Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Maraknya Aborsi, Bikin Ngeri

Topswara.com -- Aborsi kian marak terjadi. Bahkan banyak kalangan yang kini menormalisasi tindakan tidak manusiawi tersebut.

Salah satunya kasus aborsi yang dilakukan pasangan di Kalideres, Jakarta Barat. Kandungan yang diketahui telah berusia delapan bulan, sengaja digugurkan. Alasannya bayi tersebut merupakan hasil hubungan sepasang kekasih yang belum menikah. Mereka melakukan aborsi di Pengadegan, Kalideres (kompas.com, 30-8-2024).

Aborsi pun telah marak terjadi di kalangan selebriti. Salah satunya yang tertangkap kamera adalah kasus aborsi yang tengah menerpa putri Nikita Mirzani (tvonenews.com, 30-8-2024). Kasus ini pun hangat diperbincangkan di media sosial.

Dampak Buruk Sistem Lalai

Pergaulan bebas dan bablas menjadi satu hal utama yang disorot sebagai penyebab maraknya aborsi saat ini. Perilaku kaum muda saat ini makin memilukan. Betapa banyak remaja yang terjebak pergaulan bebas yang berujung pada zina dan kehamilan. 

Cara kerdil yang hina dipilih sebagai solusi praktis yang dianggap mampu menutupi dan menuntaskan semua masalah. Parahnya lagi, aborsi diklaim sebagai usaha untuk menjaga kehormatan diri dan keluarga besar. Sementara, pergaulan bebas dibiarkan menjamur dan semakin ngawur. 

Beragam faktor menjadi pemantik suburnya aborsi. Salah satunya pergaulan yang rusak. Tata aturan pergaulan menjadi satu hal utama yang menyebabkan tindakan aborsi marak terjadi. Pergaulan bebas tanpa batas antara laki-laki dan perempuan. 

Interaksi yang kebablasan antara keduanya akhirnya berujung pada perbuatan nista dan dosa. Aurat wanita diumbar dengan bebas tanpa merasa malu dan dosa. Pandangan para laki-laki pun kian liar tanpa batasan. 

Tidak hanya itu, fenomena aborsi yang sering dijumpai ini pun merupakan bentuk kegagalan sistem pendidikan yang kini diadopsi. Kurikulum sekular dengan basis tujuan pendidikan global yang mengutamakan nilai kuantitatif ternyata telah mengabaikan nilai-nilai dan norma agama. 

Akidah dan adab didobrak demi memuaskan kesenangan jasadiyah semata. Keuntungan materi pun menjadi tujuan utama setiap keputusan yang diambil individu. Hingga akhirnya individu pun hilang arah dan jauh dari kemampuannya membedakan antara halal haram dan konsep benar salah. 

Pola pikir dan pola sikap hanya ditujukan demi memenuhi kesenangan dan kepuasan. Wajar saja, beragam kehancuran dan kezaliman marak terjadi. 

Sementara di sisi lain, negara menetapkan beragam kebijakan yang absurd dan jauh dari nilai penjagaan kemuliaan rakyat. Kebijakan sanksi hukum pezina ditetapkan secara tidak jelas. Hukuman yang ditetapkan pun hanya setengah hati. Tidak ada tindakan tegas dari negara untuk para pezina dan pelaku aborsi. 

Justru yang ada sebaliknya, kebijakan negara menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia yang terus menggaungkan kebebasan pribadi termasuk kebebasan perilaku dan berpikir bagi setiap individu. 

Alhasil, masyarakat pun bebas melakukan segala hal karena perlindungan konsep HAM. Istilah "my body my rules" makin liar merusak pemahaman. Konsep ini juga membuka pintu kebebasan bagi para content creator yang makin bablas menciptakan karya berbau pornografi yang memantik birahi. 

Inilah dampak penerapan sistem sekularisme kapitalistik yang liberal. Sistem ini hanya menyandarkan segala bentuk tata kelola kehidupan pada nilai-nilai yang jauh dari norma agama. Agama dianggap tabu dan sesuatu yang tidak mampu mengatur. Aturan agama dipandang sebelah mata dan hanya sebatas aturan ibadah harian. 

Paradigma sistem rusak ini pun menciptakan individu-individu rusak yang hanya memikirkan kepuasan sesaat yang nyata-nyata menciptakan kesesatan. Generasi pun jauh dari mulia. Kehinaan terus mendera hingga akhirnya kezaliman menerpa tanpa dirasa. Inilah seburuk-buruknya kehinaan yang kini terjadi di tengah pergaulan generasi muda. Memprihatinkan.

Penjagaan Islam

Islam secara tegas mengharamkan pergaulan bebas atau zina dan tindakan aborsi. Sebagaimana firman Allah SWT.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
(QS. Al-Isra' : 32)

Islam sebagai sistem yang diterapkan sebagai pengatur kehidupan akan menerapkan setiap kebijakan yang menjaga kemuliaan umat. Sistem Islam akan efektif menjaga dalam institusi amanah yang menerapkan syariat Islam yang utuh dan menyeluruh. 

Inilah khilafah. Satu-satunya lembaga yang memiliki kemampuan optimal dalam memposisikan rakyat sebagai prioritas utama. Rakyat akan terjaga kemuliaannya melalui regulasi yang bijak. 

Negara akan menutup semua celah melalui berbagai aspek, di antaranya penerapan sistem pergaulan Islam. Khilafah akan menetapkan kebijakan pemisahan pergaulan antara laki-laki dan perempuan. 

Tidak hanya itu, negara pun akan memerintahkan setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menjaga auratnya, serta menjaga pandangannya saat di luar rumah. Individu pun terus diedukasi dengan sistem pendidikan berbasis akidah Islam sehingga melahirkan individu yang berkepribadian Islam. Keimanan dan ketakwaan menjadi perisai kuat yang menjaga kemuliaan individu. 

Di sisi lain, khilafah akan tegas menerapkan sistem sanksi bagi para pezina dan pelaku aborsi. Hukuman yang diterapkan pun sesuai syariat Islam, yakni hukuman jilid dan rajam bagi para pezina. Dengan demikian, akan terlahir efek jera dan memutus mata rantai kasus aborsi. 

Islam memiliki tiga pilar yang akan menjaga umat tetap dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah SWT. dan RasulNya. Ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan peran negara yang menerapkan syariat Islam yang utuh dan sempurna. Ketiga pilar ini akan bersinergi optimal dalam tatanan amanah yang menjaga. Kemuliaan umat terlindungi dalam perisai hakiki. 

Wallahu a'lam bisshawab. 


Oleh: Yuke Octavianty 
Forum Literasi Muslimah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar