Topswara.com -- Kasih ibu sepanjang masa tak berlaku di sistem kapitalis ini hari. Sungguh di luar nalar ada ibu di Sumenep yang tega mengorbankan kesucian anaknya untuk kepuasan dirinya sendiri. Ibu yang seharusnya menjadi pendidik utama justru melakukan kekejian luar biasa.
Nasib pilu dialami seorang remaja perempuan di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dia dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E.
Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, mengatakan kepala sekolah dan ibu korban telah diamankan polisi. Kasus ini pertama kali dilaporkan ke polisi pada 26 Agustus lalu.
"Pelaku yang merupakan Kepala Sekolah Dasar, diamankan anggota Resmob Polres Sumenep pada hari Kamis tanggal 29 Agustus 2024 sekitar pukul 15.00 WIB, di Rumahnya, Desa Kalianget Timur," kata Widiarti, Jum'at (30/8).
Ini menunjukkan matinya naluri dan kasih sayang ibu, entah apa yang merasukimu wahai ibu kok tega sekali berbuat demikian pada putrimu. Yang jelas tindakan tersebut adalah lebih hina dari hewan.
Induk ayam saja marah ketika ada musuh yang datang mendekati anaknya. Induk ayam menyerang siapa saja yang mengganggu anaknya. Tetapi sekali lagi, ibu asal Sumenep ini sungguh perilakunya sangat keji melebihi binatang ternak.
Apa yang diharapkan jika ibu-ibu saat ini mengalami pemikiran menyimpang seperti itu? Bagaimana nasib masa depan bangsa ini? Anak yang di kandung sembilan bulan dengan susah payah yang harusnya dijadikan generasi penerus yang hebat justru dihancurkan sendiri masa depannya.
Belum lagi trauma mendalam yang dialami anaknya. Pasti dia hidup dengan bayang-bayang kesedihan yang mendalam dan bisa kena mental yang tidak mudah untuk disembuhkan.
Fenomena ini menunjukkan adanya kegagalan dalam pola asuh dan mendidik anak. Kehidupan kapitalis meniscayakan kesenangan di dunia dengan melakukan segala cara untuk memuaskan keinginannya.
Tanpa memandang bagaimana aturan tersebut benar atau salah, yang terpenting dapat terpenuhi. Hal ini berakibat fatal dan dapat merusak kehidupan.
Islam datang dengan membawa seperangkat aturan untuk menyelesaikan problem kehidupan. Sangat hati-hati sekali dalam mendidik anak, diharapkan menjadi anak yang shalih-shalihah penerus kehidupan yang bertakwa kepada Allah SWT.
Pada suatu hari, Fathimah (Ibunda Imam Syafi'i) meninggalkan Syafi’i kecil yang sedang tertidur sendirian di rumah untuk pergi ke pasar. Lalu ketika Syafi’i kecil terbangun dan mendapati ibunya tidak berada disisinya, ia pun menangis sejadi-jadinya sampai suara tangisannya tersebut terdengar oleh seorang ibu, tetangga Fathimah.
Melihat kejadian tersebut, ibu itu langsung mencoba menenangkan tangsian Syafi’i kecil dengan mencoba menyusuinya. Sesampainya di rumah, ketika Fathimah mengetahui akan hal tersebut, ia merasa khawatir jika saja terdapat unsur haram yang masuk ke tubuh Syafi’i melalui susu tetangganya tersebut.
Tanpa berpikir panjang, Ibu Imam Syafi’i pun langsung memasukkan jari telunjuknya kedalam mulut Syafi’i hingga kepangkal kerongkongan, mengangkat tubuhnya dan kemudian mengguncang-guncang perutnya, agar semua susu yang telah masuk ke dalam perut Syafi’i pada saat itu dapat termuntahkan kembali.
Selain itu, walaupun Fathimah berada di taraf perekonomian yang sangat minim, ia selalu berusaha memfasilitasi Imam Syafi’i dengan tempat-tempat menuntut ilmu terbaik, bersama dengan ulama-ulama terbaik. Sedari Syafi’i kecil, Fathimah bahkan telah menggembleng anaknya untuk cinta mati akan ilmu pengetahuan.
Bahkan tak jarang ia mengurung Syafi’I kecil di dalam sebuah ruangan untuk menghafal suatu bidang ilmu, yang kemudian disetorkan pada dirinya. Bukan hanya itu, Fathimah juga kerap kali tidak membukakan pintu rumah untuk Syafi’i ketika ia pulang dari sebuah majelis ilmu, agar ia kembali lagi ke majelis tersebut, hingga mendapatkan sebuah ilmu, walau sekecil apapun.
Walhasil pendidikan yang terbaik itu mencetak Imam besar yang sangat bermanfaat ilmunya untuk umat Islam. Itulah gambaran betapa mulianya sosok ibu dalam kehidupan Islam. Walaupun single parent tapi mampu mendidik anak dengan segala kekurangan menjadi pemimpin di masa itu.
Kesempurnaan sistem Islam tampak dari sistem pendidikan yang membentuk kepribadian Islam, sistem sanksi juga sistem yang lain yang mampu menjaga setiap individu dalam kebaikan, ketaatan dan keberkahan Allah SWT. Islam juga mewajibkan negara mampu menjaga fitrah ibu, anak dan manusia semuanya.
Oleh: Munamah
Aktivis Muslimah
0 Komentar