Topswara.com -- Pada Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024di Nusa Dua, Bali pada Minggu (1/9/2024). Ketua DPR RI Puan Maharani menyuarakan untuk menghentikan perang dan genosida di Palestina. Forum tersebut hadiri oleh 1500 delegasi dari negara Afrika.
Dalam pidatonya ia mengingatkan peran parlemen untuk berkontribusi dalam penyelesaian persoalan global, serta mendorong perdamaian dunia dengan menolak kekerasan dan menghasilkan perdamaian. Puan juga menegaskan untuk memperjuangkan kemerdekaan palestina melalui Forum kerjasama antara Indonesia dan Afrika.
Menteri luar negeri Retno Marsudi juga menegaskan peran parlemen untuk memobilisasi tekanan publik internasional dari upaya mengakhiri genosida di Palestina (Suarabali.id,1/9/2024).
Peran parlemen untuk memperjuangkan kemerdekaan palestina dan menghentikan perang di Ukraina dan berbagai wilayah yang terkendala konflik. Indonesia secara konsisten lantang menyuarakan untuk mewujudkan perdamaian di dunia global.
Puan menyampaikan tiga sasarannya ingin dicapai diantaranya, menghentikan segala bentuk kekerasan, memastikan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dimulainya kembali pembicaraan perdamaian melalui two state solution sesuai parameter internasional (kabar24.bisnis.com,1/9/2024).
Seruan kemerdekaan untuk Palestina di forum internasional seperti IAPF terlalu klise. Sebab tidak sejalan dengan realitas dan kebutuhan Palestina atas persoalan yang terus berlarut-larut dan tidak menyentuh akar masalah.
Persoalan utama krisis di Palestina adalah pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Untuk kemerdekaan Palestina tidak lebih hanya pencitraan dan tidak membawa dampak bagi kebaikan Palestina, apalagi didengar zionis. Terbukti seruan serupa sering dilayangkan oleh dunia internasional termasuk PBB.
Namun tidak berpengaruh apa-apa, justru zionis semakin brutal dan wilayah Palestina semakin sempit.
Krisis di palestina tidak cukup dengan kecaman, perundingan, atau solusi dua negara. Banyak umat yang belum memahami tentang penyelesaian persoalan Palestina. Seharusnya negara-negara muslim mengirimkan bala bantuan militer untuk Palestina.
Tetapi faktanya mereka justru sibuk dengan kekuasaannya masing-masing. Inilah bukti rusaknya kepemimpinan para penguasa negeri-negeri muslim. Sebab mereka juga ente antek barat dan bukan penguasa pembela umat Islam.
Untuk itu mustahil jika mereka membantu palestina dengan mengirim militer sebab mereka lebih cinta dunia dan takut mati. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, ”Hampir saja para umat (kaum kafir) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?”. Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menempatkan dalam hati kalian wahn”. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu Wahn?”. Rosululloh berkata,”Cinta dunia dan takut mati”(HR. AbuDaud & Ahmad).
Sudah banyak perundingan perdamaian digelar bahkan resolusi PBB, sampai gencatan senjata sungguh tak mampu menggantikan kekejaman zionis terhadap rakyat Palestina. Solusi untuk palestina mustahil bersumber dari sistem demokrasi kapitalisme. Membiarkan keberadaan entitas zionis Yahudi tanah Palestina.
Untuk persoalan ini umat Islam harus memiliki metode dan agenda tersendiri untuk memberikan solusi untuk palestina juga negeri-negeri muslim lainnya. Umat Islam tidak membutuhkan forum Internasional yang hanya berisi kecaman tanpa aksi nyata. Hal itu hanyalah formalitas serta jauh dari persatuan hakiki dan ikatan akidah Islam.
Sejatinya persoalan Palestina adalah persoalan seluruh umat Islam. Sebab kaum muslimin itu bersaudara dan ibarat seperti satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit, maka bagian yang lain turut merasakan sakit.
Solusi tercepat untuk menyelesaikan krisis di Palestina adalah mengirim pasukan militer dari negeri negeri kaum muslim. Guna merebut dan mengusir kaum zionis dari tanah Palestina.
Solusi strategis adalah dengan tegaknya kembali sistem pemerintahan dalam Islam (khilafah) yang akan menjalankan politik luar negeri berupa jihad fisabilillah untuk mengusir penjajah dari bumi Palestina.
Akan tetapi tegaknya kembali sistem pemerintahan Islam harus diperjuangkan. Sebab hal ini merupakan kewajiban umat Islam. Untuk itu hal ini harus dijadikan sebagai kesadaran umum dan opini umum di tengah tengah umat.
Sehingga perlu keberadaan kelompok dakwah yang berdasarkan ideologi Islam dan berperan mencerdaskan umat. Jika pemikiran Islam berjalan beriringan dengan thoriqohnya maka kehidupan yang Islami akan terwujud dan dipraktekkan dalam kehidupan.
Dengan demikian keberadaan khilafah dan keberadaan kelompok dakwah yang tergabung bersama partai politik Islam Ideologis berjuang mewujudkan Khilafah di tengah tengah umat. Berperan sebagai junnah (perisai) untuk Palestina dan seluruh penduduk muslim di negeri kaum muslimyang sekarang terzalimi seperti Palestina.
Waallahu'alam bishawab.
Oleh: Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi
0 Komentar