Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Di Balik Toleransi dan Moderasi

Topswara.com -- Sebagai muslim, tentu sepakat bahwa perdamaian, kerukunan, dan toleransi antar umat beragama harus terus dirawat dan diperhatikan. Oleh karena itu, apa yang bisa merusak potensi harus dijauhkan. Namun, memaksakan sikap beragama secara moderat kepada kaum muslim bukan solusi untuk mengembangkan moderasi beragama. 

Dilansir oleh media online CNN Indonesia, Rabu (4/9), Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus menyampaikan pidato tentang perdamaian saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka. Dalam pidatonya tersebut, Paus Fransiskus membahas tentang toleransi masyarakat Indonesia di tengah keberagaman agama, Ia pun mendoakan agar masyarakat di sini tetap hidup rukun. 

Selama di Indonesia, Pemimpin Gereja Katolik dunia ini melakukan banyak serangkaian agenda. Diantaranya pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, para pejabat, dan diplomat, anggota serikat Jesuit, tokoh agama kristen, tokoh antar agama, dan umat katolik dalam acara misa akbar di Gelora Bung Karno. 

Namun, ada beberapa catatan kritis di balik kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Pertama, polemik azan, dan kekalahan umat Islam.

Toleransi beragama diharapkan bisa menciptakan persatuan. Jalan moderat yang diambil di gadang-gadang akan bisa menciptakan perdamaian. Benarkah demikian? Nyatanya justru menyeret umat pada perpecahan, karena toleransi dalam bingkai moderasi layaknya sekadar persepsi persatuan saja. 

Toleransi dinarasikan agar bisa memasukkan nilai-nilai barat yaitu kapitalisme sekuler. Pemisahan agama dari kehidupan, sebagai landasannya. Sebaliknya radikal adalah paham keagamaan yang diletakkan pada kelompok-kelompok Islam yang menolak keras sekularisme Barat.

Oleh karena itu, toleransi harus dipandang dalam perspektif politik global bukan sekadar perspektif politik lokal Indonesia saja. Karena, pada faktanya toleransi beragama merupakan bagian dari strategi politik luar negeri dari barat, khususnya Amerika dan sekutunya. Inilah alasan mengapa kita harus waspada terhadap misi moderasi dan toleransi agama yang dibawa Paus kali ini. 

Moderasi dan toleransi agama digunakan juga untuk menghalangi kembalinya umat Islam ke dalam agama secara murni dan melaksanakan ajaran syariat Islam secara kaffah. Inilah cara-cara mereka yang berusaha untuk mempertahankan sistem kapitalis sekuler di negeri-negeri muslim, agar mereka tetap bisa menjajah negara-negara lainnya dan dapat mengeksploitasi sumber kekayaan negeri-negeri Islam. 

Seolah penerapan syariat Islam adalah sebuah ancaman bagi para pembenci Islam. Umat Islam sering dituding intoleran sehingga mengharuskan adanya moderasi dan toleransi beragama. 

Padahal, faktanya terorisme melalui imperialisme di dunia, justru secara riil dilakukan oleh negara-negara penjajah yang mengusung ideologis kapitalisme, sekularisme, dan komunisme.

Tetapi sifat orang yang mengambil Islam secara sempurna hanyalah pemetaan yang didasarkan pada ciri ide moderat itu. Namun, bisa dikatakan moderat jika bisa berkompromi dengan barat dan mau terbuka menerima ide dari luar. Jika tidak bisa berkompromi, terbuka dan mempromosikan Islam moderat ala Barat, disebut ektrimis atau radikal fundamentalis.

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw., untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, dan hubungan manusia dengan sesamanya. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna tidak perlu tambahan dari manapun dan siapapun termasuk intervensi dari pihak-pihak lain. Terlebih narasi-narasi sumbang atas nama membangun kehidupan yang harmonis dan toleran di tengah kemajemukan. 

Ideologi Islam sebagai pegangan kaum muslim maka harus waspada terhadap strategi barat. Karena akan menjauhkan umat dari Ideologis Islam. Islam diturunkan oleh Allah SWT beserta aturan untuk mengatur kehidupan manusia yaitu dari bangun tidur sampai bangun negara. 

Kesempurnaan Islam yang tidak lagi membutuhkan agama atau ajaran lain telah ditegaskan oleh Allah Swt. dalam surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya: "Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah aku ridai Islam untuk menjadi agama kalian."

Maka, kaum muslim yang mendapat petunjuk jiwa dan hatinya pada kebenaran Islam, akan terus berjuang melawan berbagai stigma negatif yang muncul. Termasuk ide moderasi beragama. 

Para muslim kaffah yang telah memahami tujuan hidup di dunia. Namun, dalam rangka beribadah kepada Allah dan segala amal perbuatannya harus dipertanggungjawabkan, akan membuat seorang muslim tidak akan pernah terseret oleh arus moderasi beragama dalam bungkus apapun.

Berdasarkan firman Allah yang menyatakan bahwa Islam sudah sempurna maka umat Islam harus menolak dan melawan ide juga misi moderasi agama. Karena ia bukan berasal dari Islam. Hal ini bisa merusak kesucian dan kemurnian Islam serta merusak pemikiran kaum muslim. 

Agar selalu terikat dengan syariat Allah, umat Islam harus terus disadarkan akan kewajibanya. Karena, syariat Allah adalah standarisasi perbuatan seorang muslim dan keimanan adalah wujud dari bentuk ketaatan dan kepatuhan serta penerapan sepenuhnya terhadap syariat Islam. 

Wallahu'alam bissawab.


Oleh: Aas K
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar