Topswara.com -- Dalam sepekan terakhir terjadi empat kasus bunuh diri di Kabupaten dan Kota Malang. Dua kasus berupa orang menabrakkan diri ke kereta api Kabupaten Malang pada Rabu pagi dan malam (9/10).
Dua kasus lainnya dilakukan dengan cara gantung diri pada Kamis malam (10/10) dan Jumat dini hari (11/10) di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, dan Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Makin memprihatinkan lantaran yang melakukan gantung diri adalah mahasiswa dan pelajar kelas VIII SMP yang berinisial DA. Aksi itu dilakukan DA setelah sebelumnya sempat berselisih paham dengan orang tuanya (jawapos.com, 12/10/2024).
Sebelumnya juga terjadi aksi bunuh diri di Surabaya. Seorang mahasiswa Petra Christian University (PCU) ditemukan tewas di jalanan area kampus, Jalan Siwalankerto Surabaya. Mahasiswa tersebut tewas diduga bunuh diri.
Mahasiswa inisial R itu merupakan mahasiswa semester tiga. Dia mengambil jurusan teknik mesin. Menurut kakak kelasnya yang enggan disebut namanya, selama ini, R dikenal pendiam. Ia juga mengaku sebelum ditemukan tewas hari ini, korban sudah menunjukkan gelagat aneh seperti depresi.(detik.com, 2/10/2024)
Fakta tersebut mengindikasikan bahwa negeri ini sedang darurat kesehatan mental. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang nekat bunuh diri. Salah satu faktor terbanyak adalah depresi karena persoalan hidup yang terus berulang dan tidak kunjung selesai.
Ketika seseorang dihinggapi masalah hidup yang begitu pelik tanpa diimbangi dengan keimanan, maka jalan pintas bunuh dirilah yang akan dijadikan solusi. Seolah bunuh diri menjadi aktualisasi atas keputusasaan menyelesaikan masalah dengan mencari jalan keluar terbaik dari masalah yang ada.
Angka bunuh diri yang makin marak dikalangan pelajar menunjukkan generasi Indonesia sedang sekarat imannya. Tanpa keimanan yang kokoh, mereka akan menjadi generasi yang mudah putus asa dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Alhasil, sikap putus asa, stres, depresi, hingga bunuh diri menjadi penyakit mental yang mudah menghinggap dalam kehidupan mereka. Mereka berpikir dangkal, yaitu dengan bunuh diri, semua beban masalah di dunia akan terlepas dan berakhir.
Sebab Generasi Mudah Depresi
Faktor utama generasi mudah depresi, adalah diterapkannya sistem sekuler kapitalisme yang nyata-nyata gagal mewujudkan generasi kuat dan tangguh. Karena sistem ini mengeliminasi peran tiga pilar pembentuk generasi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat dan peran negara.
Dalam sistem kapitalis, keluarga yang diharapkan menjadi tempat ternyaman bagi anak justru menjadi pemicu stres lantaran mereka lahir dan besar di lingkungan keluarga broken home, fatherless, motherless, atau hidup berjauhan dengan orang tua. Sehingga proses pendidikan, khususnya pendidikan agama dan pendampingan baik fisik maupun psikis tidak dirasakan sang anak.
Kedua, sekolah dan masyarakat. Sistem pendidikan yang berlaku hari ini adalah kurikulum sekuler yang justru menjauhkan manusia dari aturan Allah SWT. Alhasil, para generasi terdidik dengan cara pandang kapitalisme sekularisme dimana ukuran kebahagiaan hidup tertinggi ialah manakala bisa meraih materi sebanyak-banyaknya dan kesenangan duniawi.
Saat mereka gagal meraihnya, maka depresi menjadi hal yang tidak terhindarkan. Perilaku mereka hanya menuruti hawa nafsunya saja tanpa memperdulikan halal dan haram. Akhirnya, masyarakat yang terbentuk pun menjadi masyarakat individualis kapitalistik.
Ketiga, hilangnya peran negara. Sistem kapitalisme negara kita mengabaikan peran dan tanggung jawabnya sebagai raain yang seharusnya menjamin kesejahteraan rakyat.
Alhasil, kehidupan semakin sempit dan sulit. Sebagian besar rakyat yang tidak mampu mengakses kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Hal ini juga menjadi pemicu mudahnya rakyat mengalami stres.
Sungguh, eksistensi diri manusia itu harus dikembalikan kepada posisi manusia sebagai seorang hamba, yakni adanya Sang Khaliq sebagai Sang Pencipta sekaligus pembuat aturan bagi kehidupannya. Bunuh diri begitu dilaknat oleh Islam, karena itu persoalan ini akan selesai di bawah negara yang menerapkan Islam kaffah.
Penerapan aturan Islam secara kaffah akan menghilangkan pemicu seseorang untuk melakukan bunuh diri. Negara yang menerapkan aturan Islam kaffah akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang mampu melahirkan manusia yang jelas arah dan tujuan hidupnya selama di dunia. Memahami perkara halal dan haram, memahami perkara khair dan syar, perkara hasan dan qabih serta qadha dan qadar.
Negara Islam akan mensejahterakan umat manusia dengan penerapan sistem ekonomi Islam sehingga tidak akan ditemukan orang yang depresi karena masalah ekonomi.
Ayat-ayat tentang janganlah terputus asa terhadap rahmat Allah SWT, dalam kehidupan pasti akan ada kemudahan dan ayat-ayat yang sejenis dengan itu penting sekali untuk dikenalkan kepada khususnya para generasi kita saat ini, bahwa mereka harus memiliki mentalitas yang kuat.
Contohnya apa? Tidak ada hidup yang mudah, tidak ada persoalan yang tidak terselesaikan. Dengan meletakkan kerangka berpikir agama, sampai pada kesimpulan bahwa bunuh diri itu haram dan tidak boleh dilakukan, itu adalah suatu hal yang sangat penting bukan sekedar tidak boleh.
Memahami haram di situlah maksudnya sesuatu yang kalau ia lakukan akan menabrak ketentuan Allah Swt yang resikonya sangat besar di akhirat nanti, ini juga tentang pandangan akhirat. Disebutkan bahwa orang yang membunuh dirinya akan berada di neraka selama-lamanya.
"Barang siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, maka dia akan disiksa dengan benda tersebut di neraka jahanam,"
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan menanamkan sebuah keyakinan, selama masih hidup ada peluang bahwa susah akan berubah menjadi senang, sepanjang ia masih hidup masih mungkin berubah, tetapi kalau sudah mati tidak ada yang bisa berubah.
Jadi, sebenarnya orang yang bunuh diri itu menutup seluruh peluang kemungkinan bagi perubahan di dalam hidupnya. Maka inilah perkara mindset, di sinilah kemudian pentingnya keimanan kepada takdir.
Pentingnya mempersepsi semua peristiwa yang terjadi dalam kerangka akhirat, yaitu adanya pahala dan dosa, kebaikan dan keburukan di mata Allah SWT. Dengan kerangka itu, maka orang tidak akan mungkin melakukan sesuatu yang justru menjauhkan pahala atau bahkan menimbulkan dosa yang sangat besar seperti bunuh diri dan semua itu hanya bisa diberlakukan oleh sebuah negara yang menerapkan Islam secara kaffah.
Karena dalam Islam akan mencegah orang-orang untuk menjadikan dirinya mengalami bunuh diri bahkan depresi dan dalam Islam segala sesuatunya ada sikap yang tegas dari negara untuk mencegah terjadinya hilang atau rusaknya generasi. []
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
0 Komentar