Topswara.com -- Menanggapi opini marriage is scary di tengah masyarakat terutama dikalangan generasi Z, Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dede Wahidah Achmad membeberkan beberapa tips menghindarinya.
"Pertama, menikah adalah salah satu wasilah untuk mendapatkan pertolongan dari Allah," ungkapnya dalam video Bahaya Opini Marriage Is Scary | Family Zone, di kanal YouTube Supremacy, Senin (23/9/2024).
Ia mengutip hadis rasulullah shallallahu alaihi wasallam terkait pernikahan ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ تَعَالَى عَوْنُهُمْ : الْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَ الْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْعَفَافَ
“Ada tiga golongan, Allah mewajibkan atas Dzatnya untuk membantunya: (yaitu) Orang yang berjihad di jalan Allah, orang yang menikah untuk menjaga kehormatan diri dan budak yang berusaha membeli dirinya sendiri hingga menjadi orang merdeka “. [HR. Ahmad & at-Tirmidzi]
"Jadi pemikiran ini yang harus dibenamkan dalam diri kita termasuk anak-anak kita termasuk generasi Muslim bahwa menikah di dalam Islam adalah ibadah," jelasnya.
Ia menjelaskan, mesti diluruskan juga bahwa yang namanya menikah itu bukan melulu bahagia, walaupun itu adalah harapan setiap orang, juga sakinah mawadah warohmah. Tetapi pernikahan itu adalah bagian dari kehidupan, yang namanya hidup tidak lepas dari dua perkara. Bahagia dan sedih akan bergantian, sulit dan mudah akan bergantian, naik dan turun, menyenangkan mengecewakan itu adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan.
Kedua, banyaknya informasi tentang pernikahan yang menakutkan maka sebagai seorang Muslim kita harus mencari informasi yang sesungguhnya terkait pernikahan yang sakinah mawadah warahmah.
"Banyaknya informasi tentang pernikahan yang menakutkan, kita harus berani untuk speak up. Kita harus berani meng-counter, harus punya keseimbangan di dalam informasi. Ketika kita membaca informasi yang negatif, cari ada tidak informasi yang positif, ada tidak gambaran pernikahan yang sakinah mawadah warohmah? Baik di dalam sejarah bagaimana gambaran kehidupan keluarga para rasul, para sahabat, para ulama atau aktivis Islam yang sekarang kaya. Dalam pelajaran bahwa di dalam pernikahannya itu berupaya untuk sakinah mawadah warohmah dan menjauhkan ya gambaran marry scary bukan gambaran yang menakutkan," jelasnya.
Ketiga, terkait media yang kapitalistik. Karena ini masalahnya media maka diupayakan bagaimana supaya media yang sekarang itu bukan media yang kapitalistik, tetapi media yang ideologi, media yang memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan umat. Bukan hanya mengejar rating, bukan hanya mengejar viral, sehingga menghasilkan uang yang banyak. Tetapi dia punya tanggung jawab bagaimana supaya umat, supaya rakyat di negeri ini tahu tentang kebenaran, dan terdorong untuk melaksanakan kebenaran. Apalagi kalau kemudian dengan membaca media itu semangat untuk memperjuangkan kebenaran itu memperjuangkan Islam.
Keempat, terkait sistem kehidupan. Karena terkait dengan sistem kehidupan yang sekularisme, yang jauh dari ajaran Islam. Maka tidak mungkin informasi itu akan terjamin kebenarannya selama yang menjadi landasan kehidupan sekularisme. Karena itu harus ada upaya bagaimana mindset, bagaimana standar kehidupan yang ada pada umat Islam senantiasa menstandarisasi dengan keimanan akidah Islam.
"Dan kemudian dibimbing oleh syariah Islam, aturan-aturan Islam termasuk di dalam berkeluarga di dalam mengkonsumsi berita-berita di dalam media sehingga kita punya kebijaksanaan di dalam menilai berita tidak terbawa tidak terpengaruh oleh media yang tidak bisa dipertanggung jawabkan," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar