Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dampak Moderasi Beragama

Topswara.com -- Agama Islam merupakan satu-satunya agama yang di ridhai Allah SWT, begitulah kita sebagai orang tua muslim mengajarkan anak-anak kita tentang arti agama bagi kehidupan kita, nilai-nilai agama di tanamkan sejak mereka lahir, sampai akhirnya anak-anak kita masuk usia sekolah. 

Namun bagaimana jika nilai-nilai agama yang kita tanamkan ternyata di susupi oleh pengenalan tentang moderasi beragama? 

Seperti yang di lansir oleh kompas.com (11/09/2024) bahwa Ibu Negara Iriani Jokowi sosialisasikan moderasi beragama sejak dini di Balikpapan, 11/09/2024. Dalam kegiatan ini Iriana di dampingi oleh wury ma'aruf Amin dan organisasi aksi solidaritas era kabinet Indonesia maju (OASE-KIM). 

Sosialisasi tentang moderasi sejak dini di madrasah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama pada anak-anak. 

Program tersebut di fokuskan pada pengembangan sikap toleransi, saling menghargai perbedaan dan pemahaman yang mendalam tentang Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. 

Dengan menggabungkan konsep moderasi beragama kedalam mata pelajaran seperti, pendidikan agama Islam, pancasila, dan kewarganegaraan. 

Pengembangan karakter melalui kegiatan keagamaan, siswa diajak untuk mempraktekkan sikap toleran, menghargai perbedaan pendapat, dan menghormati keragaman. Juga adanya dialog lintas agama. 

Kata moderasi beragama berarti cara pandang dan perilaku dalam hal keyakinan, dan itu seharusnya tumbuh dari kesadaran diri akan kebutuhan nya terhadap agama atau naluri tadayun, dan ini ada dalam diri setiap manusia, karena naluri tersebut di ciptakan oleh Allah SWT. 

Namun yang menjadi permasalahan sesungguhnya adalah kondisi anak dan remaja saat ini, fakta problem remaja termasuk pelajar adalah berupa dekadensi moral remaja yang makin parah, sebut saja perundungan, seks bebas, aborsi narkoba, kriminalitas dan lain-lain.

Namun pemerintah menyolusi dengan pengarusan moderasi beragama yang tidak berhubungan dengan persoalan generasi. Yang menjadi masalah utama generasi muda, mereka kehilangan idealisme sebagai seorang hamba yang diciptakan, moral mereka rusak, mental mereka lemah, dan tentunya ada penyebabnya yang harus di selesaikan hingga ke akarnya, bukan menambah masalah baru dengan adanya menyusupkan ide moderasi beragama kedalam kurikulum pendidikan. 

Moderasi beragama di dalam institusi pendidikan pada dasarnya di tujukan untuk menangkal radikalisme dikalangan pelajar, yang di pandang sebagai musuh ideologi sekularisme, agar generasi memiliki profil moderat dalam beragama yang justru menjauhkan profil keperibadian IsIam. 

Sangat wajar ketika berada dalam sistem rusak dan merusak, sistem kapitalisme sekularisme merupakan sistem hidup yang berasaskan manfaat, tidak memikirkan masa depan generasi muda sebagai tonggak peradaban.

Nampak bahwa yang menjadi kekhawatiran negara itu bukan kerusakan moral remaja, tetapi ancaman kebangkitan Islam. Umat IsIam saat ini terus memperlihatkan geliat kebangkitannya di seluruh dunia. Dan mereka orang-orang kafir percaya bahwa kebangkitan umat muslim dan kemenangan IsIam itu ada dan dekat, menurut hasil penelitian ilmiah mereka. 

Moderasi beragama adalah proyek Barat, kafir Barat tidak ridha melihat kebangkitan IsIam, yang di maknai kita harus menerima pemikiran liberal, seperti hak asasi manusia, pluralisme dan lain-lain. 

Pelajar seharusnya menjadi duta IsIam, yang bisa memperkenalkan IsIam kaffah kepada seluruh dunia, dan identitas Islam sebagai satu-satunya agama yang di ridhai Allah SWT. Juga mengambil IsIam yang murni, tidak bercampur dengan pemikiran barat. 

Profil generasi muslim yang produktif, tangguh, seperti halnya para sahabat yang berhasil menjadi penakluk peradaban dunia, sebut saja Salahudin Al Ayyubi, Muhamad Al Fatih tercatat dalam sejarah dunia. Dan itu semua hanya mampu di cetak oleh negara Islam yaitu khilafah.

Negara akan menjaga dan mengupgrade kualitas remaja dengan ideologi Islam, mereka diberikan pendidikan akidah yang kokoh, di tanamkan rasa khauf dan roja' juga ketakwaan yang sepenuhnya, sehingga menjadi pribadi yang bersyaksiah Islam yang tinggi. 

Menghidupkan tradisi dakwah, dan lain-lain. Sehingga terwujud generasi haritsan aaminan lil Islam atau penjaga Islam yang terpercaya. 

Wallahualam bishawab.


Oleh: Ade Siti Rohmah 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar