Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Banyak Anak Tidak Mendapatkan Rasa Aman dan Nyaman Meski Bersama Orang Tua

Topswara.com -- Merespons banyaknya anak yang mendapatkan kekerasan terutama pada orang terdekat, Pakar Parenting Islam Ustaz Iwan Januar mengatakan, hari ini anak-anak banyak yang tidak mendapatkan rasa aman dan nyaman di rumah sendiri, bahkan ketika bersama orang tua.

"Hari ini justru anak-anak Indonesia banyak yang tidak mendapatkan rasa aman dan nyaman di rumah sendiri, bahkan ketika bersama orang tuanya," . dalam acara Anak Harus Aman & Nyaman Di Rumah di kanal YouTube Cinta Qur’an Foundation, Rabu (4/9/2024).

Ia menjelaskan, anak adalah sosok yang lemah, yang butuh banyak perlindungan, butuh bantuan orang dewasa terutama orang tuanya, tetapi justru hari ini mereka sering menjadi korban ketidakmanan dan ketidaknyamanan, termasuk di rumah mereka sendiri.

Lebih lanjut Iwan menerangkan, bahwa secara mental, anak-anak adalah sosok yang mentalnya lemah karena dia masih fase pembentukan/ pembangunan karakter. Sehingga apa yang didapat ketika dia kecil itu akan berdampak dan membentuk karakternya sampai dia dewasa. Jadi tidak heran ada anak yang bunuh diri karena dibully oleh temannya. Karena memang ketika dibully, dia jatuh mentalnya. 

"Dan yang lebih celaka ketika dia sudah mentalnya jatuh, di rumah dia enggak mendapat rasa aman dan nyaman. Seandainya ada anak yang di bully di sekolah ya tetapi ketika dia pulang ibunya bisa memberikan rasa aman, bapaknya juga bisa memberikan rasa aman dan nyaman, dia masih bisa kuat, masih bisa bertahan, paling dia minta pindah sekolah gitu kan," ungkapnya.

Namun hari ini, rasa aman dan nyaman itu amat mahal sekali didapatkan oleh anak. Ia mengungkapkan, Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Indonesia pada tahun 2023 melaporkan ada 252 kasus kekerasan pada anak, baik itu kekerasan verbal seperti dicaci maki, dihina-hina, juga kekerasan fisik misalnya dipukul. Juga tidak sedikit anak-anak yang mengalami kekerasan seksual.

"Sampai pelakunya itu adalah bapaknya. Ada bapak yang sampai mohon maaf ya mencabuli anak kandungnya yang gadis. Termasuk ada ibu juga yang sampai membuat konten video porno dengan korban itu adalah anaknya kemudian dia jual," cetusnya.

Nabi Penyayang Anak

Ia menjelaskan, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam adalah sosok yang kuat namun juga penyayang anak-anak.

"Nabi itu kurang kuat bagaimana? Kalau perang itu beliau di barisan paling depan, beliau sampai terluka pernah ketika perang Uhud. Tapi nabi itu sosok yang paling penyayang. Sosok yang paling lemah lembut kepada keluarganya termasuk tanda anak-anak. Termasuk pada cucu-cucu termasuk kepada sahabat-sahabat yang masih anak-anak. Beliau sangat orang penyayang, beliau sangat lembut sekali kepada mereka jadi kalau mengatakan biar anak saya kuat rasa strong, bukan dengan cara menghapus kasih sayang," paparnya.

Dengan anak mendapatkan kasih sayang, lanjutnya justru membuat menjadi kuat. Justru adanya kasih sayang yang diberikan itu menjadi pengisi tangka, pengisi botol hidup anak-anak. Mereka bisa sampai sekarang kuat salah satunya, karena faktor kasih sayang. 

Ia menganjurkan agar para bapak dan ibu harus memperhatikan hak anaknya. "Jangan lupa anak punya hak yang wajib ditunaikan. Hak tentu nafkah lahirnya, kita para bapak ada kewajiban memberikan dia makanan cukup yang bergizi, pakaian, tempat tinggal yang juga nyaman seperti itu agar kemudian anak merasakan aman dan nyaman," ungkapnya. 

Ia mengingatkan, yang harus diperhatikan orang tua adalah ketika marah pada anak. "Ketika kita marah pada anak harus ingat satu kalau anak-anak itu apalagi yang mereka ini belum balig, Allah belum menghisap mereka nah ini perlu kita ingat, sampaikan ada tiga golongan yang tidak akan dihisap oleh Allah ada tiga golongan yang Allah angkat dulu pena, Allah angkat dulu hisab dari mereka, siapa di antaranya nabi katakan anak-anak sampai diam impi basah, sampai dia puber sampai dia baligh maka anak-anak selama dia belum balik dia belum puber yang perempuan haid belum punya dosa," ungkapnya.

"Maka kalau orang tua sudah sering marah, apalagi ketika marah itu marah yang sangat besar, hilang sudah rasa aman dan nyaman pada anak-anak kita di rumah dan jangan salah nanti ketika dia kemudian memilih untuk mencari tempat lain yang menurut dia aman dan nyaman, dibandingkan dengan rumahnya," tambahnya.

Ia mengingatkan pentingnya orang tua untuk senantiasa meningkatkan core kompetensi kita meningkatkan life skill sebagai orang tua dalam memberikan rasa aman dan nyaman.

"Kita sebagai orang tua ada kewajiban untuk mengupgrade diri kita nggak bisa hidup ini begini-begini saja, enggak bisa mendidik anak itu dengan cara klasik, tantangan dan juga ujian yang Allah berikan kepada kita sebagai manusia itu khususnya sebagai bapak dan ibu itu akan selalu ada dan akan berbeda, disitulah maka pentingnya mengupgrade diri," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar