Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

2,3 Juta Warga Gaza Kelaparan, dari Mana Datang Pertolongan?


Topswara.com -- Setahun lebih merintih dalam kondisi tertatih
Di tengah kecamuk perlawanan dan syahid bergantian
Jutaan warga Gaza dalam kelaparan konflik yang kian pelik
Laporan PBB menyebut klaim omong kosong dari bangsa tukang bohong

Tidak pelak apa yang boleh masuk dan tidak boleh?
Aturan membingungkan tidak jelas dan tak masuk akal
Kesengajaan membunuh sistematis tanpa kompromistis
Bantuan makanan pun jadi sasaran penembakan dan pembusukan

2,3 juta jiwa dalam kelaparan tidak terkira
Gizi buruk melanda seantero negara
Di sisi lain bangsa sekitar berasyik masyuk dengan kelebihan dan tumpah makanan
Begitukah bertetangga yang tanpa peduli demi ego diri?

Sungguh tiada kira pembiaran yang berlangsung lama
Sambungan hidup pun memperpendek usia
Kemapanan adalah impian yang kian tenggelam
Tiada terkira menghadapi resiko besar yang siap dipanggil Rabbnya

Kelaparan dalam pembiaran 
Anak-anak dalam kondisi yang mengenaskan dan kurus kerontang
Gaza Selatan bantuan kadang di hadang tak sampai ke tangan
Gaza belum mengering dengan kucuran darah syuhada

Pemimpin muslim yang berani keluar untuk bertanggung jawab
Gagah berani tak cuma beretika lembut pada bangsa penjajah
Kirim manusia ksatria penjaga kota suci mulia
Tidak ada keraguan dengan segenap kekuatan

Dari mana datang sebuah pertolongannya?
Dari yang masih miliki iman dan kekuasaan
Dari yang masih membuka mata dan hati terang
Dari yang masih berjibaku tanpa merasa aku

Dari mana datang sebuah pertolongan?
Dari yang hanya mengharapkan keadilan Tuhan
Dari yang hanya merindu kemuliaan di keabadian
Dari yang hanya berani secara politik dalam percaturan global

2,3 juta jiwa itu umat Muhammad yang terlunta
Yang terus menanyakan dari mana pertolongan itu datang
Yang terus mengetuk hati saudara muslim sedunia agar kirimkan bantuan
Yang terus dalam kekuatan iman dalam menghadapi resiko perjuangan

2,3 juta jiwa itu tiada yang menjadi pelindung
Pemilik kekuatan dan kekuasaan masih saja linglung
Hegemoni dan agresi dianggap angin kembung
Di mana mereka yang masih cinta kekuasaan dunia daripada menolong saudaranya?


Oleh: Hanif Kristianto 
Analis Politik dan Media 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar