Topswara.com --
۞ وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ ١٣٣
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertakwa (QS. Ali Imran : 133).
Kunci surga menurut ayat ini adalah takwa yakni beramal saleh menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Bersegera menjalankan apa yang diwajibkan dan bersegera menjauhi yang diharamkan.
Apabila kita cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia bentuk aktif kata bersegera adalah menyegerakan, dan makna bersegera adalah lekas-lekas, bergegas.
Artinya ada perintah dari ayat tersebut untuk bergegas tanpa adanya penundaan. Sedangkan makna bahasa arabnya وَسَارِعُوۡۤا artinya lari cepat dengan Langkah lebih cepat dan intens (terus-menerus).
Dari makna pilihan kata ini kita bisa dapati bahwa Allah memerintahkan kita untuk terus-menerus bersegera dalam rangka meraih surganya dengan ketakwaan.
Namun sayangnya seringkali kita salah memilih sikap bersegera dalam urusan yang materi saja.
Misalnya ketika ada panggilan/ perintah tugas dari atasan, dengan sigap dan cepat perintah itu diterima dan dikerjakan. Contoh lain jika ada ajakan hang out tanpa berpikir panjang ajakan kita terima.
Berbeda halnya jika ajakan itu berupa ajakan menghadiri kajian/ majelis ilmu agama, pasti ada segudang alasan untuk menolaknya. Padahal kita seharusnya tahu untuk menjadi hamba yang bertakwa kita harus memiliki ilmu, mengetahui apa saja syariat yang Allah wajibkan dan mana saja syariat yang Allah haramkan.
Walaupun kita dapati kajian-kajian atau majelis ilmu agama sudah mulai ramai diminati namun secara jumlah yang menghadiri tetap masih kalah dengan jumlah yang hadir di acara music/konser ataupun war diskon/pembelian produk-produk viral.
Kita sangat mudah sekali untuk bergegas jika berurusan dengan materi yang sifatnya hanya sementara saja. Padahal hidup kita ada batasnya, karena semua yang bernyawa akan bertemu dengan ajalnya.
Sebagaimana firman Allah :
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ ٥
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al-‘Ankabut : 57).
Menurut Tafsir Wajiz ayat ini menjelaskan bahwa, jika kamu khawatir mati kelaparan akibat hijrah ke tempat lain, ketahuilah bahwa kamu pasti akan mati dengan cara lain. Sebab setiap makhluk yang bernyawa tanpa terkecuali akan merasakan mati, dengan atau tanpa sebab.
Kemudian, setelah itu hanya kepada Kami kamu dikembalikan untuk mendapat balasan yang setimpal atas amal perbuatanmu, baik maupun buruk. Ayat ini mengandung ancaman bagi orang-orang kafir. (quran.nu.or.id).
Maka jika kita kaitkan mengapa kita harus bersegera menjemput ampunan Allah dengan menjadi hamba yang bertakwa? Karena kita semua akan merasakan kematian, namun cepat lambatnya kita tidak pernah tahu dan Allah tidak memberitahu setiap diri yang bernyawa batas usianya.
Kita hanya diminta untuk terus memperhatikan amal kita selama masih diberi waktu oleh Allah mengumpulkan bekal pahala dan bersiap untuk dihisab atas semua perbuatan yang pernah dilakukan semasa hidup.
Untuk memulai dan istiqamah menjalani ketakwaan memang tidak mudah. Ditambah lagi hari ini kita hidup di masa dimana kehidupan jauh dari syariat, tidak menjadikan benar dan salah menjadi standar. Hal inilah yang mengakibatkan tidak ada kaitan urusan dunia dengan ibadah.
Padahal seharusnya dunia ini menjadi sarana untuk beramal sholih mengumpulkan pahala sebagai bekal kembali ke Al Khaliq, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Oleh: Nugraha Andani
Aktivis Muslimah
0 Komentar