Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konsultan Keluarga Ungkap Penyebab Seseorang Bunuh Diri

Topswara.com -- Konsultan Keluarga Sakinah, Ustazah Dedeh Wahidah Achmad mengungkapkan beberapa penyebab masalah seseorang melakukan bunuh diri.

"Pertama mereka salah dalam mengartikan kematian. Kematian itu dianggap sebagai solusi. Mereka menganggap bahwa kalau sudah mati mereka tidak akan menghadapi penderitaan, rasa sakitnya akan berakhir," ungkapnya dalam acara Mengatasi Keinginan Bvnvh Diri | Family Zone di kanal YouTube Supremacy, Senin (26/8/2024).

Ia mengutip perkataan Imam Ali r.a, fa inna al-yauma amalun wa laa hisaaba, wa ghadan hisaabun wa laa amala. 

"Bahwa yang namanya kematian itu justru bukan akhir dari segalanya hari ini, fa inna al-yauma hari ini yaitu yang dimaksud adalah kehidupan dunia, amalun tempat beramal ya Wa laa hisab dan itu bukan tempat pembalasan, bukan konsekuensi, bukan hasil, namanya di dunia ini ya namanya beramal kita dituntut untuk sungguh-sungguh, kita dituntut untuk penuh semangat, yakin ya terus melakukan upaya-upaya untuk meraih kebaikan, kesuksesan, solusi dari berbagai masalah," paparnya.

Jadi, bunuh diri itu, lanjutnya, bukan akhir dari penderitaan, justru awal dari pertanggungjawaban orang-orang yang melakukan bunuh diri. Dia akan mempertanggung jawabkan keputusannya itu nanti di akhirat. Sehingga perjalanan mereka sebenarnya masih panjang untuk berhadapan dengan pengadilan Allah kenapa dia melakukan bunuh diri tersebut. Dalam perkataan Iman Ali r.a, yaitu wa laa amala akhirat itu bukan untuk memperbaiki. Tidak ada kata penyesalan di situ, tidak ada perbaikan, sehingga memang akhirat itu adalah ujung dari segalanya. 

"Orang yang melakukan bunuh diri boleh jadi karena menganggap kematian itu adalah solusi, akhirat itu adalah penyelesaian dari segalanya," imbuhnya.

Kedua, orang yang melakukan bunuh diri karena salah dalam memahami hakikat dari kematian. Kematian dianggap sebagai akhir dari segalanya, padahal kematian itu adalah awal dari perhitungan. Kematian itu adalah gerbang dari hisabnya Allah.

Ketiga, orang yang melakukan atau bunuh diri karena sudah mentok, sudah tertutup dari solusi-solusi yang sebenarnya dekat dengannya. "Tetapi dia tidak memahaminya saking banyaknya masalah, saking beratnya tekanan atau mungkin banyaknya ancaman pada diri dia. Sehingga pelaku bunuh diri tidak mengetahui solusi yang real yang sebenarnya itu bisa menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi," urainya.

Keempat, menganggap bahwa kematian memang harus dijemput, kematian itu seolah-olah merupakan keputusan dirinya sendiri. "Padahal yang namanya kematian bukan untuk dijemput, bukan untuk ditantang, tetapi kematian itu harus dipersiapkan sehingga kita akan mampu menghadapi dari awal dari perhitungan itu dengan baik," terangnya.

Mencegah Bunuh diri

Ia menjelaskan solusi yang harus dilakukan dari kesalahan bunuh diri, supaya masyarakat mengambil pelajaran dari fenomena banyak kasus bunuh diri. Pertama, harus terus meyakinkan dalam diri bahwa yang namanya hidup itu memang ladang atau wilayah untuk beramal, untuk berupaya. 

"Jadi bukan hasil seperti tadi kata Imam Ali bahwa yang namanya hidup itu ya amalun wala hisaban hari ini ya kehidupan dunia ini anda beranak sehingga di situ mudah-mudahan kita akan terus semangat ya untuk beramal sekecil apapun, apalagi kalau dikaitkan bahwa hidup di dunia ini memang dalam rangka ibadah kepada Allah," tegasnya.

Kedua, harus dihujamkan pada diri, bahwa Allah tidak akan meninggalkan hambanya, Allah itu maha melihat, Allah maha menolong kepada hambaNya. Sekecil atau sebanyak apapun masalah yang dihadapi, Allah tidak akan meninggalkan hambaNya. Selama dekat denganNya, maka Allah akan memberikan pertolongannya, dan Allah pun tidak akan menyia-nyiakan upaya hambanya sekalipun mungkin upaya itu belum menunjukkan hasil.

Ketiga, seorang Muslim diperintahkan untuk berusaha. Jadi ketika bertemu dengan masalah, maka setiap orang wajib untuk mengetahui akar permasalahannya. Ibarat penyakit, itu kenapa, kemudian datanglah kepada yang tahu tentang penyakit itu yaitu dokter atau siapapun dia. Kalau kesulitan, kebingungan dalam kehidupan, kalau tentang hukum syarak datanglah kepada orang yang faqih di dalam masalah hukum. Kalau tentang mendidik anak, bagaimana datang kepada ahli parenting dan lain sebagainya.

"Ketika kita sudah tau akar masalahnya kemudian sudah dirumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan, maka tempuhlah kaidah sababiah yaitu apa kaidah kausalitas, dan prinsip seorang muslim berupaya semaksimal mungkin, Allah yang akan menentukan hasilnya," tambahnya.

Keempat, carilah orang-orang atau pihak-pihak yang akan senantiasa mengingatkan, memotivasi, menyadarkan memberikan nasihat kepada masyarakat. "Ketika kita salah, dan menjauhi siapapun yang akan yang melemahkan semangat kita, membingungkan kita menjauhkan kita dari petunjuk-petunjuk Allah," pungkasnya. []Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar