Topswara.com -- Ada banyak persoalan yang dihadapi gen Z aaat ini. Mulai dari insecure berlebihan, galau karena tidak punya pacar, bingung memikirkan outfit, FOMO sama idola dan masih banyak lagi hal-hal seperti ini yang dialami gen Z saat ini.
Jangan ya dek ya, karena zaman sekarang bukan lagi untuk mikirin dunia melulu. Sudah kita waktunya upgrade diri, show up diri kamu untuk menyampaikan kebenaran Islam. Kita hidup di zaman serba digital, mudah sekali lho untuk share artikel, meme, atau apa pun itu yang berkaitan dengan dakwah Islam.
Walaupun di tengah persoalan yang semakin rumit ini, gen Z harus tetap produktif. Menambah ilmu melalui kajian-kajian, baca buku yang bermanfaat, belajar, bikin konten dakwah, berkumpul dengan orang-orang yang taat. Insyaallah rasa insecure dan galau itu akan hilang, apa lagi yang sakit hati putus karena pacarnya selingkuh atau di tinggal nikah eh maaf ya.
Misal teman-teman di sini sedang mengalami kesedihan janganlah melakukan hal yang merugikan, bunuh diri misalanya. Kita sebagai Muslim harus ambil wudhu dan shalat maupun baca Al-Qur'an untuk menenangkan hati kita. Curhat ke Allah tentang masalah kita, atau bisa juga curhat ke teman yang bisa kita percayai. Jangan dikit-dikit bundir, jangan ya dek ya.
Rugi
Rugi dunia akhirat pokoknya jika mengambil jalan pintas yang dilarang Allah SWT itu. Karena gen Z memiliki modal besar sebagai agen perubahan, termasuk membangun sistem kehidupan yang shahih.
Sistem demokrasi menjauhkan gen Z dari perubahan hakiki dengan Islam kaffah, padahal hanya dengan sistem Islam generasi dan umat manusia akan selamat. Selamat dari kehidupan yang melelahkan dan fana ini. Ketika kita lelah dalam kebaikan, lelah dalam kegiatan yang bermanfaat insyaallah lelah karena lillah akan berbuah manis kelak di akhirat.
Untuk itu, gen Z membutuhkan adanya partai yang akan membina Gen Z secara shahih yang mendorong terbentuknya gen Z berkepribadian Islam, yang akan membela Islam dan membangun peradaban Islam. Sehingga perbuatan kita terkontrol tidak sembrono dalam menjalani hidup. Enak kan jika ada teman kita yang perhatian, dan menegur kita saat kita salah. Pastinya kita ada teman hijrah yng mengajak taat kepada Allah SWT.
Pesan Rasulullah Saw dan Sahabat kepada Pemuda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menasihati seorang sahabat yang tatkala itu berusia muda (berumur sekitar 12 tahun) yaitu Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah Syaikh Sholeh Alu Syaikh, 294). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundaknya lalu bersabda,
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ , أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari no. 6416).
Lihatlah nasihat yang sangat bagus sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat yang masih berusia belia. Ath Thibiy mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan orang yang hidup di dunia ini dengan orang asing (al ghorib) yang tidak memiliki tempat berbaring dan tempat tinggal. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan lebih lagi yaitu memisalkan dengan pengembara. Orang asing dapat tinggal di negeri asing. Hal ini berbeda dengan seorang pengembara yang bermaksud menuju negeri yang jauh, di kanan kirinya terdapat lembah-lembah, akan ditemui tempat yang membinasakan, dia akan melewati padang pasir yang menyengsarakan dan juga terdapat perampok. Orang seperti ini tidaklah tinggal kecuali hanya sebentar sekali, sekejap mata.” (Dinukil dari Fathul Bariy, 18/224).
Negeri asing dan tempat pengembaraan yang dimaksudkan dalam hadis ini adalah dunia dan negeri tujuannya adalah akhirat. Jadi, hadis ini mengingatkan kita dengan kematian sehingga kita jangan berpanjang angan-angan. Hadis ini juga mengingatkan kita supaya mempersiapkan diri untuk negeri akhirat dengan amal shalih. (Lihat Fathul Qowil Matin)
Dalam hadis lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2551. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi).
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu juga memberi petuah kepada kita,
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً ، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً ، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ
“Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari) rumaysho.com (30/1).
Jika umat Islam masih insecure dengan ajarannya sendiri, berpecah-belah belah antar golongan, gen Z masih galau memikirkan dunia, maka kemenangan Islam akan sulit dicapai.
Untuk itu jangan lagi alergi dengan syariat Islam ya teman-teman. Harusnya kita bangga dengan jati diri kita sebagai umat Rasulullah Saw. Jangan insecure dan jangan galau lagi, marilah kita menjadi pelopor perubahan untuk generasi yang gemilang.
Generasi Salahuddin Al Ayyubi yang membebaskan Al Aqsa, generasi Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstantinopel. Muslim bisa hebat dan kuat karena tidak insecure dengan agamanya, menjadikan Islam sebagai ideologi bersatu tidak terpecah-belah. Karena persatuan itu lah Islam menjadi umat yang tidak bisa dikalahkan.
Oleh: Munamah
Aktivis Muslimah
0 Komentar