Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Orang Seringkali Patah Hati Karena...

Topswara.com -- Co Founder Program Pelatihan Pola Pertolongan Allah (PPA) Ustaz Sonny Abi Kim, mengatakan orang yang sering patah hati karena berharap terhadap orang lain yang akhirnya kecewa.

"Jadi orang itu seringkali patah hati karena kan kecewa terhadap orang lain, kekecewaan ini muncul karena sebelumnya ada harapan, kalau kita enggak terlalu berharap maka kita enggak akan terlalu kecewa," ungkapnya dalam video berjudul Bagaimana Berdamai dengan Patah Hati? Di kanal YouTube Sonny Abi Kim, Jumat (22/3/2024).

Ia melanjutkan, makin besar harapan terhadap orang lain, makin besar pula potensi kekecewaan yang didapat, besarnya harapan itu menunjukkan kemelekatan. Seorang bisa patah hati besar kemungkinan karena terlalu melekat dan kepelekatan ini adalah akar mula penderitaan.

Ia menjelaskan yang dimaksud dengan kemelekatan adalah ketika diri dan batin seseorang itu nempel kepada sesuatu, bukan menempel secara fisik, tetapi nempelnya itu secara mental, menempel secara emosional dan ini bisa karena banyak faktor. Makin lekat seseorang terhadap sesuatu itu potensi patah hati dan sakit hatinya makin besar.

"Ketika sesuatu itu lenyap atau sesuatu itu meninggalkan ada rasa sakit yang teramat sangat, maka kata para ulama satu-satunya kemelekatan yang harus kita punya dan kemalekatan ini justru akan membahagiakan kita, kemelekatan yang menenangkan mendamaikan adalah lengkatnya hati kita dengan Allah," terangnya.

Ù„َا بِØ°ِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ تَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ الْÙ‚ُÙ„ُوب
Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Qs. Ar rad 28).

Jadi kemelekatan dengan Allah itu adalah kemelekatan yang akan membahagiakan. Adapun kemelekatan yang paling menyiksa adalah kemelekatan dengan kehidupan dunia. Maksudnya itu adalah ingin hidup selamanya tapi tidak menginginkan kehidupan akhirat. Para ulama menjelaskan siapapun yang lekat dengan kehidupan dunia maka ketika saat-saat dia berpisah dengan dunia itu ada rasa sakit yang teramat sangat.

Ia mengutip perkataan Maulana Rumi; "kadang-kadang kita perlu membiarkan hati kita patah agar dia terbuka".

"Ketika hati kita patah dari celah-celah patah hati itu ada cahaya Allah yang masuk, luka adalah tempat di mana cahaya itu masuk, luka adalah jalan cahaya yang memasuki jiwa, kalau hati kita enggak luka hati kita nggak patah mungkin kita enggak sadar kenapa kita nggak sadar karena cahaya Allah enggak bisa masuk jadi dalam perspektif ini kadang patah hati bisa berubah menjadi berkah," ungkapnya.

Sehingga, dalam beberapa keterangan kata para ulama Allah itu dekat dengan orang-orang yang hatinya patah. Allah itu dekat dengan orang-orang yang mengalami penderitaan hidup. Karena di situ ada patahan hati yang membuat cahaya Ilahi itu masuk. Maka para sufi itu punya rumus dalam penderitaan bahwa semestinya orang yang pata hati itu bersyukur masih diingatkan oleh Alla. Pada hakekatnya kebahagiaan sejati itu adalah perjalanan menemukan Allah dalam hidup kita.

"Maka ketika kita mungkin sedang merasakan sebuah penderitaan yang membuat hati kita patah terimalah situasi Itu tanpa menghakimi. Lalu hadirkan Allah untuk menemani setiap langkah kita, biarkan cahaya Allah masuk untuk menerangi jiwa kita, kalau hati kita tertutup tidak ada ruang untuk cahaya masuk, perlu ada celah terkadang agar hidayah hikmah kehidupan itu bisa masuk ke dalam jiwa kita," tuturnya.

"Jadi dalam setiap penderitaan itu katakanlah dengan tulus mungkin aku nggak bisa mengatasi keadaan ini, tetapi ada Allah yang bisa. Aku serahkan semua rasa sakit dan luka ini kepadamu ya Allah. Bersama Allah kita akan untuk kembali cinta kedamaian keindahan akan hidup kembali dalam diri kita, patah hati jadi jalan syukur dan inilah perspektif yang perlu kita tumbuhkan dalam inner game," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar