Topswara.com -- Menyikapi maraknya anak durhaka kepada orang tua seperti membentak, menelantarkan, memperkarakan orang tua ke pengadilan hingga membunuh orang tuanya sendiri, Mubalighah Ustazah Rif'ah Kholidah memaparkan ancaman keras kepada orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
"Pertama, yaitu durhaka kepada orang tua merupakan salah satu bentuk dosa besar," ungkapnya dalam Bagaimana Hukum Anak Durhaka dalam Islam di kanal YouTube Muslimah Media Hub, Ahad (6/10/2024).
Ia mengutip hadis dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata; "seorang Arab Badui datang kepada Nabi Saw lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah dosa-dosa besar itu?” Beliau menjawab, “Isyrak (menyekutukan sesuatu) dengan Allah”, dia bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian durhaka kepada kedua orang tua”, dia bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Sumpah yang menjerumuskan”. Aku bertanya, “Apa sumpah yang menjerumuskan itu?” Beliau menjawab, “Sumpah dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang Muslim.” (HR. Al-Bukhari, no. 6255)[3]
Kedua, orang yang durhaka tidak akan masuk surga, sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam laa yankhulul Janna ta'akum wa laa mukardi Bun Bil qodari yang artinya “Tidak masuk surga anak yang durhaka, pe,imu, khamr (minuman keras) dan orang yang mendustakan qadar” [Hadits Riwayat Ahmad 6/441 dan di Hasankan oleh Al-Albani dalam Silsilah Hadis Shahihnya 675].
Ketiga, orang yang durhaka kepada orang tua di segerakan azabnya disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagaimana hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “Setiap dosa, Allah akan menunda (hukumannya) sesuai dengan kehendakNya pada hari Kiamat, kecuali durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturrahim. Sesungguhnya orangnya akan dipercepat (hukumannya sebelum hari Kiamat).” (HR Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 459).
Ia menjelaskan, maraknya anak durhaka kepada kedua orang tua akibat dari penerapan sistem pendidikan sekuler.
"Fenomena banyaknya anak-anak yang durhaka kepada orang tua tidak bisa dilepaskan dari hasil penerapan pendidikan sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan sehingga melahirkan generasi yang berakhlak buruk yang jauh dari nilai-nilai Islam," terangnya.
Kemudian ia membandingkan ketika pendidikan Islam diterapkan. "Tentu hal ini berbeda dengan pendidikan Islam yang telah terbukti melahirkan generasi yang berkepribadian Islam yang berbakti dan hormat kepada orang tua karena dorongan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ungkapnya.
Ia menjelaskan kisah Uwais al-qarni sosok pemuda yang soleh yang memuliakan ibunya, Uwais senantiasa merawat dan memenuhi permintaan ibunya, sang ibu yang sudah tua renta ingin sekali untuk pergi haji padahal kondisi saat itu tidak punya uang, maka Uwais pun berpikir terus untuk mencari jalan keluar agar Ibunya bisa berangkat untuk Haji, maka pada saat ketika musim Haji tiba buat menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, dan setibanya di tanah suci Uwais al Qarni dengan Tegap menggendong ibunya untuk melakukan wukuf di Arofah dan tawaf di Ka'bah dan di hadapan Ka'bah inilah kemudian air mata ibunya tumpah ruah dan Uwais Alqarni berdoa untuk ibunya.
"Kisah nyata yang terjadi dalam lintasan sejarah ketika pendidikan Islam diterapkan dalam sebuah instansi yaitu Khilafah Islamiah, hanya dengan Khilafah dengan aturannya yang sempurna telah terbukti mampu untuk mencegah generasi yang bersaksiyah Islam yang memuliakan kepada orang tuanya," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar