Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Begini Syarat Perjumpaan di Akhirat

Topswara.com -- Founder Syameela beberkan syarat perjumpaan keluarga di akhirat.

"Setiap pertemuan itu selalu ada syarat. Kalaulah kita berjumpa dengan club kesayangan kita, disitu juga ada sebuah syarat. Pertemuan dengan sebuah keluarga pun ada sebuah syarat yang harus kita perhatikan. Dalam keluarga, kita sudah dijelaskan oleh Allah SWT di dalam surat Al Ghafir, bahwa kita akan berjumpa di akhirat," ungkapnya di channel YouTube Oemar Mita Syameela, Video Kajian Pendek: Menggapai Perjumpaan Indah di Akhirat, Kamis (12/09/2024).

Maka, ia menekankan keharusan untuk memenuhi syarat tersebut supaya individu Muslim mendapatkan kelayakan di dalam berjumpa keluarganya.

"Syaratnya itu ada di sebuah kalimat wa man salaha. Jadi Allah tidak hanya menyebutkan min abaihim waazwajihim wadzuriyatihim. Tetapi Allah menyebutkan wa Man salaha sebelum menyebutkan orang tua, pasangan dan anak. Salaha itu artinya orang yang salih," terang Ustaz Oemar.

Orang salih tersebut menurutnya didapatkan dari keluarga mereka, dari para bapak atau orang tua mereka, pasangan mereka dan keturunan-keturunan mereka.

Founder Syameela Ustaz Oemar Mita menilai pertemuan keluarga di akhirat nanti bukan sekedar keluarga yang bertemu dalam urusan nasab. Tetapi ada sebuah kalimat yang Allah SWT sampaikan pada doanya malaikat tersebut. Wa man salaha min abaihim yaitu kalangan orang-orang yang salih dari keluarga mereka.

"Berarti akhirnya kesalihan itu harus kita berikan di dalam kehidupan keluarga kita. Dengan kita saling mengingatkan, dengan kita saling menasehati di dalam kita mengajak keluarga kita menuju kepada perkara yang Allah cintai dan Allah ridhai," tegasnya.

Artinya, ia melanjutkan, harus ada sebuah kerja aktif untuk menghadirkan kepada kesalihan keluarga individu Muslim.

"Ada sebuah dialog antara seorang Syaikh di televisi nasional di Saudi dengan seorang penanya, seorang ibu. Ibu itu berkata kepada syaikhnya di ruang studio televisinya. Beliau sang ibu bertanya dari rumahnya. 'Syaikh, saya itu sayang sama anak saya. Tetapi terkadang kalau subuh, saya itu tidak tega membangunkan anak saya dan anak saya sering sekali tidak shalat subuh tepat waktu. Apa saran yang Syaikh berikan kepada saya sebagai seorang ibu ketika mendapati kondisi anak saya semacam ini?'" katanya.

Ia meminta jamaahnya memperhatikan jawaban Syaikh yang akan ia ceritakan.

"'Ibu, kalau ibu dapati rumah ibu terbakar lalu api sudah mulai merambah ke kamar anak ibu. Kira-kira ibu akan membiarkan anaknya terbakar dengan kamar yang terbakar atau ibu akan berusaha membangunkan semaksimal mungkin, supaya anak bangun dan terselamatkan dari kobaran api yang menyala-nyala?' jawaban syaikhnya. Ibu itu langsung menjerit dan berkata, 'Yo pasti saya bangunkan Syaikh. Enggak mungkin saya biarkan anak saya terbakar di dalam rumah yang terbakar,' spontan ibunya menjawab. 'Sama,' kata Syaikhnya, dengan begitu lembut beliau berkata, 'sebagaimana usaha ibu menyelamatkan anak ibu dari kobaran api yang membakar rumah ibu, sebagaimana itu pula sebenarnya usaha ibu untuk menyelamatkan anak ibu dari jilatan api neraka.' Ibunya langsung terdiam," ceritanya. 

Dari cerita yang ia kisahkan, ia menegaskan bahwa jawaban Syaikh tersebut bahasanya sederhana tetapi ngena banget.

Ia menjelaskan juga, ketika wa man salaha nya tidak dihadirkan. Kesalihan nya tidak diikhtiarkan, justru akan menjauhkan pertemuan dan perjumpaan indah di akhirat.

"Kita ini orang tua lemah, kalau kita ini orang tua lemah, titipkan mereka sama Allah SWT. Kalau kita ini orang tua rapuh yang sering sekali terkadang masih penuh dengan dosa dan maksiat. Nitiplah sama penjagaan para malaikat," pungkasnya.[] Heni
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar