau pun negara sudah mengalokasikan anggaran besar bagi bidang pendidikan, hanya saja, dana yang diterima oleh pihak sekolah menjadi sedkit. Banyak hal yang membuat dana tak dapat terserap sempurna, salah kelola, bahkan juga menjadi ajang korupsi. 

Inilah dampak buruk dari negara kapitalis yang tidak berpihak penuh pada rakyat. Hal ini terlihat sangat jelas dalam kasus pendidikan, dimana sekolah didirikan karena kebutuhan rakyat akan pengetahuan. Namun negara tidak memberikan fasilitas, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Perkara ini tidak ditemukan dalam sistem Islam. Kenyamanan dalam belajar, membuat semua orang betah untuk menuntut ilmu. Pendidikan sebagai salah satu bidang strategis, untuk membangun peradaban yang maju dan mulia. Sehingga negara Islam, akan memprioritaskan pendidikan sebagai upaya mencetak generasi yang siap menjadi pemimpin yang terdidik. 

Ketika sejarah di masa Khilafah Utsmaniyah, tercatat Muhammad Al-Fatih mendirikan 8 madrasah dari bangunan gereja di Istanbul, dan Turki. Beliau mengangkat para profesor, dan cendikiawan sebagai sumber daya pengajar. dengan bayaran yang tinggi pada masanya. 

Beberapa sejarawan menyebutkan, bahwa tiga madrasah utama di Istanbul adalah Hagia Sophia, Zeyrek, dan Sahn-1 Seman (Fatih), perpustakaan besar pun didirikan disana. Hal inilah yang mengubah Istanbul menjadi kota sains dan pendidikan.

Dalam pendidikan di era khilafah Islam, seluruh proses yang berjalan di pendidikan. Sekolah, tidak memungut biaya kepada peserta didik. Perguruan tinggi pun tidak mengalami problem kekurangan pembiayaan. Seluruh biaya diambil dari baitul mal, yakni dari fai', kharaj dan milkiyyah 'aammah serta tidak luput dari wakaf para individu yang kaya dan cinta ilmu. 

Sejarah membuktikan bahwa Islam bersungguh-sungguh dalam urusan pendidikan, Islam tidak memandang pendidikan sebagai institusi formal belaka. Pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok rakyat yang wajib difasilitasi dengan baik oleh negara dengan anggaran yang bersifat mutlak. 

Negara dalam Islam adalah, sebagai pengurus umat. Sehingga negara akan mengurusnya dengan cara terbaik sesuai tuntunan syara. Negara mampu memenuhi kebutuhan anggaran, karena syara sudah menetapkan sumber-sumber pendapatan negara sesuai dengan sistem ekonomi Islam. Namun sayang, kenyamanan sistem pendidikan Islam, saat ini sudah tidak dihuraukannya lagi.

Wallahu a'lam bishawab.


Oleh: Kokom Komariah 
Komunitas Ibu Peduli Generasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar