Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menyoal Maraknya Tindakan Kriminal Pemuda

Topswara.com -- Baru baru ini, Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena menjelaskan, tawuran antar kelompok yang menewaskan seorang korban itu berlokasi di Jalan Anjasmoro Raya Kecamatan Semarang Barat. Kompas.com. (15/6/2024)

Sementara di polres Cidaun Cianjur, melakukan tindakan tegas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor yang diduga hendak melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat. Karena pelaku membawa senjata tajam.

Setelah ditelusuri, tawuran itu terjadi karena adanya saling tantang dimedsos, tantangan itu dipenuhi demi pamor group dan gengsi. Tawuran yang sudah menjadi budaya dinegeri ini khususnya remaja termasuk pelajar kerena dipicu oleh banyak faktor diantaranya krisis identitas pemuda, disfungsi keluarga karena tekanan ekonomi, lingkungan yang rusak, dan lemahnya hukum serta penegakannya.

Ini semua, tidak terlepas dari jauhnya mereka dari Islam. Sebab, hanya Islamlah yang mampu membentuk kepribadian mulia pada diri seseorang. Namun kehidupan sekuler yang diterapkan hari ini membentuk pola pikir sekuler dan pola sikap liberal dalam diri pemuda. 

Alhasil, tujuan hidup pemuda hanya berputar pada aspek materi dan kesenangan duniawi termasuk menyalurkan emosi melalui tawuran. Hidupnya tidak produktif karena dipenuhi dengan aktivitas yang sia-sia .

Terbentuknya pemuda sekuler liberal, tidak lepas dari disfungsi peran keluarga. Terutama Ibu, yang memiliki peran mendidik anak agar terbangun kepribadian Islam. Yang hari ini, justru abai terhadap peran tersebut.

Penerapan sistem ekonomi kapitalis yang menciptakan kemiskinan struktural yang memaksa para Ibu bekerja untuk membantu perekonomian keluarga belum lagi banyak orang tua yang tidak memahami peran serta tanggung jawabnya terhadap anak.

Anak terlibat tawuran, dipengaruhi media yang mengedepankan bisnis dibanding tayangan-tayangan edukasi untuk para pemuda. Hari ini, media malah mengarahkan potensi besar pemuda pada hal-hal yang negatif, potensi besar pemuda tersalurkan pada kerusakan bukan kebangkitan, belum lagi negara abai terhadap pembentukan kepribadian yang mulia pada generasi. 

Negara dengan kebijakannya yang menerapkan sistem pendidikan sekuler, justru merusak pemikiran generasi. Kebijakan-kebijakan terkait generasi, jauh dari kebijakan manusiawi dan malah berujung menyia-nyiakan potensi besar pemudanya. Maka lahirlah perilaku kriminal ditengah para pemuda yang condong pada kultural barat.

Berbeda dengan penerapan aturan Islam secara keseluruhan, yang berlandaskan ajaran Islam. Yang mana, hidup di bawah naungan khilafah akan menetapkan negara sebagai penanggung jawab segala urusan umat. Termasuk, pembentukan generasi berkualitas unggul dan bertakwa. 

Apalagi, generasi itu ditempatkan sebagai pembangun peradaban Islam yang mulia. Ada beberapa mekanisme yang dijalankan khilafah untuk menjauhkan generasi dari kerusakan. Mekanisme tersebut bersumber dari syariat islam, Al-Qur'an dan As-sunah yang berkaitan satu sama lain.

Khilafah menempatkan keluarga sebagai madrasah pertama (madrasatul ula) bagi anak. Ibu adalah guru yang memiliki tanggung jawab agar mengenalkan identitas dirinya sebagai muslim hingga ia berpikir dan beramal hanya dengan sandaran Islam. Hal ini, akan menjadi pengontrol diri agar tidak mudah berbuat maksiat. 

Selain itu, sistem Islam juga memberikan pendidikan yang menghasilkan generasi berkepribadian mulia yang dapat mencegahnya dari perilaku kriminal.

Sebab, inilah tujuan utama pendidikan Islam. Yang mana pemuda tidak hanya dipersiapkan untuk bekerja, tetapi pemuda juga disiapkan untuk menjadi generasi hebat yang mengerahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji, dan mendakwahkan Islam kepada masyarakat. 

Serta, terlibat dalam perjuangan islam. Lebih dari itu, negara juga menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga hingga terwujudnya keluarga harmonis yang senantiasa memberikan lingkungan kondusif bagi anak dan memberikan pangaruh positif kepada lingkungan sekitar. 

Sebab standar perbuatan yang dibangun adalah halal-haram. Masyarakat dalam sistem Islam, membangun kultural amar ma’ruf nahi munkar sehingga, mereka tidak akan membiarkan kemaksiatan berada di tengah masyarakat. Sistem ekonomi Islam, dapat menjamin kesejahteraan baik masyarakat, maupun per-individu. 

Sehingga peran keluarga berjalan kondusif. Selain itu, khilafah juga membatasi media dan konten-konten yang mengandung unsur kejahatan dan ide-ide yang bertentangan dengan Islam. Konten-konten yang diperbolehkan hanyalah konten yang mengedukasi serta menguatkan ketakwaan generasi.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.


Oleh: Icha Khair
Pegiat Literasi dan Aktivis Remaja 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar