Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Krisis Air Terus Melanda, Buah Sistem Kapitalisme

Topswara.com -- Air bersih merupakan kebutuhan primer masyarakat yang pemenuhannya tidak bisa ditunda dan tidak bisa diabaikan. Permasalahan untuk pemenuhan air bersih tentunya adalah permasalahan yang sangat penting.

Mengkonsumsi air galon atau air kemasan menjadi salah satu faktor kelas menengah jatuh miskin, hal itu diungkapkan oleh mantan menteri keuangan Bambang Brodjonegoro. (01/09/2024) dikutip dari moneytalk.id.

Pernyataan Bambang tersebut justru mengungkap fakta dan sekaligus validasi, bahwa pemerintahan Jokowi selain telah gagal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah bawah, tetapi juga telah gagal dalam penyediaan air siap minum di tempat-tempat umum. 

Semestinya, pemerintah menyadari bahwasanya pemenuhan air bersih adalah kebutuhan primer yang menjadi tanggung jawab negara. Oleh karenanya, negara harus mengerahkan segenap upaya dengan dana dan juga teknologi untuk dapat menyediakan air bersih yang berkesinambungan.

Seperti inilah kondisi yang terjadi di negeri-negeri yang menerapkan sistem kapitalisme dengan mekanisme pasar bebasnya. Siapa pun bisa menguasai apa saja selama memiliki modal. 

Begitulah wajah buruk kapitalisme. Rakyat kecil selalu menjadi korban keserakahan kaum kapitalis. Rakyat dibebankan dengan membayar biaya air bersih untuk dikonsumsi dengan harga yang mahal.

Berbeda dengan sistem Islam, Islam memandang air sebagai hajat hidup umat. Maka dari itu, air tidak boleh diprivatisasi atau diswastanisasi, sebagaimana Rasulullah saw bersabda :

“Kaum muslim berserikat dalam tiga hal, padang gembalaan, air, dan api.”
(HR Abu Dawud). 

Hadis ini menjelaskan bahwa air adalah milik umum. Harta milik umum adalah milik umat, bukan milik badan lembaga tertentu atau perorangan. Dalam mengelola air, negara Islam menggunakan dana secara maksimal agar layak dikonsumsi oleh umat. 

Oleh karena itu Islam sudah mengatur sumber daya alam untuk dipergunakan dengan baik dan merata. Tidak diprivatisasi oleh satu orang saja, yang menjadikan kelas atas makin memperkaya diri. Tetapi dikelola oleh negara untuk fasilitas masyarakat secara gratis.

Wallahu'alam bishshwwab.


Oleh: Putri Cahyani
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar