Topswara.com -- Co Founder Program Pelatihan Pola Pertolongan Allah (PPA) Ustaz Sonny Abi Kim, mengatakan, kesulitan bagian dari kehidupan tidak ada manusia yang tidak pernah merasakan kesulitan.
"Kesulitan bagian dari kehidupan tidak ada manusia yang tidak pernah merasakan kesulitan," ungkapnya dalam video berjudul Bagaimana Sikap Mental Saat Mengalami Kesulitan? Di kanal YouTube Sonny Abi Kim, Jumat (15/3/2024).
Ia menjelaskan, dalam Al-Qur'an itu memberikan kaidah penting agar ketika kesulitan itu hadir orang bisa mengolah rasa dan menata batin. Ayat yang ada dalam rangkaian surah al-Insyirah: fa inna ma'al usri yusra inna ma'al 'usri yusra' ini sebuah isyarat setelah kesulitan yang mungkin saat ini sedang dialami menyesatkan dada, akan hadir kemudahan.
"Kata para ulama ahli tafsir, ayat 5 dan ayat ke-6 dari surah al-insyirah ini seakan-akan pengulangan, padahal ini bukan sekadar pengulangan. Kalaupun yang kita tangkap hanya pengulangan itu pun sudah jadi kabar bahagia. Kenapa? Karena di antara makna dari pengulangan itu adalah penegasan, Allah yang menegaskan lewat dua ayat ini fa inna ma‘al-‘usri yusrâ, inna ma‘al-‘usri yusrâ, setelah kesulitan akan hadir kemudahan. Sekilas ini seperti pengulangan, dan pengulangan itu pun sudah jadi kabar bahagia," paparnya.
Sehingga, satu kesulitan itu beriringan minimal dengan dua kemudahan. Kalau mengeluh hidup sulit, ada banyak sekali kesulitan dalam hidup. Jaminan yakin bersama dengan itu berarti setidaknya ada 100 kemudahan, terkadang mata yang enggak melihat.
Muncul sebuah ungkapan yang sangat terkenal dari Umar bin Khattab tidak mungkin kesulitan itu mengalahkan kemudahan dua kali. Artinya setelah sulit harusnya mudah, bukan tetapi janji Allah setelah sulit adalah mudah. Kalau merasa kok beruntung permasalahan hidup sulit lagi, sulit lagi, maka, yakinlah itu satu paket kesulitan yang mungkin beragam bentuknya dan akan kemudahan dalam hidup setelahnya.
"Siapapun yang sedang merasa putus asa dalam hidupnya, merasa mungkin nasib hidupnya sulit, maka ingat ayat ini. Akan membuat kita tangguh dalam menghadapi persoalan. Bahkan kata sahabat mulia Abdullah bin Masud beliau adalah seorang ahli Al-Qur'an di kalangan para sahabat ketika membaca ayat ini kalimat beliau seandainya kesulitan itu masuk ke dalam sebuah batu maka pasti kemudahan akan ikut mengejar masuk ke dalam batu," imbuhnya.
Kemudian, ia melanjutkan penjelasan Qs. al-insyirah. "Di ayat selanjutnya ada sebuah kaidah agar kita tetap punya energi untuk menghadapi berbagai persoalan فَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙ ," terangnya.
Jika seseorang selesai dengan sebuah pekerjaan maka berdirilah, kembali lakukan kembali pekerjaan yang lain dan hendaklah kepada Rabbmu engkau hanya berharap.
"Ini dua ayat yang sangat mulia dan prinsip orang-orang yang beriman, di sana kita disyaratkan untuk terus bekerja, terus beramal, terus berkarya, kita mencoba mengerahkan segenap potensi kebaikan untuk kita karyakan, untuk kita wujudkan di alam nyata, untuk terus kita lakukan. Bagaimana sebuah amal itu perlu kita tuntaskan sampai finish, dan kalau sudah selesai maka lakukan amal yang lain ini menarik," paparnya.
Ia menjelaskan, orang beriman didorong untuk continuous dalam amal continuous improve فَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙ .
"Artinya kita dituntut untuk menuntaskan sebuah karya, jangan suka meninggalkan sesuatu yang belum selesai karena kata paru rusak itu berasal dari kata فَرَغۡتَ yang artinya kosong, artinya kalau kamu sudah kosong sudah selesai betul Tugasmu yang kemarin, maka فَانۡصَبۡۙ berdiri lagi tegak, hadir, menyambut Kembali penuh ketegaran," terangnya.
"Jadi makna pertama, menuntaskan setiap rencana kebaikan, jangan terbiasa membatalkan niat baik, jangan menghentikan karya sebelum sampai pada titik terakhirnya, kita diminta sampai فَرَغۡتَ sampai pada akhir, sampai pada titik akhir, artinya harus sampai tuntas dan setelah itu فَانۡصَبۡۙ berdiri lagi tegak kembali, jangan males-malesan, jangan merasa udah capek kemudian merasa cukup dengan capaian yang ada, tidak, selesai urusan berdiri lagi tegak kembali selesai sebuah karya siap menyebut perintah Allah yang berikutnya وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ dan hendaklah kepada Rabbmu engkau berharap," sambungnya.
Ia menjelaskan, ayat tersebut rangkaian dari ayat yang tadi. "Ini rangkaian tentang tema kesulitan dan kemudahan, Apapun yang terjadi dalam hidup kita, sesulit apapun tuntaskan karya itu, setelah itu sambut karya kedua karya ketiga dan seterusnya, semua itu kita lakukan untuk kemudian kita gantungkan harapan atas karya itu hanya kepada Allah, وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ hanya kepada Rabbmu, jangan pada yang lain, jangan berharap kepada manusia, jangan berharap kepada benda, jangan berharap kepada makhluk tetapi hanya kepada Rabbmu hendaklah engkau berharap," terangnya.
Sehingga, itu akan membuat nyaman, akan membuat enggak mudah jatuh di tengah jalan, itu akan membuat terus punya energi untuk bergerak, tidak lelah menunggu ucapan terima kasih dari makhluk, karena hanya kepada Allah kita boleh berharap, jadi berharaplah kepada Allah lakukan sekuat tenaga jangan pernah berhenti kalau lelah berhenti sebentar, tetapi jalan lagi karena fitrahnya hidup itu memang lelah.
"Kalau orang-orang yang dermawan untuk kebaikan lelah maka orang-orang yang menghamburkan hartanya untuk kemaksiatan untuk keburukan juga Lelah, kalau kita penat, Kalau kita sakit orang-orang zalim juga sakit orang-orang zalim juga penat maksiat juga capek Bedanya apa kita punya harapan kepada Allah maka dengan mental ini kita akan terus recharge energi kita karena semua kelelahan kepada Allah kita berharap mudah-mudahan energi ini bisa terus kita ucapkan dalam diri kita bisa mengolah rasa menata batin dalam setiap kesulitan yang kita hadapi," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar