Topswara.com -- Sebuah Renungan Tentang Kebesaran Allah
Lautan merupakan salah satu dari keajaiban alam yang memancarkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Ia terbentang luas sejauh mata memandang, menyimpan kekayaan yang melimpah ruah, sekaligus menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya.
Dalam Islam, lautan bukan hanya dipandang sebagai hamparan air yang memukau, tetapi juga sebagai bukti nyata dari kasih sayang dan kemurahan Allah SWT yang diberikan kepada makhluk-Nya. Merenungkan lautan dan memahami betapa besar perannya bagi kehidupan, membuat kita semakin sadar akan pentingnya bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Keajaiban Laut dalam Pandangan Al-Qur'an
Al-Qur’an mengajak manusia untuk merenungkan alam semesta, termasuk lautan yang luas. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 53:
وَهُوَ الَّذِيْ مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَّهٰذَا مِلْحٌ اُجَاجٌۚ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَّحِجْرًا مَّحْجُوْرًا
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar, dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (QS. Al-Furqan: 53).
Ayat ini menunjukkan betapa kuasa Allah SWT dalam menciptakan sistem alam yang penuh keteraturan dan keseimbangan. Dua laut yang berbeda karakteristiknya tidak saling bercampur, tetapi tetap berdampingan.
Hal ini bukan hanya mengandung makna ilmiah, tetapi juga menjadi pelajaran bagi kita untuk menyadari keteraturan yang diciptakan oleh Allah SWT dalam alam ini, termasuk lautan sebagai tanda kebesaran-Nya.
Lautan tidak hanya menyimpan air dalam jumlah besar, tetapi juga kekayaan yang luar biasa, baik itu ikan, terumbu karang, hingga sumber daya mineral yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dalam surat An-Nahl ayat 14, Allah SWT berfirman:
وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar, dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat kapal-kapal berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 14).
Melalui ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa segala kekayaan laut diperuntukkan bagi manusia, baik itu sebagai sumber makanan, perhiasan, maupun sarana transportasi. Nikmat ini sudah seharusnya menjadikan manusia semakin bersyukur atas kemurahan Allah yang telah menundukkan laut dan seluruh isinya untuk kebutuhan hidup manusia.
Lautan Sebagai Sumber Kehidupan
Lautan adalah sumber kehidupan yang menghidupi berbagai makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari ikan-ikan kecil hingga mamalia besar seperti paus. Selain itu, laut berperan penting dalam mengatur iklim dunia dan siklus air yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan di daratan.
Bahkan lebih dari 70 persen oksigen yang kita hirup berasal dari lautan. Hal ini menunjukkan bahwa laut adalah ekosistem yang kompleks dan menakjubkan.
Salah satu hal yang menakjubkan dari laut adalah keberagaman hayati yang ada di dalamnya. Terumbu karang, misalnya, menjadi rumah bagi ribuan spesies ikan dan organisme laut lainnya. Sumber daya laut yang kaya ini tentu memiliki peran besar dalam mendukung kebutuhan manusia, khususnya sebagai sumber pangan.
Dari ikan hingga rumput laut, lautan telah menyediakan berbagai kebutuhan manusia, tanpa memandang golongan dan status sosial.
Laut sebagai Pelajaran Bersyukur
Ketika kita berdiri di tepi laut, memandang ombak yang silih berganti menghantam pantai, atau menyaksikan keindahan matahari terbenam di cakrawala laut, ada perasaan takjub yang memenuhi hati kita.
Begitu luas dan kuatnya lautan, hingga kita menyadari betapa kecil dan lemahnya kita sebagai manusia di hadapan kebesaran Allah SWT. Inilah saat di mana hati kita terdorong untuk bersyukur dengan lebih mendalam, mengakui bahwa semua yang ada di alam ini merupakan nikmat dan karunia dari Sang Pencipta.
Rasa syukur yang mendalam ini juga dapat memperkuat kesadaran bahwa manusia hanyalah makhluk kecil yang diberi amanah untuk menjaga alam semesta, termasuk lautan. Dalam hadis Rasulullah SAW dikatakan:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad).
Hadis ini mengingatkan bahwa sebagai makhluk yang diberi akal, kita sepatutnya menjadi pemelihara lingkungan, termasuk lautan. Laut yang kaya ini membutuhkan manusia yang bijak dan bertanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan ekosistemnya. Oleh karena itu, rasa syukur yang mendalam harus diiringi dengan tindakan nyata dalam menjaga kelestarian laut.
Pentingnya Kesadaran dalam Menjaga Lautan
Sayangnya, kekayaan laut yang begitu melimpah ini seringkali disalahgunakan oleh manusia. Penangkapan ikan secara berlebihan, pencemaran laut, dan kerusakan terumbu karang merupakan beberapa contoh dari eksploitasi yang merusak ekosistem laut.
Laut yang seharusnya menjadi berkah bagi kehidupan, malah berubah menjadi sumber bencana akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Merenungkan hal ini, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah titipan. Allah SWT telah menciptakan laut dengan segala kekayaannya untuk kebutuhan manusia, namun bukan berarti kita bebas merusaknya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memperingatkan tentang akibat dari kerusakan yang dilakukan oleh tangan manusia:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar-Rum: 41).
Ayat ini memberikan pelajaran bahwa segala kerusakan yang terjadi di darat maupun laut adalah akibat dari ulah manusia. Kita diingatkan untuk menjaga dan merawat apa yang telah Allah SWT titipkan, karena setiap kerusakan yang kita lakukan, pada akhirnya akan kembali berdampak kepada diri kita sendiri.
Mengakhiri Renungan dengan Rasa Syukur
Pada akhirnya, renungan tentang luasnya lautan dan kekayaan yang terdapat di dalamnya membawa kita pada satu kesimpulan: bahwa kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan.
Laut dengan segala keindahan dan kekayaannya, adalah bukti nyata dari kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Kita dituntut untuk tidak hanya mengambil manfaat dari laut, tetapi juga menjaga kelestariannya sebagai bentuk rasa syukur yang nyata.
Melalui lautan, Allah SWT mengajarkan kepada kita tentang kebesaran dan keagungan-Nya, sekaligus mengingatkan bahwa segala kekayaan yang kita miliki hanyalah titipan. Laut yang seolah tidak ada habisnya ini mengajarkan bahwa ada yang lebih luas, lebih besar, dan lebih berkuasa dari kita, yaitu Sang Pencipta, Allah SWT.
Semoga kita bisa menjadi hamba yang senantiasa bersyukur dan menjaga amanah yang telah diberikan-Nya, termasuk menjaga lautan agar tetap lestari untuk generasi mendatang.
Oleh: Ema Darmawaty
Praktisi Pendidikan
0 Komentar