Topswara.com -- Anak muda biasanya identik dengan pribadi enerjik dan semangat yang membara. Jiwa petualangnya pun cukup tinggi untuk mengenal misteri kehidupan dunia. Di samping itu, rasa ingin tahu yang besar membuatnya penasaran dengan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Sifat anak muda yang demikian akan membuatnya tangguh dan pantang menyerah. Mental yang kuat tersebut juga akan membentuknya menjadi pribadi yang tak mudah kalah. Dengan begitu, dirinya akan mampu bersaing secara sehat tanpa keluh kesah. Alhasil, hal itu membuat semangat juangnya tak mudah patah.
Namun, semangat tersebut menciut ketika generasi muda dihadapkan dengan sulitnya mencari pekerjaan. Kondisi itulah yang membuat anak muda negeri ini merasa tak mampu bertahan hingga memunculkan rasa tertekan yang mendalam. Alhasil, mereka terbelenggu di ruang keputusasaan yang membuatnya pasrah dengan keadaan.
Hal itu terdeteksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menjelaskan fenomena mengkhawatirkan pada diri anak muda. Data yang disampaikan itu menyatakan bahwa ratusan pemuda usia produktif mudah putus asa alias mudah menyerah saat mencari kerja.
Kondisi di atas menggambarkan betapa susahnya mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya kuota yang tersedia bagi tenaga muda. Hal itu dirasakan oleh mereka-mereka yang baru mengenal dunia kerja karena belum ada pengalaman apa-apa.
BPS juga menjelaskan bahwa jumlah generasi muda yang didera oleh rasa putus asa dalam mencari pekerjaan terus meningkat hingga saat ini. Hal itu bisa dilihat dari data BPS per Februari 2024 yang menjelaskan bahwa 369,5 ribu anak muda berusia 15–29 tahun mengalami hopeless of job.
Hal itu membuat berbagai kalangan merasa khawatir karena kaum muda dianggap sebagai garda terdepan pertumbuhan ekonomi yang memiliki kreativitas yang tinggi. (PR Garut, 11-8-2024)
Masalah Serius
Apa yang dialami oleh anak muda negeri ini tentu tidak boleh diabaikan. Hal itu merupakan masalah serius yang harus segera mendapatkan penanganan. Sebab, masalah yang dihadapi oleh generasi muda bukan sekadar sulitnya mendapatkan pekerjaan. Lebih dari itu, ada persoalan lain yang nantinya akan menghambatnya di masa mendatang.
Adanya tekanan dan ketatnya persaingan di tengah-tengah kehidupan ternyata memengaruhi mental generasi muda. Kenyataan tersebut memang bukan isapan jempol belaka. Hal itu bisa dilihat dari berbagai kasus yang melandanya.
Betapa banyak kasus remaja yang frustasi lalu bunuh diri hanya karena putus cinta. Ada juga anak muda yang terjerat permainan judi online dengan harapan cepat kaya. Semua itu menjadi benang kusut yang membelenggu ruang gerak generasi muda yang harus segera dicari solusinya.
Mandulnya Peran Negara
Sulitnya para tenaga muda dalam mencari pekerjaan tentu tidak bisa dilepaskan dari kebijakan yang diterapkan oleh negara. Hal itu bisa dilihat dari perannya yang tak mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda.
Parahnya lagi, negara juga tidak sanggup memberikan jalan keluar terbaik bagi rakyatnya. Intinya, negara tak bisa memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Kondisi negara yang demikian tentu tak bisa dilepaskan dari cengkeraman sistem yang masih digunakannya. Negara di sistem ini cenderung lepas tangan dari kepengurusannya.
Di sini, rakyat dibiarkan berjuang sendiri di tengah-tengah berbagai permasalahan hidup yang menderanya.
Mahalnya biaya pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan bahan pokok makin mencekik rakyat tanpa bisa berbuat apa-apa. Semua itu menjadi kenyataan pahit yang mau tidak mau harus diterima.
Islam Solusi Masalah Ketenagakerjaan
Semua hal di atas tentu tidak akan terjadi ketika Islam dijadikan panduan. Sebab di dalam Islam, semua kebutuhan rakyat terpenuhi dengan sempurna dan penuh perhitungan. Negara sadar betul, bahwa kesejahteraan rakyat ada di tangannya. Oleh karena itu, seorang imam atau Khalifah akan memberikan pelayanan terbaiknya dan sesuai dengan aturan agama.
Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang artinya:
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).
Peran terbaik akan ditunjukkan oleh negara dengan penyediaan lapangan pekerjaan tanpa birokrasi yang berbelit-belit bagi lelaki sebagai pencari nafkah utama bagi keluarga. Selain itu, pembinaan akan dilakukan bagi para lelaki yang belum memiliki ketrampilan dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar mereka nantinya memiliki ilmu ketika mencari kerja.
Sedangkan bagi laki-laki yang ingin berwirausaha tetapi tidak memiliki modal, maka negara akan memberikan bantuan berupa uang tanpa riba. Dengan demikian, tidak akan lagi alasan bagi mereka untuk putus asa karena negara telah memberikan berbagai kemudahan bagi rakyatnya
Semua fasilitas yang diberikan oleh negara kepada rakyatnya menjadi sebuah gambaran nyata di masa lalu ketika seluruh aturan Islam diterapkan. Fasilitas tersebut merupakan hasil dari kas keuangan negara yang didapatkan dari berbagai sumber yang salah satunya berasal dari sumber daya alam yang tersedia.
Kekayaan alam yang tersedia akan dikelola oleh negara dan dikembalikan kepada rakyatnya sesuai dengan peruntukannya. Dengan begitu, negara telah berperan dengan sebaik-baiknya sebagai pengurus kepentingan rakyatnya.
Sayangnya, gambaran negara tersebut hanya akan terwujud ketika sistem Islam diterapkan. Sebab, hal itu merupakan syarat utama untuk bisa mewujudkan sempurnanya seluruh kebijakan yaitu dengan hadirnya sebuah institusi bernama Daulah Islam. Tanpanya semua permasalahan kehidupan tidak akan bisa terselesaikan termasuk sulitnya mencari lapangan pekerjaan.
Oleh karena menjadi kewajiban bagi seluruh kaum muslim untuk memperjuangkan tegaknya Islam agar kesejahteraan yang didambakan bukan hanya sebatas angan-angan.
Wallahu a'lam bish-shawwab.
Oleh Sumiatin
Aktivis Muslimah
0 Komentar