Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Aborasi Marak Akibat Sistem Kapitalisme Sekularisme

Topswara.com -- Sepasang kekasih berinisial DZK (23) dan RR (28) ditangkap polisi karena melakukan aborsi di Pegadungan Kalideres. Diketahui bahwa kandungan telah berusia 8 bulan. 

Kapolsek Kalideres Kompol Abdul Jannah mengungkapkan saat wawancara pada Jumat (30/8/2024), bahwa tersangka hamil sejak bulan Januari yang akhirnya sepakat dengan pacarnya untuk menggugurkan kandungan (kompas.com, 30/8/2024).

Menurut smakaquinasruteng.sch.id jumlah kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta kasus dan 1,5 juta diantaranya dilakukan oleh remaja. Pelaku aborsi rata-rata berusia 20 tahun atau lebih. Wilayah sebaran aborsi lebih tinggi di kabupaten (60 persen) dibandingkan di kota (30 persen).

Jumlah kasus yang sangat fantastis menjadi tanda negara ini sedang bermasalah terhadap remaja. Maraknya perzinahan dan pergaulan bebas memerlukan penanganan serius dari negara di setiap lini kehidupan masyarakat. 

Pergaulan Bebas Berdampak pada Maraknya Aborsi 

Saat ini pergaulan remaja dan orang-orang dewasa sangat bebas dan tidak ada batasan, masyarakat tidak tidak menerapkan pemisahan kehidupan antara laki-laki dan perempuan bahkan mereka tidak paham mengenai hal ini. 

Ketidakpahaman dan tidak diterapkannya syariah Islam maka akan menimbulkan berbagai problematika, salah satu masalah yang timbul akibat pergaulan bebas adalah aborsi. 

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya kasus aborsi, diantaranya adalah rusaknya tata pergaulan, gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak generasi berakhlak mulia, kebijakan negara yang memfasilitasi pergaulan bebas, sistem sanksi yang tak menjerakan, juga maraknya tayangan yang menjerumuskan. Semua itu adalah buah dari penerapan sistem sekuarisme kapitalisme dalam kehidupan. 

Bebasnya pergaulan remaja hari ini didukung oleh lingkungan, negara, dan bahkan orang tua. Banyak orang tua yang mendorong anak-anaknya untuk segera memiliki pacar. Jika di usia tertentu belum memiliki pacar maka akan mendapatkan cap tidak laku oleh lingkungan. 

Padahal usia muda mereka bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat terhadap agama, keluarga dan lingkungan.

Maraknya kasus aborsi juga menunjukkan gagalnya sistem pendidikan saat ini untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia. Pendidikan saat ini hanya berfokus agar siswanya menghasilkan suatu produk atau dapat bekerja setelah lulus sekolah. 

Hal ini didukung juga oleh negara yang memfasilitasi pergaulan bebas, salah satunya membiarkan klub-klub malam buka. Padahal negara mampu untuk menutupnya. 

Selain memfasilitasi pergaulan bebas negara pun tidak dapat memberikan hukuman yang memberikan efek jera terhadap pelaku perzinahan dan aborsi. Hal ini ditambah juga begitu banyak tayangan-tayangan yang menjerumuskan. Semua itu adalah buah dari penerapan sistem sekularisme kapitalisme dalam kehidupan manusia. 

Islam Memberikan Solusi terhadap Kasus Aborsi

Islam mengharamkan pergaulan bebas atau zina dan aborsi. Negara yang menetap Islam akan menutup semua celah melalui berbagai aspek kehidupan masyarakat diantaranya penerapan sistem pergaulan Islam, menerapkan kurikulum yang berbasis akidah Islam, memberikan sanksi yang menjeratkan, juga menata media agar menginformasikan kebaikan dan ketakwaan pada Allah subhanahu wa ta'ala.

Mekanisme tersebut akan saling terkait dan mampu menciptakan benteng yang kuat hingga generasi akan terjaga dan terlindungi. Suasana keimanan yang senantiasa dimunculkan akan mencegah adanya dorongan perilaku bebas dan bablas. Begitulah luar biasanya Islam saat diterapkan dalam kehidupan. []


Oleh: Leli Ferlina, S.Pd, PMTQ
(Guru Diniyah dan Aktivis Dakwah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar