Topswara.com -- Tanggal 16 September 2024 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal diperingati sebagai Maulid Nabi Muhammad SAW.
Perayaan ini dirayakan untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah sebagai utusan Allah yang membawa ajaran Islam. Akan tetapi, di Indonesia, peringatan Maulid Nabi seringkali dicampurbaurkan dengan tradisi-tradisi melenceng yang tidak sesuai dengan syariat.
Seperti memberi sesajen, merayakan dengan hiburan yang berlebihan, melakukan ritual-ritual di tempat mistis, dan lain sebagainya. Tradisi tersebutlah yang membuat esensi dari pemaknaan sesungguhnya terhadap Maulid Nabi hilang begitu saja.
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang luar biasa, dikenal karena sifatnya yang jujur, amanah, dan penyayang.
Beliau memiliki karakter yang lembut namun tegas, selalu adil dalam keputusan, dan sangat peduli terhadap orang-orang lemah serta tertindas. Kepribadian beliau mencerminkan integritas tinggi, kecerdasan, dan kesabaran luar biasa dalam menghadapi tantangan.
Hal-hal tersebut yang seharusnya difokuskan ketika kita hendak memaknai sejarah perjuangan Rasulullah semasa hidup. Pola pikir dan pola sikap Rasulullah dapat menjadi role model yang sempurna dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam hal kepemimpinan dan bernegara.
Seperti yang kita tahu, saat ini Indonesia tengah mengalami krisis kepemimpinan. Masyarakat kehilangan figur pemimpin sebagai ra’in atau pengayom.
Sebagai pemimpin, seharusnya ia mampu melindungi dan memastikan kesejahteraan umat atau rakyatnya. Sebaliknya, yang terjadi saat ini justru sebaliknya.
Pemerintah dan jajarannya hanya sibuk mengurus dirinya sendiri beserta kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan dengannya.
Sedangkan rakyat, makin tercekik dengan berbagai regulasi yang membatasi ruang gerak dan hak yang seharusnya didapatkan.
Hal ini tentunya perlu kita kritisi. Sebenarnya apa fungsi pemimpin seharusnya? Bagaimana seorang pemimpin seharusnya menjalankan tugas? Semua hal tersebut bisa kita dapatkan melalui Rasulullah SAW. Sebagai pemimpin, Rasulullah SAW mampu menjadi pelindung, pengayom, pengatur urusan negara, pemimpin politik, panglima militer, serta penegak keadilan.
Sosok baginda Rasulullah SAW yang amanah, fathanah, shiddiq, dan tabligh seharusnya menjadi role model seluruh umat manusia, terlebih apabila ia seorang pemimpin. Rasulullah tidak pernah sekalipun menyimpan kepentingan pribadinya di atas kepentingan umat, sebab beliau paham betul bahwa tugasnya di dunia adalah menjadi pemimpin dan pembawa risalah kebenaran.
Lalu, apakah model kepemimpinan Rasul dapat diterapkan di era saat ini? Jawabannya bisa, namun dengan satu syarat, mengganti sistem kapitalisme yang selama ini telah mengakar menjadi sistem islam kaffah.
Sistem kapitalisme yang saat ini berlaku membuat seluruh umat berlomba-lomba untuk memiliki kuasa agar dapat hidup dengan sejahtera. Menyibukkan manusia agar berorientasi pada materi, sehingga terlena untuk menyiapkan kehidupan sejati di akhirat sana.
Oleh karena itu, dalam memperingati hari yang mulia, hari kelahiran Rasulullah SAW, mari merefleksikan diri sudah sejauh mana kita meneladani Rasulullah dalam prinsip hidup selama ini. Bukan hanya urusan ibadah, tetapi juga bagaimana pola pikir dan pola sikap yang kita lakukan apakah semuanya telah sesuai dengan syariat yang digaungkan oleh Rasulullah SAW atau masih jauh dari itu.
Oleh: Nabila A.S.
Aktivis Muslimah
0 Komentar